HAPPY READING 📖
-----------------------------------------
Senin adalah hari yang paling mengesalkan menurut Kylie, karena menjelang hari libur masih sangat lama. Masih harus melewati beberapa hari lagi untuk bersantai di ranjang selama seharian penuh tanpa gangguan.
Ia beruntung hari ini Zach and The Gang tidak bertingkah. Sampai istirahat pertama, mereka sama sekali tidak mengganggunya. Entah malaikat apa yang sedang bersama mereka. Ah, sepertinya otak Zach telah terpengaruh dengan kata-katanya waktu itu. Baguslah. Ia tidak perlu susah payah menghadapi mereka lagi.
Di kantin, ia tengah bercerita bersama Tory sesekali diselingi tawa apalagi bercerita tentang keadaan mereka pada Sabtu kemarin.
"Kau tahu betapa bahagia dia mencium pipiku? Argh! Aku merasa bahwa Dewi Fortuna berada di pihakku karena mendekatkan Andreas." Tory terkikik geli. Wajahnya kembali memerah padahal Kylie pun sudah tahu bahwa ia dekat dengan Andreas. Sayangnya, tetap saja kemerahan itu tidak mau hilang. Ia merasa di awang-awang dan berharap akan selamanya begitu. Berharap Andreas membalas perasaan sukanya dan merajut beberapa kenangan indah.
"Sudahlah, itu terus yang kau bahas. Apa kau tak lelah?" Kylie memutar bola mata. Wajahnya terlihat malas walau sejujurnya ia bahagia.
"Tidak! Aku tidak akan pernah lelah membahasnya! Dia seperti membalas perasaanku tanpa kuungkapkan, Kylie! Siapa yang tidak senang? Kalau kau jadi aku, mungkin kau juga akan berteriak keras!" Tory begitu antusias. Tortila yang ia makan, jatuh dari mulutnya. "Ups, maaf. Hihihi!"
Kylie menggelengkan kepala lalu menepuk pelan pipi Tory. "Jangan bermimpi terus. Banyak bermimpi kau akan jatuh sakit. Belum tentu juga kemarin itu Andreas."
Desah kecewa terlepas dari mulut Tory. "Kau benar. Sepertinya aku terlalu banyak berharap. Tak mungkin juga dia ingin berdansa bersamaku. Tapi ...." Ucapannya terputus. Ia ingin mengatakan bahwa sosok yang berbisik di telinganya Sabtu itu seperti suara Charlie. Ia ragu harus menceritakannya atau tidak. Akhirnya ia menggeleng. "Tidak jadi."
"Kau membuatku penasaran!" gerutu Kylie lalu memakan chicken noodle soup yang ia pesan. Dengan respon Tory yang hanya terkekeh, ia tak mau lagi melanjutkan pembicaraan.
Tory yang berhadapan tepat dengan Andreas walau berjarak jauh, sesekali meliriknya. Berhati-hati sekali ia melakukannya agar tak tertangkap basah oleh Kylie yang sibuk memakan supnya apalagi Andreas yang tersenyum lebar dan tertawa bersama Charlie. Zach? Tidak tahu pria itu ke mana sejak tadi.
Andreas yang merasa ditatapi, segera mencari sosok yang menatapnya. Ketika matanya mengarah pada Tory, gadis itu langsung memalingkan mata. Ia tak suka. Ternyata yang memperhatikannya si cupu itu.
Ia bangkit dari duduk dan segera mendekati Tory dan Kylie untuk menuntut jawaban. Apa maksud gadis cupu itu melirik-liriknya Digebrak meja mereka hingga Kylie dan Tory terperanjat bersamaan.
"Kau kenapa melihatku, hah?" Tory menunduk semakin dalam. Kalau situasinya begini, jujur saja ia takut. Ternyata sikapnya malah membuat Andreas tahu. Ia takut, sangat. Ia takut semuanya akan terbongkar. Firasatnya mengatakan ini berjalan tidak baik. Kesimpulan bahkan sudah terpapar jelas di otaknya bahwa yang berdansa bersamanya bukanlah Andreas. Atau, jika itu Andreas, pria itu hanya sedang berpura-pura marah agar sifatnya tidak diketahui siapa pun.
"Kau yang kenapa? Datang-datang malah seperti setan!" Kylie tak terima. Walau ia tidak tahu apa permasalahannya, ia tak suka Andreas tiba-tiba mencari perkara dengan mereka. Padahal sudah bagus Zach tidak mengganggunya hari ini. Kenapa pula sekarang Andreas yang bertingkah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Silver Lining ✅
Teen FictionPertama kali publish : 24 April 2020 [PRIVATE ACAK] . Masuk ke sekolah barunya di Igleas High School, salah satu sekolah terfavorit di New York, Amerika serikat, Kylie Minoque, gadis pendiam dan berperawakan sederhana mendapat bencana di hari pertam...