Chapter - 19. Memories About Him

1.2K 152 2
                                    

HAPPY READING 📖

-----------------------------------------

♥️ Aku tidak bisa membiarkan kenangan tentangmu menghilang dari pikiranku. Biarkan aku menikmatinya seorang diri dengan membayangkan kau berada di sampingku ♥️

~~~ Kylie Minoque ~~~

.

Berada di dekapan Zach, ia merasa kembali mengalami ini. Ingatannya kembali terserang oleh masa lalu. Ini terjadi secara tiba-tiba. Merasakan kehangatan dalam kukungan Zach, ia juga merasakan kehangatan yang diberikan Miguel. Masih membekas di ingatannya bagaimana Miguel memeluk mesra pinggangnya kala itu. Masih bisa ia rasakan bagaimana Miguel membisikkan kata-kata cinta di telinganya, menguatkannya ketika ia terpuruk. Dalam situasi ini, pikirannya hanya terpusat pada Miguel seorang.

Ia melepas kasar pelukan Zach dan segera pergi dari kerumunan. Ia tak mau Zach menyadari matanya telah berkaca-kaca atau ia menangis sekali pun. Ia tidak mau orang lain tahu kelemahannya dan ia tidak mau siapa pun menanyakan apa yang terjadi padanya.

Kakinya melangkah keluar dari rumah Charlie—itu yang ia tahu dari undangan yang telah diberikan. Ditariknya napas dengan kepala terdongak lalu melepaskan topengnya kasar. Ia sudah tidak berselera lagi untuk masuk. Ia hanya ingin menyendiri. Sendiri dan memandang bintang-bintang, menyapa Miguel melalui senyumnya. Tak terasa air matanya mengalir. Oh, sial! Kenapa ia bisa secengeng ini? Kenapa perlakuan Zach membuatnya terbawa perasaan? Bagaimana Zach menatapnya, mengingatkannya kepada cara Miguel menatapnya. Tatapan mereka memang mengandung makna yang berbeda, tapi mengapa caranya sama?

Situasi tadi sangat menguras emosi. Ia yakin Zach pasti akan bertanya-tanya dengan perubahan sikapnya. Tapi ia sama sekali tak peduli. Ia tak peduli dan memilih menyendiri. Mendapati ada kursi di samping rumah Charlie, ia duduk di sana sembari meminimalisir perasaannnya yang mulai goyah. Ingatan tentang Miguel muncul begitu saja bagai kaset baru. Kenangan manis yang pernah mereka rajut menghantam kepala tanpa permisi

"Kalau kau mengingatku dan membuatmu merindukanku, lihatlah ke arah langit dan aku akan tersenyum di surga membalas senyummu. Itulah cara kita berkomunikasi. Kalau kau takut, curahkan isi hatimu dan berbicaralah padaku. Aku akan mendengar." Teringat ucapan Miguel di hari sebelum pemuda itu pergi. Semua memori terkuak, terbongkar, dan akhirnya ia tak sanggup lagi untuk menahan sesak yang begitu mencekat. Ini lebih sakit daripada ia diselingkuhi. Lebih baik Miguel selingkuh daripada harus pergi dan tak pernah kembali. Terparahnya Miguel pergi saat ia teramat mencintai pria itu dan tidak bisa membencinya.

"Miguel ...." Ia terisak kecil. Didongakkan lagi kepala dengan tangis yang tak kunjung mereda. "I miss you so bad. Kau meninggalkanku begitu cepat. You hear me? I miss you so bad," gumamnya. Ia bersandar dan memejamkan matanya erat, membiarkan sesak itu terus menikam dada, membiarkan kepingan-kepingan masa lalu semakin meluap ke permukaan.

Ia menumpahkan kesedihan yang terjadi malam ini, juga berharap Zach tidak datang dan menanyakan apa pun. Intinya, ia tidak ingin mengutarakan kesedihannya dengan siapa pun, termasuk Tory. Ia hanya butuh sendiri dan menikmati kebahagiaan dan kesedihan ini bersamaan. Bukannya pelit, ia hanya tidak mau diteror dan pada akhirnya akan membuka seluruh rahasianya. Ia tidak mau memberitahukan kelemahannya pada siapa pun.

"Aku tidak bisa membiarkan kenangan tentangmu menghilang dari pikiranku. Biarkan aku menikmatinya seorang diri dengan membayangkan kau berada di sampingku." Ia bergumam lalu menghela napas panjang. Kepalanya terasa berat hanya untuk memikirkan hal sepele semacam ini.

Rambut yang tergerai, ia ikat menggunakan karet gelang yang melingkari pergelangan tangannya. Ia hanya ingin duduk di sini tanpa hiruk-pikuk keramaian sembari membayangkan Miguel di sampingnya, menemaninya malam ini.

Bulu kuduknya meremang, ia berharap Miguel berada di sampingnya sekarang hingga ia dapat menumpu kepalanya di bahu pemuda itu. Lama-lama isakannya semakin kuat. Beberapa kali ia menghapus air matanya, namun masih tetap mengalir.

"Miguel ...," lirihnya. Ia masih ingat bagaimana ia menghadiri pesta teman Miguel yang berada di Oklahoma dengan tangan yang digenggam dan ia mengikuti dari samping. Saat pesta dansa dimulai, tatapan Miguel begitu teduh. Memerangkap tubuhnya dalam kukungan pemuda itu dan keduanya tersenyum, saling menatap netra masing-masing dan berbicara melalui kontak mata. Ia memukul dadanya, sesak menghantam dada tidak bisa ia tahan lagi. Ingatan itu semakin menyeruak dan ia ingin memeluk sosok itu. Mengatakan bahwa ia merindukannya dan masih mencintainya hingga detik ini. Ia merindukannya tak terhingga.

Asyik memejamkan mata, tepukan di kepalanya membangunkannya dari kenyamanan. Ia terpaksa membuka mata dan mendapati Zach duduk di sampingnya sembari mendelik.

"Bagus sekali kau meninggalkanku. Sudah kekatakan kalau kau tidak akan bisa pergi kalau acara ini belum selesai." Zach tiba-tiba membombardirnya dengan kalimat terkutuk itu. Sumpah, ia malas berhadapan dengan manusia satu ini. Gara-gara Zach-lah ingatan tentang Miguel kembali.

"Shut up! Aku sedang tidak mau diganggu." Kylie kembali memejamkan mata dan membiarkan Zach berkelakuan sesuka hati. Sejak membayangkan tentang Miguel, selera untuk bersenang-senang telah lenyap.

"Lancang sekali kau menyuruhku diam. Kau sama sekali tidak menghargai tuan rumah."

"Kalau begitu aku pergi! Berurusan denganmu membuatku semakin muak!" Ia sudah tak tahan. Yang diinginkannya hanya menyendiri, tapi kenapa bocah satu ini masih sibuk mengganggunya? Memang tak salah ia mengatakan Zach sama sekali tak punya otak. Bahkan cowok gila itu berani mengganggu ketika suasana hati orang lain sedang kacau.

"Memang kurang ajar sekali kau ini! Sama sekali kau tidak menghargai tuan rumah. Mana sikap sopanmu? Kau berani menceramahi orang lain, tapi kau sendiri tidak sadar diri!" Pria ini benar-benar kurang ajar karena semakin menyulut emosi.

"Oke, aku tidak akan datang ke acara yang kalian adakan lagi. Puas? Aku sama sekali muak dengan tingkahmu! Bahkan untuk melihatmu saja aku sudah tak sudi! Kau sama sekali tidak mengerti orang lain, Zach. Dan aku menyesal datang ke pestamu jika yang kudapat malah kekacauan yang kau lakukan!" Ia masuk kembali ke tempat acara untuk mengajak Tory pulang. Ia tidak mau di sini lebih lama lagi. Semuanya akan semakin menyakiti hatinya jika ia tetap di sini. Berurusan dengan Zach dan kenangan tentang Miguel tiba-tiba muncul, benar-benar membabat habis mood baiknya.

Mungkin ketika mereka pulang dan Tory menginap lalu mereka bercerita banyak, nama Miguel akan sekilas terlupakan dari pikirannya untuk sementara. Karena sebenarnya ia tidak bisa diingatkan tentang Miguel terus-menerus.

.

.

.

TO BE CONTINUED

Silver Lining ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang