Prolog

318 44 16
                                    

Manik mata hazelnut serta didampingi oleh bulu mata yang lentik, tak hentinya menatap butiran air yang sedang jatuh ke permukaan bumi.

Iris matanya menambah suasana sendu kala membaca kalimat yang tertera diseutas kertas bewarna putih. Tak lupa pula banyak deretan buku yang tersusun rapi di depannya.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun juga silih berganti.

Tetapi mengapa semuanya terasa begitu singkat?

Semuanya terjadi karena hati yang masih belum siap menerima kenyataan pahit bahwa hidup tak seindah yang diharapkan.

“ Sudah selesai? ” Ucap seorang pria berpakaian formal serta balutan jas hitam, sembari membawa sekantong plastik berisikan buku.

Wanita berambut hitam panjang menoleh ke sumber suara tepat disampingnya.
Setelah mengetahui siapa orang dibalik suara tersebut, ia mengangguk pelan sambil menggandeng lengan pria itu.

“ Sudah, ayo pulang.”

Pertemuan itu memanglah sebuah kesalahan, tapi juga bukan kesalahan yang mutlak. Takdir yang mengatur semua ini, Tuhan yang merencanakan pertemuan kita. Aku, dan kamu hanyalah sebatas bayangan tanpa kiasan.

 Aku, dan kamu hanyalah sebatas bayangan tanpa kiasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.

Welcome to my first story! 🙌
Sebenernya ini gak cerita pertama aku, tapi karna cerita ini yg pertama kali aku upload di akun ini, jadinya lah disebut cerita pertama 😁

So, aku minta tolong sama kalian setelah baca bisa di vote, dan kasih kritik atau sarannya ya...
Karna itu sangat membantu semangat penulis untuk melanjutkan ceritanya 😍

Sekian dari aku, dan makasih! ❤🙏

Februari & April ; Takdir Kala Rintik Hujan [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang