Selamat puasa bagi yg menjalankannya 😊
Jangan lupa vote and comment yaa 😍
Happy reading! 🙌
.
.
." Disini juga tidak ada! Kemana aku harus mencarinya, katakan?! "
" Tenang sayang, sekarang juga sedang hujan deras. Aku sudah menelfon polisi! "
" Bagaimana aku bisa tenang! Semua ini salahku, aku payah! "
Tanpa mereka sadari, ada siluet seorang wanita paruh baya berambut pendek tengah melihat kejadian itu.
" Mungkin kamu memang harus menerima takdir menyakitkan ini, Intan."
Keringat membanjiri wajah mulusnya ketika Lia terbangun dari tidurnya. Para staff segera menghampiri Lia karena mereka terkejut melihat wajah pucat wanita ini. Setetes air mata pun bergelinang di pipinya. Jantungnya berdetak tidak karuan, hatinya terasa sakit, tapi ia sama sekali tidak mengetahui apa yang menjadi penyebabnya.
" Ada apa April? Kamu baik-baik aja? " Tanya salah seorang staff disana.
" Iya aku baik-baik aja, sepertinya." Jawab Lia sambil menerima sebotol air mineral. Ia langsung meneguknya sampai tersisa hingga setengah.
" Apa perlu aku telfon-"
" Enggak. Gak perlu. Aku beneran baik-baik aja. Cuma sedikit mimpi buruk yang... aneh. "
Para staff itu pun hanya bisa mengangguk mendengar jawaban sang model.
Perlahan Lia mencoba untuk menstabilkan nafasnya, lalu ia memejamkan matanya selama satu menit. Hal seperti ini sering dilakukan Lia jika ia mendapat mimpi buruk.
Tapi mengenai mimpi yang barusan di dapatkannya tadi, Lia masih belum mengerti. Yang tercetak jelas disana hanyalah suara derasnya hujan, dan juga wajah ayahnya dan ibunya yang sedang menangis hebat.
" Ada apa sayang? Kenapa wajah kamu pucat begitu? "
Seorang pria yang diketahui adalah kekasih Lia, Roni, langsung mendekap tubuh wanita ini.
Awalnya Lia sedikit terkejut karena kedatangan Roni yang tiba-tiba. Tapi tak lama kemudian ia membalas pelukan Roni. Memang untuk saat ini yang ia butuhkan adalah sebuah pelukan hangat. Siapa lagi yang bisa memberikan itu selain Roni?
" Gak apa-apa kok. Mungkin capek aja karena belakangan ini banyak banget sesi pemotretan. Tapi ngomong-ngomong, siapa yang ngasih tau kamu? "
" Mas Setya."
Lia menyipitkan matanya dan memasang ekspresi seakan ingin menerkam pada salah seorang staff bernama Setya yang sedang berada dibelakang Roni. Sedangkan pria yang ditatap itu memasang ekspresi pura-pura tidak tahu.
Tak lama kemudian, Roni berjongkok agar dapat mensejajarkan dirinya dengan Lia yang sedang duduk, lalu ia menangkup pipi wanita itu dengan kedua tangan besarnya.
" Besok kamu off aja ya sayang? Kamu udah kerja terlalu keras belakangan ini. Gimana kalo udah selesai, kita makan malam di luar? "
" Dimana? "
" Food court? "
" Tapi lagi pengen mie ayam kaki lima deket rumah."
Roni hanya tertawa pelan sambil memainkan pipi wanitanya itu.
" Baiklah tuan putri. Nanti kita dinner di kaki lima."
Sebuah motor matic hitam terparkir di depan gedung bewarna putih. Seorang pria yang diketahui adalah pemilik motor tersebut, membuka helm yang dikenakannya lalu melihat kearah kaca spion untuk membenahi rambutnya yang sedikit berantakan.
" Oke, kamu bisa! " Monolog pria ini sambil menggepalkan tangannya kuat.
Satpam yang berjaga pun hanya bisa memasang raut wajah datar melihat semangat pagi pria ini. Padahal hari sudah petang.
Ketika pria ini ingin memasuki lobi utama, ia berpapasan dengan seorang pria dan seorang wanita yang terlihat sangat asik membicarakan sesuatu sampai-sampai suara tawa kecil pun terdengar jelas. Tetapi pria ini tidak memperdulikannya.
" Maaf mas, mau cari siapa ya? "
Tanya seorang satpam yang berjaga di pintu masuk." Saya mau interview pak."
" Tidak ada jadwal interview sore-sore begini mas."
" Tapi saya punya kenalan disini pak, namanya Roni. Dia nyuruh saya datang di jam lima sore."
" Loh itu pak Roni baru saja keluar. Apa masnya gak liat? "
Segera mungkin ia membalikkan badannya ke belakang. Terlihat lah seorang pria sedang menuntun seorang wanita masuk ke dalam mobil. Dan memang benar jika pria itu adalah orang yang dicarinya. Tapi wajah wanita yang bersama pria itu tidak terlihat jelas karna sedikit terhalang oleh rambut panjang wanita itu yang berkibar terkena angin.
" Masih bisa dipanggil itu mas." Tegur satpam tadi sambil memasang ekspresi iba karena melihat seorang pria yang datang interview di jam lima sore.
" Udah keburu pergi pak. Yaudah deh saya besok pagi datang lagi. Terima kasih ya pak."
Pria ini pun segera berlalu sambil menggenggam kekecewaan. Sementara satpam yang berjaga di pos hanya bisa menggelengkan kepala melihatnya.
" Tadi seneng, sekarang murung, ada aja kelakuan orang ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Februari & April ; Takdir Kala Rintik Hujan [TAMAT]
Romance[CERITA SUDAH TAMAT] Kejadian enam tahun lalu, disaat rintik hujan membasahi kota Jakarta, seorang wanita yang lahir di bulan April dan bekerja sebagai model sekaligus pecinta karya sastra klasik, bertemu dengan seorang photographer jalanan yang lah...