Tentang Davina yang harus menikah di usia 18 tahun karena perjodohan yang orang tuanya lakukan.
Yang ternyata calon suaminya adalah orang yang di sukainya sejak awal SMA. Padahal mulanya dia berfikir jika ia akan di jodohkan dengan om om.
Ini juga...
Taqabbalallahu minna wa minkum Mohon Maaf Lahir dan Batin
24 MEI 2020
Happy Reading !
Davina Pov
Aku mengikuti langkah bang Evan ke taman belakang.
"Ada apa?" Tanyaku
"Buat kamu," kata Bang Evan sambil mengulurkan kotak kecil
Aku membukanya dan berkata,"makasih" lalu langsung memeluknya
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hadiah dari Bang Evann
"Kamu harus jadi istri yang baik. Kalau ada masalah cerita aja ke Abang," kata Bang Evan dan aku mengangguk
"Ayo masuk," ajaknya dan aku berjalan di sebelahnya
"Emh abang ke meja makan dulu. Aku mau ambil kunci mobil," kataku pada bang Evan dan dia mengangguk
Aku pun naik keatas untuk mengambil kunci mobil. Lalu menatap sekeliling kamar yang telah aku tempati selama 18 tahun.
Aku keluar kamar dan segera menguncinya. Kemudian kembali turun ke bawah. Ternyata mereka semua sedang berkumpul di ruang keluarga.
"Bang aku pamit dulu, ini kunci kamar aku. Aku pesen cuma abang, bi minah dan bi asih aja yang masuk. Jangan ada orang lain yang masuk kedalam kamar ku," kataku dan bang Evan mengangguk saja
"Bian mau peluk kakak gak?" Tanyaku pada Bian. Karena dia jarang sekali memelukku. Dengan cepat di memelukku.
"Kakak bakal kangen kamu," kataku lirih
"Aku juga," katanya lalu aku melepaskan pelukkan
"Fio gak mau?" Kataku dan dengan cepat Fiola memelukku
"Aku sayang kakak," katanya
"Kakak tahu. Jaga rumah dan ikuti kata Bian. Jangan manja kakak gak suka," kata pada Fiola
"Iya kak," katanya
"Aku pamit," kataku ketika sampai dihadapan kedua orang tuaku. Papa dan mama mengangguk.
"Davina boleh mama peluk?" Tanya mama dan aku hanya mengangguk
Mama memelukku erat dan aku membalasnya. Namun kami berpelukan hanya sebentar.
"Jaga diri Davina baik baik ya," kata mama dan aku hanya mengangguk dengan wajah datar
"Ayo Ar," kataku pada Arkan
"Aku dan Davina pergi dulu. Assalamualaikum," kata Arkan. Aku pun mengucapkan salam namun dengan nada pelan
