"Jim, gue dah nemu noh."
"Bacain sekalian", sahut Jimin sambil memainkan kaleng soda di tangannya.
"Aelah, gini nih orang ga lulus Tadika Mesra", sahut Hoseok, teman satu gengnya.
"Buruan seok, lagian Tadika Mesra ujian lulusnya disuruh mesra-mesra an ama cikgu melati."
"Anjay. Jadi, data yang telah didapat oleh si tampan Jung Hoseok untuk Park Jimin adalah-"
"To the point", potong Jimin.
"Baca ndiri lah njir, males gue", Hoseok melempar beberapa lembar kertas yang sudah distaples ke pangkuan Jimin.
"Udah-udah, gue aja yang bacain", lerai Namjoon.
"Dari tadi kek", Hoseok menepuk pundak si Namjoon yang akan membacakan laporan yang telah didapat Hoseok.
Namjoon membaca sekilas laporan tersebut dan meringkasnya dalam otaknya yang penuh dengan pengetahuan. Sangat luas seperti lautan.
"Gue yakin lo tau namanya, dia kelas 10-2 MIPA, lahir di Suwon, 1 November 1996, punya dua sahabat namanya Im Nayeon sama Kim Taehyung, dia dari sekolah Purple Junior High School, dia adiknya Bang Jin yang baru lulus kemaren, oh ya dia juga punya adik cowo."
"Oh, Bang Jin yang No pink No Life itu?" Hoseok mengingat ingat wujud rupa seorang Jeon Seokjin yang terkenal akan ketampanan nya. Hingga satu sekolah begitu menganggumi lelaki itu.
"Emang napa sih Jim lo nyampe cari tau tentang adeknya Bang Jin?", tanya Yoongi yang baru saja membuka mata sehabis hibernasi.
"Lah lu ndengerin ceng? "tanya Hoseok kaget.
"Kan gue punya kuping", jawab Yoongi dengan segenap ke savage an miliknya.
"Serah serah", jawab Hoseok pasrah.
"Iya, lagian buat apa sih Jim? Masa iya elu mau cari cewe lagi?" Tanya Namjoon ikut penasaran.
"Buat bikin dia menderita dan kalian harus bantuin gue", jawab Jimin dengan segala keangkuhannya.
"Siip lah, gaakan ada yang marahin", timpal Namjoon sambil tersenyum, termampang jelas palung mariana di pipinya.
"Yang marahin, gue bakal bikin keluarganya miskin." Mereka tertawa bebas di dalam ruangan pribadi seorang Park Jimin yang disediakan di sekolahnya. Sekolah milik keluarganya sendiri. Dahulunya ruangan ini gudang olahraga, namun ketika Jimin memasuki sekolah ini, ruangan ini disulap menjadi ruangan pribadinya. Dan gudang olahraga dipindahkan ke tempat yang lebih dekat dengan lapangan olahraga.
ㅡ🌿ㅡ
"Udah napa sih Yeon, bosen liat muka kusut lo terus", Tae meneguk lemon tea nya. Tak lupa ia mencomot es batu kristal yang ia masuki sedotan agar mudah diambil.
"Ya, abis gue masih kesel ama tu orang, udah songong, bantet pula", Jeongyeon terus saja mengoceh dan menjelek-jelekkan orang yang tadi menabraknya. Ia tidak mengenal lelali itu dan untuk apa ia mengenalnya.
"Udah udah, ga usah dipikirin banget kali, mending kita nyantuy makan disini aja", Nayeon mengelus pundak Jeongyeon.
"Gue mau ke toilet dulu, bentar doang jan minggat dari sini", Jeongyeon bangkit dari duduknya kemudian berlari kecil untuk kembali memasuki gedung.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Serendipity || Jeongyeon Jimin ||
Fanfiction[O N G O I N G] - bab awal - 22 : bahasa masih acak-acakan dan belum direvisi "Menemukanmu sama saja menemukan cinta dan hidupku" ㅡ🥀ㅡ 𝓉𝒶𝓀𝒹𝒾𝓇 𝒸ℯ𝓂𝒷𝓊𝓇𝓊 𝓅𝒶𝒹𝒶 𝓀𝒾𝓉𝒶, 𝓈ℯ𝓅ℯ𝓇𝓉𝒾𝓂𝓊 𝒶𝓀𝓊 𝓈𝒶𝓃...