HAPPY READING 📖
-----------------------------------------
Semua telinga terarah ke satu suara yang menjelaskan tentang pesta dansa pada awal September, tepatnya seminggu lagi. Banyak yang tak sabar menanti hari itu tiba, dan tak sedikit pula yang merasa malas bahkan tak berniat datang.
Di aula sekolah, guru yang menangani bagian acara tersenyum sebagai akhir dari pidato singkatnya. Ia turun dari panggung setelah berterima kasih karena telah menyisihkan waktu 30 menit mereka untuk mendengarkan perihal pesta dansa yang akan dilaksanakan.
Beberapa siswa mulai pergi ke kelas masing-masing pelajaran. Kylie melihat jam tangan dan memperkirakan masih ada sedikit waktu untuk pergi ke kantin membeli sesuatu. Ia lupa untuk mengganjal perut karena terburu-buru, takut ketinggalan bus apalagi semalam ia bergadang dan berakibat terlambat bangun.
Baru saja Zach ingin berlari mengejar Kylie, namun terhenti karena panggilan kedua temannya—Charlie dan Andreas.
"Zach!" Zach menggeram kesal. Kegiatannya harus terhenti karena mereka menepuk pundaknya, padahal ia berencana tidak peduli.
"Kami mendapat informasi tentang Kylie." Zach membalikkan badan dan menatap keduanya penuh minat.
"Kau lihat ini." Andreas menunjukkan ponselnya yang berisi foto sosok yang berada di dalam boneka. Ia tahu boneka ini dan terkejut ketika melihat siapa yang berada di dalamnya. Kylie. Gadis itu tengah membuka kepala kostum dan pada foto selanjutnya, ia duduk di taman itu sembari mengikat rambut.
Zach mengalihkan matanya pada mereka berdua dan tak percaya bahwa selama ini sosok yang dekat dengannya malah sosok yang ia ganggu di sekolah. Ini gila! Bagaimana bisa Kylie bekerja di tempat itu dan ia merasa nyaman dengan versi Kylie yang berbeda?
Ia meneguk ludah lalu menatap tajam Charlie dan Andreas. "Kalian tidak bohong?"
"Tidak. I swear, kami mendapat ini sewaktu pergi ke McDonald. Sebagai berita yang bagus, kami berencana memfotonya lalu menyebarkannya satu sekolah, bagaimana?" ujar Charlie. Sejak hari di mana Tory pindah, ia sudah tak memedulikan apa pun. Lagi pula sekeras mungkin ia berusaha untuk menemukan Tory, tetap saja tidak berhasil dan ia tahu bahwa Tory bukanlah sosok cintanya di masa depan. Perasaannya memang begitu sakit, namun ia coba melupakannya. Apalagi ini menjelang lima bulan Tory pergi, ia tidak mau terlarut dalam kesedihan tak berujung. Lebih baik begini dan ia yakin akan ada sosok yang lebih baik dari Tory.
Zach langsung menatap tajam keduanya. "Jangan sebar itu tanpa seizinku. Kalian pergilah." Hanya itu. Ia tidak ingin membahas ini lebih jauh. Ia ingin kejelasan ini dari mulut Kylie sendiri. Hatinya sudah terlanjur memantapkan Kylie sebagai pujaan hati, tapi mengapa setega itu Kylie memanfaatkan ketidaktahuannya. Apa ini yang memang direncanakan gadis itu? Apa ini yang memang Kylie rencanakan dengan berpura-pura menjadi maskot, berteman dengannya, mendengar semua ceritanya untuk mempermalukannya suatu saat? Begitukah?
Ia melangkah cepat dengan tangan terkepal, mencari Kylie yang masih tak ia temui. Bertanya dengan beberapa siswi yang melihat keberadaan Kylie, akhirnya ia menemukan Kylie tengah membayar sejumlah uang kepada penjual. Tanpa basa-basi, ia ke sana dan langsung menarik pergelangan tangan Kylie, membawanya ke tempat sepi untuk melampiaskan amarah. Tepatnya di belakang sekolah.
"Jelaskan padaku apa yang kau lakukan dengan kostum boneka itu, hah?!" desis Zach. Ia menempelkan punggung Kylie ke dinding, memojokkannya agar Kylie tak bergerak selain berbicara. Ia begitu marah dan sangat marah kenapa Kylie tidak mengatakan identitas aslinya. Ia marah karena selama ini berbincang dengan gadis itu yang ia kira sebagai orang asing. Ia marah karena ia menceritakan semua masalah pribadinya dan bisa saja gadis ini menyalahgunakan semua itu. Bagaimana kalau Kylie menyebarkan berita-berita tak jelas?
KAMU SEDANG MEMBACA
Silver Lining ✅
Teen FictionPertama kali publish : 24 April 2020 [PRIVATE ACAK] . Masuk ke sekolah barunya di Igleas High School, salah satu sekolah terfavorit di New York, Amerika serikat, Kylie Minoque, gadis pendiam dan berperawakan sederhana mendapat bencana di hari pertam...