16. Perasaan Aneh

23 11 0
                                    

A/n : maaf aku lama updatenya, tpi sebagai bonus udh aku ksh tripple up kan? ✌
Btw jgn lupa vote dan komennya ya!
Ditunggu part berikutnya loh ^^
.
.
.

Tidak saling memiliki, tetapi saling terikat kecemburuan. Apakah pantas?

✨✨✨

Kicauan burung-burung seperti terdengar sedang bernyanyi meramaikan pagi yang cerah dengan sinar mentari menyinari awan biru. Angin laut berhembus pelan menyapa setiap orang yang tengah bermain di pasir putih. Tak sedikit pula para peselancar terlihat sangat bersahabat dnegan ombak yang cukup tinggi.

Aprilia melihat pemandangan tersebut dengan mata berbinar sambil berjalan mengelilingi laut biru itu, walaupun ia harus sedikit menyipitkan matanya karena terpapar oleh sinar matahari. Gaun biru langit dan rambut yang dikucir bak putri dongeng membuat wanita ini terlihat anggun. Terlebih lagi gaun yang dikenakannya menampakkan punggung mulus wanita itu dan membuat seorang pria yang tengah berjalan di belakangnya harus menelan saliva.

" Sebelumnya udah pernah ke Bali mas? " Tanya Lia dan sesekali menoleh ke belakang untuk melihat pria itu.

" Belum, dan ini baru pertama kalinya." Jawab Rian sambil tersenyum.

" Bali itu indah kan mas? "

" Yang indah itu kamu." Ucap Rian pelan.

Lia kembali menoleh ke belakang sambil mengerutkan keningnya.

" Maaf mas, tadi bilang apa? Saya gak dengar."

Sementara Rian langsung menepuk keningnya dan memejamkan mata karena baru sadar dengan ucapan yang terlontar sebelumnya. Ia sama sekali tidak sadar jika mengucapkan kalimat itu. Tapi ia juga bersyukur karena Lia tidak mendengarnya.

" I-iya, Bali itu memang indah. Banyak pemandangan bagus makanya gak heran kalau kota ini jadi tempat favorit para tourist."

" Kalau kamu, udah berapa kali kesini? " Ucap Rian kembali pada Lia yang sedang berjalan di depannya sambil memegang sebuah bunga yang barusan wanita itu temukan di sekitar pasir.

" Udah tiga kali. Dan ini yang ketiga kalinya. Pertama saya hangout bareng teman-teman kampus ke pulau Dewata, kedua saya ada pemotretan di Kuta, dan sekarang saya lagi nikmati angin laut di sini sama mas Febrian."

Entah mendapat keberanian darimana, Rian langsung memegang tangan Lia dan kali ini ia sengaja. Lia yang merasa tangannya dipegang oleh seseorang pun langsung menghentikan langkahnya kemudian menoleh ke belakang.

" Kenapa ya mas? " Ucapnya sembari melirik genggaman tangan itu. Ia merasa seperti dejavu.

Tapi bukannya menjawab, Rian justru mendekat dan mengambil bunga putih yang dipegang oleh Lia tadi lalu menyelipkan bunga itu ke daun telinga wanita yang tengah terdiam ini.

" Oh maaf, tapi daripada bunganya nganggur, mending diselipkan ke telinga kamu aja. Sayang kan kalau ada hal yang indah ketemu dengan hal indah lainnya tapi gak disatukan? "

Ucapan itu sukses membuat rona kemerahan muncul di pipi Aprilia. Ia berusaha tertawa agar menyamarkan rona itu tapi tetap saja wanita ini tidak bisa menyembunyikannya. Dan Rian yang sadar akan hal itu hanya bisa tertawa pelan sambil terus melihat wajah manis wanita di hadapannya ini.

Mau sampai kapan aku harus terus diam dengan perasaan yang sama?

Tak terasa mereka sudah menghabiskan waktu selama beberapa menit sambil berjalan mengelilingi laut biru dan berbincang-bincang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak terasa mereka sudah menghabiskan waktu selama beberapa menit sambil berjalan mengelilingi laut biru dan berbincang-bincang.
Tanpa sadar netra milik Lia menangkap seorang wanita berambut pendek serta beberapa staff di belakang wanita itu. Tak lupa pula benda-benda seperti lampu sorot mini ada di sana.

" Mas, kayaknya pihak majalah udah datang deh."

Rian yang mendengar perkataan Lia hanya mengangguk karena ia sibuk dengan kamera yang dipegangnya. Sepasang kaki milik mereka berdua pun segera berjalan untuk menghampiri orang-orang yang ada di sana.

" Maaf lama menunggu." Ucap Lia sopan kepada mereka semua.

Wanita berambut pendek yang dilihat Lia tadi langsung menurunkan ponselnya. Ia pun tersenyum lalu berjalan mendekati Lia.

" Wah ternyata benar seperti yang dibilang pak Roni kalau model kali ini cantik banget. Kamu Aprilia Sukmawati kan? " Ucap wanita itu sambil tersenyum ramah dan mengulurkan tangannya.

" Sudah pernah ketemu dengan mas Roni? " Tanya Lia heran.

" Iya sudah, waktu di pameran lukisan bulan lalu buat bahas project ini."

" Oh begitu. Baiklah, mohon kerjasamanya." Jawab Lia sembari membalas jabatan tangan tersebut.

" Baik April, saya manajemen direktur di majalah ini. Nama saya Olivia. Kamu bisa panggil saya mbak Olive."

Rian yang berdiri di belakang Lia dan tadinya fokus terhadap kameranya, langsung menurunkan benda tersebut. Ia melihat wanita yang bernama Olivia itu dengan raut wajah bingung.

" Olivia? "

Wanita yang bernama Olivia itu langsung menoleh karena merasa terpanggil. Senyuman kembali terukir di bibir wanita itu saat tahu siapa yang barusan menyebut namanya.

" Rian? Ya ampun gak nyangka kita bisa ketemu lagi." Ucap Olive, dan tanpa segan ia langsung memeluk pria itu.

Disaat yang bersamaan dan tanpa mereka sadari, sepasang mata tengah melihat kejadian itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Lebih tepatnya tatapan sedikit tidak suka.

 Lebih tepatnya tatapan sedikit tidak suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Februari & April ; Takdir Kala Rintik Hujan [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang