#Twenty

528 45 7
                                    

Jaehyun masih berdiri terpaku di depan lobi apartemennya. Baru kali ini dia melihat gadis itu marah dan sepertinya dia bukan tipe yang gampang dirayu untuk berbaikan. Jaehyun pun memasuki gedung apartemen dengan lunglai. Dia memang bodoh.

Drrt...drrt

"Yoboseyo..."jawabnya lemah. Ibunya menelpon.

"Kamu kenapa tidak pulang ke rumah? Kan bisa istirahat disini. Jangan lupa sebentar ke rumah sakit, papamu ingin bicara."

"Baiklah. Aku istirahat sebentar setelah itu langsung ke rumah sakit." Panggilan langsung ditutup sehingga membuat ibunya kebingungan.

"Anak aneh. Jaehan!" Panggil ibu Jaehyun yang membuat langkah Jaehan yang sudah akan keluar dari dalam rumah terhenti.

"Iya, Nyonya."

"Ada apa dengan bossmu itu? Sepertinya dia uring-uringan." Jaehan cuma bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Masalahnya ini semua kesalahan dia. Seandainya malam itu dia tidak cengeng untuk pulang duluan pasti bossnya sedang berbahagia sekarang.

"Saya juga kurangtau nyonya. Mungkin bisa ditanyakan langsung saja nanti." Bohongnya.
Ibu Jaehyun pun mengangguk dan memperbolehkan Jaehan untuk pergi.

Jaehyun berusaha menutup matanya,tapi gagal terus. Dia masih mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi malam itu tapi otaknya benar-benar tidak berfungsi saat ini.

"Yoboseyo, Johnny. Apa kamu sibuk?" Aku harus bicara dengannya.

"Masih ada beberapa adegan lagi yang harus aku take, tapi aku bisa berbicara sekarang."

"Tapi masalahnya aku tidak bisa mengatakannya di telpon." Johnny sedikit mengerutkan dahinya. Sahabatnya sedang bermasalah sekarang.

"Aku tidak janji hari ini bisa cepat selesai syuting, nanti aku kabari lagi."

"Baiklah. Aku tunggu." Panggilan terputus.

"Yoboseyo, hyung! Kamu masih di restoran?"

"Nggak. Tapi aku lagi di Chuncheon sekarang. Lagi ngecek cabangku disini. Gimana?"

"Kapan kamu pulang?"

"Sore ini aku sudah kembali ke Seoul."

"Baiklah. Nanti kabari aku kalo sudah sampai di Seoul. Aku ingin bicara. Bye,hyung..." Jaehyun membuang ponselnya ke sembarang arah setelah selesai berbicara dengan Taeil.
Dia berusaha memejamkan mata lagi dan kali ini dia sudah terbawa ke alam mimpi.
*****

Yoobin kaget melihat Jiho muncul dari balik pintu. Wajahnya tidak bersemangat. Dia tahu kalau hari ini Jiho mengambil jatah cutinya.

"Bukannya hari ini kamu libur?"

"Aku batalin."

"Kenapa?" Jiho cuma tersenyum kemudian lanjut membuka laptop dihadapannya.

"Kalo udah mau cerita, kamu tau kan aku selalu siapin telinga?"ucap Yoobin sambil mengelus lengan Jiho.

"I know. Nanti kalo aku siap, aku cerita ke kamu. Thanks Yoobin ah..." ucapnya sambil memukul pelan lengan sahabatnya itu.

"Jaemin sama Jeno kemana? Kok nggak keliatan?"

"Mereka lagi sama dr. Park. Diajak liat-liat ke bagian OB/GYN." Jiho mengangguk mengerti. Kemudian lanjut mengerjakan makalah yang belum sempat diselesaikan kemarin.

Jiho tidak mampu berkonsentrasi dengan apa yang ada di layar laptopnya. Suara wanita yang menjawab telponnya kemarin masih terngiang di otaknya. Dia ingin percaya pada Jaehyun tapi hatinya masih belum siap menerima kenyataan. Entah sampai kapan dia akan mendiamkan lelaki itu,padahal minggu depan adalah hari pertunangan mereka.

My Lovely J. [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang