#Twentythree

604 46 8
                                    

"Jiho ya...!!" Seseorang memanggil sambil melambai ke arahnya saat itupun dia langsung berbalik menuju ruangannya kembali padahal dia baru saja ingin masuk ke dalam kafetaria untuk memesan kopi karena dia lumayan mengantuk.

Terdengar langkah kaki orang itu semakin dekat di belakangnya.

"Ya, Kim Jiho...! Kamu itu kenapa, sih?" Sungut Brian setelah mereka sudah berjalan sejajar.

"Nggak kenapa-kenapa. Lagi malas aja ketemu kamu."
"Wah, jujur banget sih... ternyata sakit juga ya denger langsung kayak gini." Jiho hanya tersenyum.

"Aku dengar pertunangan kamu ditunda?" Jiho mengangkat kedua alisnya. Darimana lelaki ini tau?

"Kamu pasti bertanya darimana aku tau, kan? Seluruh rumah sakit ini juga sudah tau, Kim Jiho. Kabar anak dari direktur rumah sakit tidak mungkin tidak cepat tersebar."

"Aku baru tau kalo oppa tukang gosip juga..." Brian hanya mengangkat kedua bahunya tanda tidak peduli dibilang tukang gosip.

"Aku bukan bergosip, aku mendengar. Itu sangat berbeda,Ji..." Jiho pun mengangguk.

"Aku bukannya mau kepo, tapi sebenarnya apa yang terjadi sampai kamu menunda? Bukan karena aku kan?" Ucapnya dengan percaya diri. Akhirnya Jiho menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap lelaki disampingnya.

"Aku selalu suka dengan kepercayaan dirimu,Oppa. Tapi sayangnya kamu udah lama nggak ada disini." Jawab Jiho sambil menunjuk ke arah dada sebelah kirinya. Kemudian berjalan kembali sambil menepuk pelan lengan lelaki itu.

"Thanks udah mengajakku ngobrol, ngantukku tiba-tiba hilang. " lanjutnya sambil berjalan meninggalkan Brian yang hanya mampu tersenyum. Jujur dia masih sangat menyukai gadis itu.

Drrt....drrt

Saat akan membuka pintu ruangannya sebuah telepon masuk. Calon ibu mertuanya.

"Halo, Ma apa kabar?" Jawabnya sambil berjalan masuk ke dalam ruangannya dan duduk di depan laptopnya yang masih menyala karena ditinggal pergi ke kafetaria tadi.

"Apa kabar, sayang... Mama lagi di rumah sakit sekarang, lagi anterin papa check up. Bisa ketemu kan?" Jiho lumayan kaget mendengar kalau ibu Jaehyun sedang berada di rumah sakit sekarang. Jaehyun tidak mengabarinya sama sekali kalau papanya bakal check up hari ini. Ah, benar mereka lagi perang dingin saat ini.

"Oh! Bisa dong,Ma.. kebetulan lagi free. Mama sekarang dimana? " jawabnya sambil dengan cekatan keluar dari dalam ruangannya

"Masih di ruangan MRI. Nanti kita ketemu di ruangan direktur saja. Ada yang ingin mama dan papa bicarakan." Jiho langsung memperlambat jalannya dan berhenti tepat di depan lift yang akan membawanya ke ruangan direktur di lantai 5.

"Oh oke, Ma. Aku langsung ke ruangan papa sekarang. Aku tunggu disana." Jawabnya kemudian menutup panggilan sambil menekan nomor lantai yang akan dia tuju.

Jiho mengetuk pintu ruangan direktur tapi tidak ada jawaban. Akhirnya dia membuka perlahan pintu itu yang ternyata tidak di kunci. Setelah masuk dilihat ruangan itu kosong. Diapun menelpon ayahnya.

"Halo, papa dimana? Aku ke ruangan tapi nggak ada orang." Ucapnya setelah mendengar seseorang mengucapkan halo dari dalam benda tipis itu.

"Papa lagi bareng papa mamanya Jae. Sebentar lagi kami kesana." Jiho mengangguk mengerti kemudian beranjak dari pintu dan duduk di sofa tamu yang ada di ruangan itu. Saat sedang berkutat dengan ponselnya, terdengar seseorang mengetuk pintu.

"Masuk..." Jiho menjawab dari posisi duduknya.

"Oppa?" Jiho kaget melihat Jaehyun yang membuka pintu.

"Kamu kok nggak bilang kalo bakal kesini?" Tanya Jiho penasaran kemudian menghampiri lelaki yang sedang berjalan masuk dan dia baru ingat kalau dia sedang menjaga jarak dengan Jaehyun. Akhirnya dia kembali duduk di sofa tadi. Kemudian berdehem karena merasa canggung. Jaehyun terlihat masih menggunakan gipsnya. Memang sudah 3 hari mereka tidak bertemu sejak kejadian di apartemen Jaehyun waktu itu.

"Kamu bakal diemin aku terus?" Tanya Jaehyun memelas. Dia sangat merindukan Jiho saat ini. Ketika melihatnya saat membuka pintu tadi ingin rasanya dia memeluk dan mencium gadis itu.

"Hmmm..." hanya itu jawaban dari Jiho. Dia memang selalu menghubungi Jaehan untuk memantau kondisi Jaehyun. Bagaimanapun juga dia masih peduli dengan lelaki itu.

"Aku tau kamu udah capek mendengar kata maaf dariku untuk itu mulai sekarang sebagai pengganti kata maaf aku hanya akan bilang 'i love you'. I love you, Jiho cantik..." Jiho berusaha menahan senyumannya dengan menggigit bibir bagian dalam ketika mendengar kalimat cheesee dari seorang Jung Jaehyun.

"I love you, babe... i love you...i love you..." Jaehyun semakin mendekat ke tempat Jiho duduk dan pastinya Jiho berusaha menjauh. Saat Jiho hendak bangun dari duduknya, Jaehyun menarik tangannya untuk duduk kembali.

"Jiho please...udah dong hukumannya. Kamu nggak kasian sama aku..." Dia memohon dengan mata memelas sambil mengangkat tangan kirinya yang digips. Sebenarnya Jiho sudah tidak marah lagi pada lelaki di depannya. Dia hanya ingin mengerjainya.

"Okay, fine..." Ucapnya sambil duduk berhadapan dengan Jaehyun. Perlahan diangkat tangan kiri jaehyun yang digips.

"Masih sakit?" Jaehyun mengangguk.

"Tapi lebih sakit kalo nggak ketemu kamu..."

"Apaan sih... nggak usah gombal deh. Gak mempan."

"Nggak mempan tapi kok mukanya merah gitu..." goda Jaehyun yang membuat Jiho memukulnya.

"Aww... sakit, babe..." ternyata Jiho memukul tangan kirinya yang sakit.

"Sorry, babe. Nggak sengaja..." ucapnya sambil tersenyum tengil. Jaehyun hanya menggeleng kepalanya sambil tersenyum melihat kelakuan sang pacar.

Jaehyun berdiri dari tempat duduknya.

"Kamu mau kemana lagi?" Tanya Jiho heran melihat lelaki itu tiba-tiba berdiri. Orang yang ditanya hanya diam tetapi sekarang sudah berpindah duduk di sebelah kiri Jiho. Jiho bingung melihat kelakuannya.

"Give me your hand..."

"For? "

"Please..."

Akhirnya Jiho mengulurkan tangan kirinya kepada lelaki itu yang langsung digenggamnya erat.

"Aku kangen kita pegangan tangan kayak gini..." ucapnya sambil melihat ke arah jiho. Mereka bertatapan cukup lama. Jiho akui dia juga kangen saat seperti ini. Tanpa sadar tangannya terangkat dan mengelus pipi Jaehyun, Jaehyun pun mengecup lembut tangan Jiho.

"Can i kiss you?" Bisik Jaehyun yang membuat Jiho sedikit mundur dari posisi mereka sekarang.

"Kamu ya... selalu aja nyari kesempatan." Tiba-tiba Jiho menarik wajah Jaehyun dan mengecup bibirnya cepat.

"Udah..." Jaehyun tersipu dengan perlakuan Jiho yang spontan tadi.

Jaehyun pun balas memegang belakang leher Jiho dan mulai mendorong wajah Jiho ke arahnya dan melumat bibir ranum gadis itu. Ah... i miss this lips so much... Jiho pun telihat menikmati permainan bibir Jaehyun diatas bibirnya. Tanpa sadar posisi Jiho sudah berada diatas Jaehyun. Mereka sudah setengah berbaring di atas sofa. Karena keasyikan berciuman mereka lupa akan keadaan sekitar.

"JAEHYUN!!!"
"JIHO!!!" Teriak Mama Jung dan Papa Kim bersamaan. Sedangkan Papa Jung hanya bisa tersenyum sambil menggelengkan kepalanya dari atas kursi roda.

☆☆☆

Hi hello anyeong.... akhirnya update lagi.... thanks buat yg masih nungguin jaeji....
Semoga suka...
🍑🍑🍑

My Lovely J. [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang