HAPPY READING 📖
-----------------------------------------
Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Hari yang membahagiakan untuk anak-anak sekolah karena menghadiri pesta gratis dan mewah. Saat mereka masuk, topeng itu diberikan untuk tidak mengenali sesama, dan diberikan oleh beberapa siswa yang membantu acara ini berlangsung.
Lain hal dengan siswa-siswi lainnya, Kylie dan Tory yang masih berada di rumah Kylie, sibuk memilihkan pakaian untuk Kylie. Gadis itu malas untuk ikut dan ketika Tory melihatnya memakai celana panjang dan kaos saja, Tory melarang. Dan di sinilah mereka, sedang mencari pakaian yang cocok. Ralat, Tory yang mencari pakaian bagus untuk dikenakan Kylie karena mengingat Kylie yang hanya berbaring manja di kasur, ia tak yakin Kylie berniat untuk membantu.
"Nah! Ini cocok untukmu! Kau pasti terlihat cantik mengenakan ini! Cepat bangun dan sekarang ganti pakaianmu!" Tory menarik tubuh Kylie yang telungkup di atas ranjang.
"Ugh! Aku tidak mau! Lebih bagus kita tak perlu pergi!"
"Ayolah, kita harus pergi. Cepat! Ini sudah hampir terlambat. Kau harus tampil cantik agar Zach tidak mengganggumu di sana. Aku ada bawa beberapa perlengkapan rias juga. Aku sudah memiliki rencana sejak awal. Kau harus tampil cantik agar tidak diganggu dan mereka-mereka yang melihatmu harus terpana!"
Kylie memutar bola mata dan bangun dari ranjang-malas. "Kau ini ada-ada saja. Biarkan saja dia mau mengangguku atau tidak. Manusia seperti Zach juga tidak akan tertarik pada gadis sepertiku. Mau aku telanjang di depannya, dia tidak akan tertarik. Sudahlah, khayalanmu terlalu tinggi. Atau jangan-jangan kau yang mau menarik perhatian Zach."
Tuduhan Kylie membuat Tory membulatkan mata. "Tidak! Zach sama sekali bukan tipeku! Cepat sana pakai gaunmu! Aku suka dress itu dan kuyakin itu sudah sangat pas di tubuhmu. Tinggal merias rambutmu dan memoleskan beberapa pewarna, kau sudah sangat .... perfect!"
"Iya-iya! Kau ternyata sangat cerewet!" Tory terkikik lalu mendorong pelan tubuh Kylie ke kamar mandi.
"Aku tunggu! Oh, ya, aku sangat yakin kau akan jadi ratu di pesta Zach."
"Terserahmu, Tory! Terserah! Aku tak peduli!" pekik Kylie dalam kamar mandi. Tory tertawa lalu menyiapkan perlengkapan riasnya yang telah ia bawa. Mengenal Kylie, ia cukup tahu bahwa Kylie tidak memiliki peralatan semacam ini mengingat wajah polos tanpa polesan itu yang selalu ditunjukkan.
***
"Sudah selesai! Kan, sudah kukatakan kau sangat cantik dalam balutan dress dan wajah dipoles! Dugaanku memang tidak pernah salah! Percayalah, Zach akan bertekuk lutut melihatmu!" Kylie memutar bola mata, jengah karena Tory terus memujinya setelah selesai merias. Wajahnya memerah. Ia memang tak pernah berdandan dan kurang tahu cara-cara berdandan yang benar. Rumit. Karena berdandan itu rumit.
"Kau juga sangat cantik, Tory. Aku saja sempat iri melihatmu datang," ungkap Kylie tanpa melepaskan tatapannya di kaca. Tory yang sedang menjepit rambut hitam Kylie, tersipu.
"Aku memang cantik, tapi kau lebih cantik. Aku tidak bohong."
Kylie tertawa kecil. "Karena aku tidak ingin ini berakhir pertengkaran kalau aku mengatakan kau lebih cantik, jadi aku akan bilang kalau kita sama-sama cantik. Percayalah, kalau mereka membully-mu yang memiliki wajah seperti ini, pasti akan bertekuk lutut. Zach, Andreas, atau Charlie!"
"Kalau Zach bukan tipeku. Jadi hapus. Dia untukmu saja."
"Cih! Mana mau aku punya pacar seperti dia! Kalau begitu Charlie atau Andreas. Pilih yang mana satu?" Kylie menaik-turunkan alisnya. Wajah Tory semakin memerah. "Sepertinya kau menyukai salah satunya. Aku tebak Andreas?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Silver Lining ✅
Teen FictionPertama kali publish : 24 April 2020 [PRIVATE ACAK] . Masuk ke sekolah barunya di Igleas High School, salah satu sekolah terfavorit di New York, Amerika serikat, Kylie Minoque, gadis pendiam dan berperawakan sederhana mendapat bencana di hari pertam...