CHAPTER {4} BOLEH KENALAN?

447 171 38
                                    

Original Soundtrack
Justin Bieber - What Do You Mean

----

Udara pagi yang segar patut untuk dihirup, dan belum tercampur dengan asap kendaraan. Mentari menampakkan sinarnya. Kicauan burung kecil nyaring bunyinya menjadi ciri khasnya. Suara kokok ayam yang bersahutan.

Derap kaki melangkah tak lamban tak cepat, terlampau sedang. Suara gesekan sepatu bergetar di telinga. Matanya sedari tadi menelisik pepohonan, dan bangunan sekitar. Senyuman ramah terus ia pancarkan ketika menyapa beberapa pejalan kaki disana.

Langkahan Melody kini dipercepat takut ketinggalan bus sekolah. Pas sekali sampainya dia dan bus di halte bersamaan. Segeralah ia menaiki bus itu dan ia duduk dideretan belakang samping jendela kaca.

Telinga dia dibekap headset. Memejamkan mata sebentar agar setiap suara alunan musik bisa dinikmati dengan nyaman dan tenang. Kepala ia senderkan di jendela kaca. Membuka mata kembali, memperhatikan beberapa bangunan yang menjulang tinggi. Ada bangunan tua masih kokoh tegak.

Semarang punya banyak bangunan bersejarah, jadi tak heran di setiap tempat ada itu. Pusat tempat sejarah setelah Jakarta dan Yogyakarta. Tak hayal banyak pelancong dari lokal maupun luar negeri yang keluar masuk sini untuk kegiatan penelitian atau rekreasi. Contoh saja di Kota Lama, ada Lawang Sewu.

15 menit dalam bus, sampailah Melody di sekolah SMA Purnama, nama yang tak pernah bosan ia ucapkan.

Hari ini Melody memilih menaiki bus sekolah, tidak nebeng Kala seperti biasanya. Alasannya sudah lama tak naik kendaraan pengantar sekolah. Hanya itu. Kala juga tak langsung ke sekolah karna jam 8 ia ada acara di kantor walikota, dan harus dihadiri oleh perwakilan murid kelas XII dari berbagai SMA.

****

Melody melewati gerbang untuk masuk ke sekolah. Menyusuri koridor yang ramai lalu lalang murid. Sampailah ia di kelas XI IPS 3.

Melody mendudukan pantat di kursi. Menguraikan tas dari gendongan di punggung. Lalu ia mengotak atik gawainya, sekadar menscrol aplikasi sosmed melihat foto pujaan hati. Katanya sih sebagai penyemangat di pagi hari.

Terlalu fokus dengan gawai, hingga tak sadar jika teman satu kelasnya bertanya 'Mel ada pr gak?', 'Mel matematika lu halaman ini udah lu kerjain?' dan seterusnya.

Dalam hati ia berkata 'apakah seorang yang sedang jatuh cinta selalu begini? Seperti orang bodoh?' semenjak mengenal cinta setiap diajak berbincang terkadang Melody lemot. Aneh rasanya.

Viona baru saja tiba dengan muka cemberut, lantas ia duduk. Ekspresi Viona kentara kesal tak tahu ada masalah apa. Tangan Viona menyila di depan dada.

Dikarenakan Melody peka dengan keadaan ia meletakkan gawai di meja. Ia menoleh ke arah Viona. Tangan Melody menyila di meja, dahi tertarik keatas. "Kenapa lu? Ada masalah?" tanya Melody langsung inti.

Viona diam, raut mukanya masih cemberut masam.

"Ceritalah! Gue dengerin kok," katanya lembut.

"Gue kesel sama Adam. Masa' ya gue suruh buat jemput dianya gak mau. Padahal gue bilang kalo mobil gue lagi mogok di daerah Kota Lama. Lu tahu sendiri kan jarak Kota Lama dari sini masih jauh. Alasannya ini itu segala gak jelas banget tahu gak. Untung ya ini tadi kak Ardan pas ketepatan lewat dia yang nolongin gue. Kalo gak ada dia udah telat tuh gue sama kena dampratannya guru BK." Viona menjelaskan semuanya ke Melody dengan nada tetap sama sebal.

Zona Sahabat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang