Ujian skripsi telah usai. Bagiku ini seperti mimpi indah yang menjadi nyata. Saat ini, aku sedang mamatut diri di cermin. Meniti setiap inci riasan yang tertoreh di wajah tirusku. Sempurna. Aku tidak berniat mengambil gambar. Bagiku foto di saat sedang cantik hanya akan menipu. Acara di gedung putih sudah berlalu setengah jam yang lalu, bahkan beberapa mobil sudah terlihat membawa peserta dan orang-orang keluar dari pelataran gedung.
"Nad, balik yuh! Udah sepi nih." Rahma menarik tanganku supaya segera bangun. Aku hanya menatapnya malas. Tak tahukah bahwa aku sedang menunggu seseorang. Rahma kembali menarikku hingga aku benar-benar terbangun.
"Ngapain sih masih di sini?" tanya Rahma sekali lagi. Dia tak habis pikir dengan sikapku. Aku menunjukan ponselku ke depan batang hidungnya, agar dia leluasa melihat layar ponselku. Rahma membelalak kaget. Lalu menoyor kepalaku.
"Nad, kau cantik, tapi bego," katanya sambil menatap tajam kearahku. Aku bingung. Apa salahku coba.
"Kenapa sih?" tanyaku dengan tampang polos.
"Kamu masih mau nungguin Bintang, cuma nunggu chat dia sampe bikin kamu jadi penunggu setia gedung ini? Nggak waras kamu Nad," katanya dengan suara menggebu-gebu. "Dia gak peduli kamu Nad, dia nggak anggap kamu. Dia Cuma anggap kamu pas lagi butuh dan bosan," suaranya masih meninggi.
"Nggak Rah, dia bilang mau kasih ucapan selamat. Lagian dia juga bales karena Aku yang sering menghubunginya." Aku mulai berkilah. Meskipun memang benar.
"Denger aku baik-baik, dia ga peduli sama kamu, dia cuma temen sosmed kamu, gak lebih. Dan satu hal, berhenti berharap karena kamu bukan prioritasnya." Hatiku tersentuh mendengar kalimat panjang Rahma, dia benar selama ini hanya aku yang aktif, hanya aku yang agresif dan hanya aku yang berniat untuk menghubungi.
Kami pulang dengan diam, aku yang masih sibuk memikirkan perkataan Rahma, dan Rahma yang tertidur di mobil. Mulai saat ini aku harus bisa melepaskan. Memaksakan hanya akan meninggalkan sebuah kesakitan. Dan Bintang hanyalah sebuah mimpi yang tidur yang tak pernah menjadi nyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMAN SOSMED (COMPLETE)
SpiritualSatu tahun berlalu setelah Nadia menemukan satu akun Facebook dengan face yg tampan. Berulang kali chat dan akhirnya saling kenal, walaupun Bintang sangat dingin. Hingga satu hari Nadia men-chat dan dibalas dengan kata kasar. Setelah itu dia berjan...