[CERITA SUDAH TAMAT]
Kejadian enam tahun lalu, disaat rintik hujan membasahi kota Jakarta, seorang wanita yang lahir di bulan April dan bekerja sebagai model sekaligus pecinta karya sastra klasik, bertemu dengan seorang photographer jalanan yang lah...
Olivia berjalan kesana-kemari sambil memikirkan sesuatu. Dia terlihat sangat panik dan para staff juga ikut panik.
“ Kenapa mbak Olivia? ” tanya salah seorang staff.
“ Filenya hilang! ”
“ File apa? ”
“ Itu foto model dari perusahaan xxx waktu di Lombok kemarin.”
Para pekerja langsung sibuk menelfon ke perusahaan yang dimaksud. Sementara Olivia memijit keningnya sambil mengehela napas kasar.
“ Udah naik jabatan, tapi malah kacau.” Monolog wanita itu.
Tiba-tiba saja ponselnya berdering menandakan ada telfon masuk.
“ Ya halo? Hey April! Ada apa? ” seketika raut wajahnya berubah menjadi ceria. “ Iya aku lagi sibuk nih, oh kenapa? Halo? April? Suara kamu putus-putus! Kok berisik banget? Kamu lagi ngedugem ya? ”
“ Dari chat aja deh mbak! ” bentak Lia dan langsung memutuskan panggilan tersebut.
Olivia melihat ponselnya dan selang beberapa menit kemudian muncul pesan masuk.
Lusa jangan lupa datang ke pernikahan aku.
Seketika itu juga Olivia heboh sendiri dan langsung menepuk keningnya. Dia benar-benar melupakan acara pernikahan Roni dan April.
“ Harus cepat-cepat selesaikan kerjaan biar bisa bantu acaranya! ”
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lia menggeleng pelan sambil menggembungkan pipinya. Baju wisuda dan toga yang berada di kepalanya cukup membuat gerah. Belum lagi di kampusnya banyak kerumunan para mahasiswa/i yang sudah mendapat gelar sarjana. Tapi di samping itu, dia sangat terharu karena berhasil mendapatkan gelar yang ingin diraihnya selama empat tahun.
“ Gak sia-sia juga selama ini gue ngampus! ” ucap Evi dan langsung berhambur ke pelukan temannya itu.
“ Akhirnya kamu gak jadi mahasiswi abadi ya Vi.” Perkataan tersebut membuat Evi mendelik tajam ke arah Lia. “ Jahat banget lo! ”
“ Selamat wisuda ya, anak perempuan mama.”
Lia langsung tersenyum bahagia ketika melihat ibunya dan Roni sudah berdiri di hadapannya. Evi pun juga sama, orangtuanya juga sudah datang dan dia segera menghampiri mereka.
“ Makasih ma,” ucap Lia sambil memeluk Intan dengan mata terpejam.
“ Mama aja yang dipeluk? Aku enggak? ” kata Roni.
“ Nah iya, masa mama aja yang dipeluk, kakaknya enggak? ” sambung Rian.
Hah? Rian?
Lia langsung membuka matanya ketika mendengar suara yang familiar. Dia mengerjapkan mata tidak percaya.