CHAPTER {25} PENYESALAN SABRINA AMEIRA

154 30 12
                                    

Original Soundtrack
Ipank Yuniar ft. Sanathanias - Harus Memilih (Cover)

••••

Siang menjelang sore sekitar pukul tiga. Melody jalan-jalan santai di setapak jalanan di sekeliling Tugu Muda. Ia merapatkan jaket abu-abu kain yang dipakai. Angin berhembus tidak terlalu kencang, namun hawa dingin begitu menusuk hingga tembus ke badan.  Mungkin karena Melody merasa tidak enak badan jadi kedinginan.

Melody mengumpulkan rambut gelombangnya menjadi satu dan mengikatnya, supaya tidak terbang ke mana-mana. Mulutnya bersenandung kecil mendengarkan lagu yang terputar lewat perantara earphone.

Melody duduk manis di kursi panjang yang tersedia. Memejamkan mata, menghirup dalam-dalam udara segar dan tak lupa mengeluarkan secara perlahan.

Dari kejauhan seberang timur Melody duduk, seorang perempuan yang mengenakan dres berwarna biru benhur. Surai pirangnya sengaja diuraikan indah. Dia berjalan menyebrangi ramainya lalu lalang kendaraan untuk menghampiri Melody.

"Melody," panggilnya pada Melody. Pemilik nama pun menoleh dengan ekspresi terkejut.

Melody mencabut earphone. "Sabrina." Jawabnya.

Sabrina tersenyum tipis padanya. Bertanya 'apa dia diperbolehkan duduk?' dan dengan ramah Melody mempersilahkan Sabrina duduk di sampingnya.

Sabrina dan Melody duduk sambil memandangi ramainya kendaraan. Sabrina berdehem untuk memulai pembicaraan.

"Udah lama kamu di sini Mel?" tanya basa-basi Sabrina. Dalam hati Sabrina mengerutuk dirinya sendiri lantaran lupa apa yang harus ia tanyakan ke Melody.

"Hem iya," Melody menjawab canggung.

"Gimana kabar kamu Mel?" tanya Sabrina.

"Baik seperti yang lo lihat," balas Melody lugas.

Hening dan canggung menyelimuti keduanya.

"Aku gak nyangka Kala sekarang udah berubah," cetus Sabrina.

"Maksudnya?"

"Kala udah gak kayak dulu waktu SMP. Tahu nggak dulu itu Kala playboy banget. Banyak cewek-cewek di godain sama Kala. Pokoknya hampir semua cewek SMP kena rayuan Kala," ujar Sabrina terkekeh geli ketika mengingat masa SMP yang mengasyikkan baginya.

"Terus itu Kala juga pernah ya nembak cewek dan cewek itu sekelas sama aku waktu kelas 7 dia minta tanggung jawab ke Kala, pikiranku itu udah ke mana-mana tahu nggak Mel. Aku pikir Kala ngelakuin yang nggak bener. Dan ternyata ungkapan Kala ke tuh cewek cuman main-main doang. Temenku cewek itu tetep kekeh nyuruh Kala resmiin, dan jahatnya Kala bilang gak suka, katanya ungkapan itu hanya permainan dia doang sama temen-temennya. Jadi kek TOD gitu. Parah emang Kala," Sabrina bercerita seraya geleng-geleng kepala.

"Terus lagi ya Mel Kala suka ngerjain siswa lainnya. Kala itu usil banget. Bahkan guru sampe kepsek aja pernah jadi korban. Gila emang Kala." Sabrina antusias menceritakan secuil kejadian masa SMP Kala.

Telinga Melody setia mendengarkan dengan tenang dan datar.

"Kala itu humoris, jahil, keren, asyik, dan baik." Sabrina tulus memuji-muji Kala.

Melody tidak buta. Melody menamatkan bahwa kelopak indah mata yang berbinar-binar itu menjawab semua. Sabrina menyukai Kala.

Melody diam. Namun di balik keterdiamannya menyimpan rasa tidak suka. Sabrina tidak tahu jika sedari tadi dua tangan Melody mengepal erat hingga kukunya memutih.

Zona Sahabat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang