13. Bimbang

972 127 0
                                    


Nadia Come Back. Yuk. Baca. Sambil nunggu maghrib. wkwkwk.. Jangan lupa vote nya yaaa

Sepuluh hari sebelum hari pernikahan. Aku dilarang bepergian. Stay at home sampai akad. Aku tidak masalah. Aku memang lebih suka di rumah. Hidupku kali ini hanya bergelut dengan dapur, ruang tv dan kamar. Membosankan sekali.

Beberapa tahun tinggal di pesantren membuatku merasa hampa saat sudah di rumah seperti ini. Terbiasa mendengar berisik saat mengantri mandi, mengikuti hafalan bersama dan seabrek kegiatan yang selalu membuat aku dan santri yang lain harus berkumpul.

Ting! Pemberitahuan like di akun facebook. Aku mengambil ponselku yang berada di sebelahku. Hanya postingan lama. Tidak menarik. Ting! Ada pesan kali ini. Mataku terbelalak saat yang kulihat adalah kontak 'Mantan Bintang'. Tanganku bergetar. Aku bingung antara harus membukanya atau tidak. Aku memejamkan mata. Menarik nafas perlahan.

Mantan Bintang: Maaf, karena pernah membuatmu kecewa. Maukah kamu melupakannya dan memulainya dari awal? Maaf tak sempat ada saat kamu pamitan.

Apa-apaan ini. Apa maksudnya melupakannya? Siapa yang dia maksud? Dan memulai dari awal? Aku tidak mengerti sama sekali. Tidak tahukah dia telah membuat hatiku bingung. Apa dia memintaku untuk dia? Membingungkan.

Aku masih berada di roomchat kontak Gus Al. Dia masih online. Apakah dia menunggu balasanku? Nggak enak juga kalau nggak langsung di balas. Aku balas apa ya?

Me: Jangan ganggu aku.

Ini terlalu berlebihan. Hapus.

Me: Kamu terlambat.

Ini juga terlalu narsis. Buang.

Me: No problem. Aku saja yang berlebihan.

Ini juga nggak banget. Tapi apa lagi ya? Aku bingung. Jariku beranjak menghapusnya lagi, tapi sayang karena bergetar malah yang tersentuh icon send. Aku langsung menghapusnya. Tampak Gus Al sedang mengetik. Berarti dia udah sempet baca dong. Aku kayaknya nggak lihat udah centang biru atau belum deh.

Mantan Bintang: Apa yang kamu rasakan?

Apa? aku ngerasa gimana sih? Nggak tahu.

Me: Nggak ada.

Aku memang nggak tahu apa yang aku rasakan. Kadang aku merasa ingin sekali bersama Gus Al. Namun kadang aku ingin menjauh sejauh-jauhnya dari dia.

Mantan Bintang: Lalu selama setahun ini, apa?

Dia yang mengabaikanku. Dia yang mengingkari janjinya. Dia yang tidak pernah memperjuangkanku. Sebagai perempuan, aku akan memilih orang yang siap menerimaku dalam kehidupan nyatanya. Bukan hanya menjadikanku teman sosial media saja.

Me: Like we know, teman sosial media.

Aku ingin marah. Bisa-bisanya dia berkata seperti itu. Lewat online pula. Dasar teman sosmed.

Apa yang dia katakan semakin membuatku bingung. Dilema? Jelas. Dia datang saat aku sudah punya jalan yang lain. Saat aku hendak menuju jalan mulus yang mungkin akan membahagiakan. Namun dari lubuk hatiku, entahlah. Aku selalu ingin tahu apa yang dilakukannya sekarang. Bahkan setiap waktu.

Tidak ada balasan. Hanya dua centang biru yang tersenyum mengejekku. Dia seolah tahu bahwa hati kecilku sangat mengharapkan Gus al. Aku memilih mematikan ponselku. Memejamkan mata. Memang benar. Seseorang yang akan menikah akan merasa goyah hatinya.

TEMAN SOSMED (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang