HAPPY READING 📖
-----------------------------------------
Zach yang suasana hatinya bahagia, terus tersenyum sepanjang koridor. Setiap berjumpa dengan beberapa orang, diberikannya senyuman. Termasuk siapa pun yang pernah ia bully.
Selepas pelajaran olahraga, sempat ia mengganggu Kylie sebentar dan hal yang tak terduga telah ia lakukan adalah mencium pipi Kylie ketika gadis itu memesan makanan. Awalnya ia pun tak sengaja melakukannya. Kylie sendiri yang memancing emosi. Ia hanya bertanya ini-itu, tapi dijawab ketus atau tidak dijawab. Geram, ia mengecup pipi itu lalu kabur ke tempat teman-temannya berada. Urusan Kylie yang marah, ia sama sekali masa bodoh. Akan ia tunggu Kylie menghampirinya sembari marah-marah. Bukankah hal semacam itu bukan lagi sesuatu yang langka? Jadi, ia tidak perlu kaget. Toh, ia juga merindukan bibir itu asyik mengoceh. Beruntung saja Miss. Betty tahu sekali apa yang ia inginkan tadi. Sekelompok dengan Kylie, akan ia berikan neraka sekaligus surga. Hahaha, memikirkan itu, ia tertawa dalam hati. Bagaimana tidak, sudah beberapa bulan mereka tidak berbincang, ada banyak hal manis yang terjadi.
Bukannya ia tidak tahu Kylie selalu mencuri pandang untuk melihatnya, seakan memastikan sesuatu atau ... rindu, mungkin?
Setiap satu kelas di mata pelajaran apa pun, bukan ia tidak tahu Kylie sering meliriknya. Tadi, pelajaran olahraga, beberapa kali Kylie meliriknya dan ia sengaja memasang wajah datar seakan tak tahu. Padahal hampir saja senyum mengembang tatkala kepala itu menoleh.
Pulang, ia akan menceritakan apa yang terjadi hari ini kepada Dora. Sosok teman yang selalu menjadi tempat curahan hati. Sudah berapa banyak ia bercerita tentang hidupnya pada sosok itu. Sudah berapa lama ia mengenalnya. Kali ini, akan ia beritahu sesuatu yang membuat Dora terkejut.
Bertemu Kylie sewaktu pulang sekolah, ia memanggilnya sembari mengendarai mobil melalui kaca jendela yang telah terbuka.
"Hey, darl. Mau kuantar pulang?" Ia tersenyum miring.
Kylie meliriknya sekilas lalu berjalan. Ia menginjak pedal gas untuk mengimbangi langkah Kylie dan memanggilnya terus. Ia tidak mau didiamkan. Setidaknya gadis ini menjawab ketus saja sudah cukup.
"Yakin tidak mau kuantar?"
"Shut up!" Senyum lebar terbit di wajah. Ia menaikkan alis sembari mengedikkan bahu lalu menginjak pedal gas, benar-benar pergi dan tak lagi menggoda gadis pemarah satu itu.
Kylie menatap mobil sport yang sudah menjauh dan kemudian menunduk. Senyum kecil entah mengapa tiba-tiba muncul dan berubah menjadi kekehan. Hatinya terasa aneh. Sangat aneh. Tidak bisa ia utarakan, tapi hangat saja ketika Zach berubah manis.
Digelengkannya kepala, lalu kembali melangkah. Ia tahu Zach pasti akan ke tempat di mana mereka kembali bercerita dengan suasana yang berbeda. Maka dari itu, ia lebih baik cepat agar tidak ketahuan.
***
Masuk dari belakang, Kylie cepat-cepat mengambil kostumnya dan meletakkan tasnya di tempat biasa. Melihat mobil Zach yang sudah terparkir rapi di parkiran, itulah mengapa ia tidak mau masuk lewat depan. Zach pun sepertinya sudah duduk di bangku taman—menunggunya.
Disapa anak-anak yang berkeliaran di dekat taman lalu menepuk bahu Zach yang sudah duduk santai di bangku sesuai dengan perkiraannya. Rambut itu tampak berantakan, tapi wajahnya tidak kusam. Bukan jelek, malah semakin terlihat tampan dan ia akui Zach tidaklah seburuk dan sejelek yang ia pikirkan sebelumnya.
"Hai, mana brosurnya? Biar aku bagi." Zach tampak antusias yang malah membuatnya menyunggingkan senyum lebar di balik maskot. Ia memberikan setengah brosur yang telah dibawa dan gesit sekali Zach mengambilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silver Lining ✅
Roman pour AdolescentsPertama kali publish : 24 April 2020 [PRIVATE ACAK] . Masuk ke sekolah barunya di Igleas High School, salah satu sekolah terfavorit di New York, Amerika serikat, Kylie Minoque, gadis pendiam dan berperawakan sederhana mendapat bencana di hari pertam...