Vote and comment, enjoy the story and happy reading! 🙌
.
.
.Suara ayam jantan mulai terdengar dengan megahnya, begitu juga burung-burung yang bernyayi merdu diatas ranting pohon yang tipis. Tak lupa pula sinar mentari menampakkan wujudnya pertanda bahwa aktifitas pagi sudah dimulai.
Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi dan jam weker pun berdering diatas nakas seorang wanita berumur 21 tahun. Tangannya meraih benda itu kemudian mematikannya. Mata indah itu perlahan sedikit terbuka, membiarkan sinar mentari pagi masuk kedalam netranya sehingga membuat wanita ini sedikit mengerjapkan mata.Ia merenggangkan otot-otonya yang kaku, lalu segera beranjak dari tempat tidur. Rambut panjangnya dibiarkan terurai lemas. Dengan langkah pelan, ia mengambil handuk putih yang tersangkut di lemarinya. Kaki jenjangnya mulai melangkah ke kamar mandi agar bisa memulai aktifitas selanjutnya.
" Pagi Lia sayang, sudah sarapan?"
Terdengar suara pria dari balik benda persegi panjang yang ada di dalam genggaman tangannya sekarang.
" Pagi juga, nih aku lagi buat sarapan. Kamu sendiri udah belum? " Jawab Lia sambil mengapit ponselnya diantara kuping dan bahu.
" Udah kok, ini baru mau berangkat ke kantor. Kamu nanti ada kegiatan apa? " Ucap pria itu.
" Pagi ini aku ke kampus nyerahin revisian, habis dari kampus mungkin aku langsung ke studio." Jawab Lia sambil mewadahi roti panggangnya ke atas piring dan menuang susu putih ke dalam gelas.
" Susah ya jadi mahasiswi tingkat akhir. Pulang dari kampus bisa aku jemput gak? Kebetulan aku juga mau ke studio ntar siang."
" Selagi itu gak ngerepotin kamu, ya boleh aja."
" Sampai ketemu nanti ya sayang. Love you."
" Ya, love you too."
Setelah panggilan itu berakhir, Lia memutuskan untuk menghabiskan sarapannya, kemudian ia segera bersiap-siap ke kampus dan menyelesaikan urusannya.
Raut datar tercetak jelas di wajah manis Lia. Ia melihat sekelilingnya, berusaha mencari keberadaan mobil yang sudah lama dikenalnya. Hampir sekitar 15 menit ia berdiri di depan gerbang kampus, tapi tak kunjung menemukan mobil hitam itu. Berulang kali mata itu melirik ke arloji coklat yang melingkar manis di pergelangan tangannya.
" Duh kemana ya..? "
Wanita ini masih terlihat gelisah mengingat jadwal pemotretan yang akan dimulai sebentar lagi. Sebenarnya tidak masalah jika terlambat, tapi staff tata rias akan mengomelinya jika tidak tepat waktu.
Hingga tak lama kemudian, suara klakson mobil sedikit mengagetkan Lia. Sebuah mobil hitam berhenti di depannya. Tepat sekali, itu adalah mobil yang sedari tadi ia tunggu.
" Sedang menunggu siapa tuan putri? "
" I have no time, for your jokes." Jawab Lia sambil memutar bola matanya malas.
" Relax sayang, direktur perusahaan itu aku. Siapa yang berani sama kamu bilang aja."
Lia mengabaikan perkataan kekasihnya dan langsung masuk ke dalam mobil. Tanpa aba-aba, mereka pun segera melesat dari lokasi itu.
Segala peralatan mulai dari lampu sorot, latar, hingga perlengkapan lainnya memenuhi ruangan ini. Tak lupa pula staff tata rias yang selalu memegang senjata mereka, atau biasa disebut dengan make up.
Aprilia Sukmawati, adalah mahasiswi tingkat akhir yang sedang berjuang menyusun skripsi. Disamping itu, ia mempunyai pekerjaan paruh waktu yaitu sebagai model. Alasan pertama ia diterima karena, kekasihnya saat ini adalah direktur di tempatnya bekerja dan ia juga sedang butuh uang. Kedua, Lia mempunyai bentuk tubuh proposional layaknya model papan atas. Selain itu, dulu ibunya adalah seorang model juga.
Faktor-faktor tersebut yang menjadi alasan ia berdiri di tengah-tengah lampu sorot saat ini.
Padahal jauh di dalam hati kecilnya, Lia sama sekali tidak berminat melakukan semua ini.
.
.
." Halo? Maaf sebelumnya, ini siapa ya? "
" Hey gan, ini aku Roni. Gimana kabar? Masih inget gak sama aku? "
" Roni temen futsal dulu bukan? "
" Bener banget! "
" Oh iya aku baru inget haha, maaf ya rada lupa. Kenapa nih tiba-tiba? "
" Jadi gini, aku denger kamu lagi butuh job? "
" Iya, aku habis resign dari kerjaan lama karna gak cocok aja."
" Aku ada job nih. Mau gak? Sesuai sama skill kamu."
" Kalo boleh tau apa itu? "
" Photographer."
KAMU SEDANG MEMBACA
Februari & April ; Takdir Kala Rintik Hujan [TAMAT]
Romance[CERITA SUDAH TAMAT] Kejadian enam tahun lalu, disaat rintik hujan membasahi kota Jakarta, seorang wanita yang lahir di bulan April dan bekerja sebagai model sekaligus pecinta karya sastra klasik, bertemu dengan seorang photographer jalanan yang lah...