HAPPY READING 📖
-----------------------------------------
Langkah mereka terhenti ketika tercium bau tak sedap dari jarak mereka berdiri. Melihat murid-murid keluar dari kelas dan berkomat-kamit sembari menutup hidung sembari berbicara tentang bau tak sedap yang menguar.
"Kenapa ini?" Tory menyipitkan mata dengan ekspresi aneh.
Kylie mengedikkan bahu. "Entahlah. Ini memang sangat bau. Pantas saja mereka keluar, bahkan dari jarak kita berdiri baunya masih tercium."
"Ada yang meletakkan kotoran mungkin di sana." Kylie menoleh cepat. Ucapan Tory agak membingungkan.
"Tidak mungkin. Siapa anak yang tak punya otak buang kotoran di sana. Pasti ada kotoran kucing atau apa pun yang terselip."
"Ah, entahlah. Tapi memang ini sangat bau!" Tory memejamkan mata sekilas lalu menutup hidung dan mulutnya menggunakan telapak tangan.
Penasaran dengan apa yang terjadi di dalam, Kylie melangkah masuk untuk mencari penyebab bau menyengat hingga banyak siswa yang menolak masuk seakan ada sihir di dalam sana. Bukan sok, tapi ia hanya penasaran. Tidak mungkin tak ada penyebab hingga bisa sebau ini.
Memasuki kelas sembari menutup hidung, ia mencari ke setiap sudut kelas. Bisa saja kotoran tikus bertebaran di mana-mana. Tapi seharusnya tidak sebau ini, kan?
Tak lagi menutup hidungnya, ia menahan bau yang ... sumpah, ia ingin muntah. Tak bisa menahan baunya lagi, ia keluar dan berlari menjauhi area agar baunya tidak membuatnya mual lagi.
Tory pula mengikutinya yang tengah termual-mual di koridor. Seberusaha mungkin ia tidak muntah karena baunya yang tidak bisa ditoleran lagi. Semua campuran menjadi satu. Makanan basi, tahi ayam, tahi kucing, semuanya benar-benar bercampur aduk.
"Shit! Di dalam sana sangat bau! Fuck! Bagaimana kelas itu bisa dipakai nanti? Lihat saja baunya semengerikan itu!" Kylie mengoceh sembari mengibas-ngibaskan tangannya di depan hidung dan mulut, memberikan udara baru agar tidak tercium bau hina itu.
"Kau juga untuk apa ke dalam. Lagian dari luar baunya memang sudah tercium. Kalau kau masuk jelas baunya akan lebih parah."
"Aku hanya penasaran. Bagaimana bisa baunya semenyengat itu. Padahal tidak ada apa-apa di dalam sana. Bukankah aneh? Lebih aneh lagi Mr. Cooper belum datang ke kelasnya."
"Mr. Cooper pasti sudah datang dan marah karena kelasnya bau."
"Biarkan saja. Kalau ada orang usil yang melakukannya mereka pasti akan terkena hukuman. Sebenarnya aku tahu siapa pelakunya, tapi memang buktinya saja belum ditemukan." Kylie berdecak lalu merasakan ada seseorang yang memanggil namanya.
"Kylie!" Ia membalikkan badan. Corbyn Hudson, pria berambut putih yang disemir dengan hoodie army memanggilnya dengan wajah cemas.
"Apa?" jawab Kylie kurang bersahabat. Dengan semua manusia-manusia di sini memang ia kurang bersahabat apalagi berhadapan dengan orang seperti Corbyn.
"Tasmu ada tetesan air. Kau tahu orang-orang mengira ada sesuatu di dalam tasmu." Seketika kedua matanya membulat. Kylie berlari cepat menuju kelas tanpa peduli bau apa yang menyucuk hidung. Yang ia pikirkan hanyalah tasnya. Dan ketika sampai ke tempat duduknya, dugaannya benar.
Bau busuk tercium dari dalam tasnya dan ketika salah satu sleting tasnya dibuka, ia hampir muntah karena banyak sampah di dalam.
Ia tak kuat untuk menghirup baunya apalagi melihat penampakannya secara langsung. Sumpah, ini benar-benar menjijikkan. Sampah basah, plastik, bekas-bekas makanan semuanya menjadi satu dan ia yakin berbagai macam kotoran tergabung juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silver Lining ✅
Teen FictionPertama kali publish : 24 April 2020 [PRIVATE ACAK] . Masuk ke sekolah barunya di Igleas High School, salah satu sekolah terfavorit di New York, Amerika serikat, Kylie Minoque, gadis pendiam dan berperawakan sederhana mendapat bencana di hari pertam...