Chapter - 18. Closer

1.3K 154 4
                                    

HAPPY READING 📖

-----------------------------------------

Kembali ke ruang utama, topeng yang semula dilepas, telah dipakai mereka lagi. Lagu Eenie Meenie dari Justin Bieber dan Sean Kingston menjadi penyambut kedua insan itu.

Kylie melepaskan dengan kasar genggaman Zach di pergelangan tangannya. Takut menimbulkan spekulasi buruk di pikiran orang lain jika melihat Zach menggandeng tangannya. Ia masih memiliki muka untuk tidak menjadi topik hangat yang akan dibicarakan oleh beberapa penggosip di sekolah.

"Kau pergilah, Zach. Nikmati pestamu sendiri." Zach yang merasakan Kylie melepaskan genggamannya menoleh tak suka.

"Kau mengusirku di acaraku sendiri?"

"Bukan begitu. Maksudku, kau bermainlah bersama teman-temanmu jangan di dekatku karena aku tak suka. Kalau orang melihat, mereka bisa berpikiran aneh-aneh melihat kau dekat denganku."

"Untuk apa kau peduli dengan ucapan mereka? Mereka tidak tahu yang sebenarnya." Zach mengerutkan dahi. Apa yang ia katakan ada benarnya, bukan? Kenapa Kylie harus peduli? Bukankah gadis itu sama sekali tak peduli dengan keadaan sekitar?

"Please, leave me. Kau sudah melakukan apa yang kau mau dan sekarang bebaskan aku karena bagimu mungkin pembicaraan orang itu tidak penting, tapi yang terkena imbasnya adalah aku. Jadi tolong pikirkan dulu apa ingin kau lakukan." Meyakinkan Zach memang sulit. Bahkan ia harus melirik ke sekitar agar sikapnya tak begitu kentara terlihat dekat dengan Zach. Bagaimana pendapat orang bila melihat mereka sedekat tadi? Padahal di sekolah Zach mengganggunya, sedangkan di acara tidak. Ia masih berpikir rasional. Orang-orang akan menyebut keadaan mereka sebagai konspirasi yang penuh dengan kemunafikan.

"Oke, aku akan pergi tapi ingat kau milikku malam ini, jadi jangan menghilangkan wajahmu sebelum acara ini selesai kalau tidak, kau akan tahu apa yang akan kulakukan hari Senin."

"Sialan! Kau tidak bisa seenaknya memerintahku! Kuharap kau masih tahu batas wajar untuk tidak memerintahku sesuka hati karena aku bukan budakmu, Oke?" Lama menunggu Zach untuk pergi, lebih baik ia yang pergi karena lebih lama lagi, ia yakin beberapa mata akan menangkap kegiatan mereka. Ia cukup muak dengan semua sifat Zach. Kekangan tak berfaedah itu terdengar menjijikkan. Ia tidak suka dikekang layaknya ia dimiliki. Ia adalah gadis independen jadi sulit untuk mengekangnya apalagi Zach yang notaben seorang pemuda gila yang sering mengganggu anak-anak sekolah. Paling terpenting, Zach bukanlah siapa-siapanya jadi tidak memiliki hak.

"Cih, gila!" Umpatan keluar dari bibir tipis Kylie. Ia sudah terlalu lelah menghadapi sifat kekanak-kanakan Zach. Baru beberapa hari, tapi melihat wajah Zach ia mulai tak sudi. Semua kelakuannya tak ada yang bisa dibanggakan.

Ia mencari keberadaan Tory yang menghilang entah ke mana. Gadis itu sulit juga untuk dicari jika sedang jatuh cinta. Pikirannya langsung terpusat ke satu hal. Pasti mencari perhatian Andreas karena ia yakin Tory sedang melirik-lirik Andreas atau mencari celah agar dapat berkencan dengan teman dari pria tak berotak. Padahal mereka sama-sama tak berotaknya.

"Argh, shit!" Tabrakan dari beberapa orang yang ia lewati cukup mengganggu. Tempat ini seperti tempat berdansa satu sekolah. Apa mereka tak merasa kesempitan berdiri atau berdansa di satu tempat begini? Minuman yang ia tidak tahu seperti apa yang mereka minum, malah menimbulkan kesan jijik. Semuanya menjadi terkesan menjijikkan.

Akhirnya! Lelah mencari ke mana-mana, ia dapat menemukan gadis itu juga. Ternyata Tory berada di bar dengan sosok yang memberikan mereka topeng tadi.

Ia memutar bola mata dan segera menemui Tory agar tidak terlalu menikmati kebersamaan mereka apalagi jika itu benar-benar Andreas, Tory pasti akan lupa diri.

Silver Lining ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang