Epilog

35 9 1
                                    

Lima tahun kemudian

Seorang anak perempuan yang berusia empat tahun setengah sedang berlari di halaman rumahnya yang luas. Ayah dari anak itu bahkan sampai kewalahan mengejar putrinya yang sangat aktif.

“ Hah..hah.. papa capek sayang,” ucap pria itu dan terbaring lemah di rerumputan sambil memegang sebuah celana bewarna pink.

“ Ah papa gak seru! ”

“ Papa udah gak bisa main kejar-kejaran lagi sayang.”

“ Tapi papanya Juniar bisa lari-lari, kenapa papa gak bisa? ”

Baru saja ingin menjawab perkataan putrinya, suara seorang wanita dari dalam rumah mengagetkan mereka berdua.

“ Mas Roni jangan rebahan! Itu celana July kenapa belum dipakein?! ”

Roni langsung bangkit lalu mengurung putri kecilnya ke dalam pelukannya. Sementara July, hanya tertawa dan menampilkan deretan gigi-gigi kecilnya.

“ Papa takut ya sama mama? ”

“ Iya, omongan mama kamu itu pedes banget kayak cabe.”

“ Apa? Mas bilang aku cabe-cabean?! ”

Roni menelan ludahnya ketika melihat Lia sudah berdiri di depan pintu sambil berkacak pinggang. July yang ingin mencari aman pun langsung berhambur ke pelukan ibunya.

“ Papa jahat ma,” ucap anak itu sambil pura-pura menangis.

“ July juga jahat. Kenapa gak mau pakai celana? ”

Kali ini Roni memeletkan lidah ke arah putirnya. Sementara July tercengir dan membuat matanya menyipit. Putri mereka sangat tau bagaimana cara meluluhkan hati seorang macan betina di rumah mereka.

“ Julyanna Julyanna! Main yuk! ”

Terdengar suara anak laki-laki dari depan pagar rumah mereka. Segera mungkin July berlari ke arah Roni untuk mengambil celana pinknya. Roni menggeleng pelan melihat tingkah putrinya itu. Hal tersebut juga berlaku pada Lia. Tunggu ada temennya dulu, baru mau pake celana. Batin pasangan suami istri itu.

“ July mau pergi, gak bisa main sama Juniar.”

“ July mau pergi kemana? ” tanya teman lelakinya yang bernama Juniar.

“ Kata mama mau ke Makassar. Jumpai om Rian, dia omnya July.”
Lia berjalan ke depan pagar dan menghampiri dua anak tersebut.

“ July cuma pergi tiga hari aja kok, nanti kalau udah pulang bisa main sama Juniar lagi,” ucap Lia ramah dan membuat anak lelaki itu mengangguk paham.

“ Oke tante, hati-hati di perjalanan. Julyanna, Juniar pulang dulu ya.”

July mengangguk dan membalas lambaian tangan anak lelaki itu. Juniar adalah anak tetangga mereka, dan dia sering bermain dengan July, makanya Lia sangat paham jika mereka ingin bermain terus.

“ Nah sekarang July mandi sama papa ya, mama mau siapin barang-barangnya dulu.”

….

Lia membereskan baju-baju dan memasukkannya ke dalam koper. Mereka sekeluarga ingin pergi ke Makassar untuk menghadiri aqiqah anak perempuan Rian. Dan sekalian berziarah ke makam tantenya, Farah.

Sebenarnya Intan ingin ikut, tapi Lia tidak mengizinkannya karena ibunya itu sudah duduk di kursi roda. Dia pun menitipkan Intan dengan keluarga Roni untuk sementara.

Lia melihat sebuah tas bewarna cokelat yang tersimpan di dalam tumpukan kardus. Dia pun mengeluarkan tas itu dan membersihkan debu-debu menggunakan tissue.

Hingga saat tidak sengaja dia mengecek tas cokelat kesayangannya itu dan membuka resleting kecil di dalam sana, Lia menemukan satu lembar foto yang membuatnya menganga tidak percaya.

Astaga! Ini udah beberapa tahun yang lalu.

Foto itu adalah foto dirinya dengan Rian saat berada di timezone beberapa tahun silam.
Entah kenapa memori-memori lama terulang kembali dan membuat Lia terkekeh geli. Dia pun bangkit dari duduknya dan meletakkan foto tersebut di dalam sebuah album foto.

Lucu memang jika mengingat semua yang terjadi diantara kita, bahkan sampai kenyataan yang sangat mengejutkan. Tapi satu hal yang perlu kamu tau, kehadiran sosokmu sangat berarti bagiku, kakak…

TAMAT.

TAMAT

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

A/n : Akhirnya kelar juga dan aku bisa lanjut nulis project buat lomba 😌

Nah gimana gimana?? Ketebak gak alurnya? Wkwk

Sebelumnya aku makasih banget buat yg bener2 ngikuti cerita ini 🙏🙏🙏
Tanpa kalian aku gk mungkin bisa lanjut berkarya 😁
Makasih banyak buat semuanya para readersku yg ketjeh 😎 semoga kalian sehat selalu 🙏🙏🙏

Tunggu karyaku selanjutnya yaaa^^ 🙌

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Februari & April ; Takdir Kala Rintik Hujan [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang