19. Salah Paham

17 9 0
                                    

Halo...
Masih setia kan baca ini?
Kalo iya, tolong vote dan komennya ya readers setia tersayang 😘

Happy reading!!
.
.
.

Rasa percaya yang sudah lama ditanam, bisa hilang jika tidak mampu mengalahkan ego yang besar.

🍂🍂🍂

Suasana hening menyelimuti ruangan besar ini, atau lebih tepatnya ruangan kerja Roni. Pria itu tengah duduk sambil memainkan bolpoin yang ada di tangannya. Raut wajah kesal, sedih, dan bingung terpancar jelas. Semalaman dia tidak tidur karena memikirkan perbuatannya kepada Lia.

“ Sial! Padahal kemarin aku gak bermaksud gitu.” Monolog Roni. Dia mengusap wajahnya kasar.

Tok tok tok!

Tiba-tiba saja terdengar suara ketukan pintu. Pandangan pria itu langsung beralih ke arah pintu hitam tersebut.

“ Masuk.” Kata Roni.

Seorang wanita masuk ke dalam sana sambil membawa sebuah flashdisk. Diketahui wanita itu adalah Olivia. Dia tersenyum simpul pada Roni dan langsung mengambil tempat di sofa yang terletak di dalam sana.

“ Selamat sore pak direktur. Maaf saya mengganggu.” Kata Olivia sambil tersenyum.

“ Kamu sendiri juga direktur. Jangan melebih-lebihkan.” Jawab Roni santai.

“ Kayaknya kamu yang melebih-lebihkan deh Ron. Aku masih belum jadi  direktur tetap.” Balas Olivia sambil menghela nafas pelan.

“ Iya deh, aku doain kamu semoga cepat jadi direktur tetap.”

Olivia hanya tertawa pelan membalas perkataan Roni. Dia pun bangkit dari posisinya lalu berdiri di depan meja kerja pria itu.

“ Ini file pemotretan waktu di Bali kemarin.” Kata Olivia sambil menyerahkan benda kecil tersebut.

“ Makasih.” Jawab Roni singkat dan mengambil benda itu.

Dia pun memasukkan benda tersebut ke dalam CPUnya. Manik mata milik Roni terfokus pada gambar-gambar yang ada di sana. Tanpa sadar juga bibir itu membentuk sebuah senyuman. Dia sangat beruntung mempunyai kekasih secantik Lia pikirnya.

“ Tapi ngomong-ngomong Ron, wajah kamu gak berubah ya  dari SMP.” Kata Olivia. Manik mata wanita itu sekarang terfokus pada wajah tegas Roni.

Ya benar, mereka berdua adalah teman sewaktu SMP.

Roni tertawa pelan. “ Liv, padahal kita waktu itu udah ketemu di pameran lukisan. Tapi kenapa kamu baru sadar? ”

“ Kemarin itu karena fokus bahas kerjaan sih, jadinya aku gak begitu perhatiin.” Jawab Olivia santai.

“ Oh iya Ron,” lanjutnya. “ Sebenarnya aku jadi ngerasa gak enak sih sama Aprilia, karena udah foto dia diam-diam waktu sama Rian. Emangnya kenapa sih kamu nyuruh gitu? ”

Roni langsung menghentikan aktifitasnya. Dia pun beralih menatap Olivia yang masih bingung.

“ Gini deh Liv, emangnya kamu gak cemburu apa kalau pacar kamu jalan berdua sama cowok lain? Walaupun sebatas urusan kerja? ”

“ Kamu lupa ya? Aku kan jomblo.” Kata Olivia sambil tertawa terbahak-bahak. Roni yang melihat itu pun hanya bisa menghela nafas sambil memijjit pelipisnya.

“ Gini deh Ron, kamu seharusnya bisa belajar dari pengalaman yang dulu-dulu. Hilangkan sifat posesif kamu itu. Lagian aku percaya Rian orangnya gak kayak gitu. Kamu juga kenal dia waktu SMA kan? ” Kata Olivia panjang lebar.

“ Tapi aku gak kenal dekat. Cuma sebatas teman futsal doang.” Balas Roni.

“ Ya sama aja, intinya kamu kenal.”

Wanita itu pun berjalan mendekati Roni kemudian dia berdiri di depan pria itu dan melanjutkan perkataannya.

“ Percaya sama hubungan kamu, kalau kamu pengen serius. Apalagi kamu bilang sendiri kan kalau kamu bertanggung jawab atas Aprilia? Saran aku sih gitu aja, intinya kamu harus percaya kalau gak mau kehilangan.”

Ketika Olivia ingin membalikkan badannya, tanpa disengaja kaki wanita itu menyenggol kaki kursi putar yang tengah diduduki Roni. Olivia pun kehilangan keseimbangan tubuhnya dan terjatuh di dalam pelukan Roni, karena pria itu langsung menahan tangan Olivia saat wanita itu sudah mulai tumbang.

Habis ngomong bijak, pakai jatuh segala. Gak keren banget gue.

....

Drap drap drap!

Suara langkah kaki, tepatnya seperti sedang berlari, terdengar jelas di koridor putih itu. Suara itu berasal dari sepatu heels tinggi seorang wanita yang tengah berlari pelan sambil memegang dadanya yang sedikit sesak.

Wanita itu bahkan tidak perduli jika ia dilihat oleh para pekerja yang ada di sana. Yang ada dipikirannya sekarang, kenapa kekasihnya sendiri tega melakukan hal itu? Setelah berkelahi dengan dirinya, sekarang pria itu malah asik berpelukan dengan wanita lain.

Jadi, semuanya hanya omong kosong?

Jadi, semuanya hanya omong kosong?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Februari & April ; Takdir Kala Rintik Hujan [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang