Pada umumnya, ini hari pertama masuk sekolah dan biasanya bakal ada yang namanya masa orientasi atau MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah). Tepat pukul 10 pagi, siswa kelas 10 dikumpulkan di aula Serendipity High School.
"Nah gini nih gue ga sukanya MPLS", komen Taehyung begitu duduk di kursi yang sudah disediakan di aula.
"Gabut sumpa, lagian Bang Jin udah ngasih tau beberapa tentang ni sekolah", timpal Jeongyeon sambil bersandar di kursinya.
"Pengen mabal, tapi masih jadi murid baru. Kan ga seru kalo udah dipandang buruk dari awal", Nayeon bergabung di kursi yang berada di antara Taehyung dan Jeongyeon.
Ya, mereka sudah bertemab semenjak kelas 6 SD. Dan itupun karena insiden yang tak terduga.
Ujian nasional semakin dekat. Siswa-siwa makin gencar dengan buku pelajaran yang udah cukup bikin otak meledak. Tapi mau tidak mau tetap harus belajar agar mendapat nilai terbaik.
Sama halnya Jeongyeon, belajar-belajar, ngakak-ngakak sendiri. Pasalnya beberapa soal di buku latihan UN dianggep dia ga masuk akal. Masa ada soal Ani beli 5 bakso sedangkan stok bakso tinggal 6, yang ditanyain sapa nama penjualnya. Kan lucu.
Di tengah acara belajarnya di taman sekolah, Tiba tiba Jeongyeon liat ada segerombol anak pendek lagi ngrubung di pojokan lapangan. Karena Jeongyeon penasaran, akhirnya ia menghampiri kerumunan itu.
Ada anak cowo lagi dipojokin disitu di ejek sampai mau nangis. Jeongyeon yang cuma ngintip-ngintip akhirnya pengen nolongin itu cowo tapi gatau caranya. Dengan segala IQ nya akhirnya dia dapet cara.
"Eh, kuchel-kuchel sekalian", teriak Jeongyeon yang sebenernya ga jauh-jauh banget dari gerombolan itu. Jeongyeon berani bilang mereka pendek karena dia termasuk tinggi di angkatannya.
"Dih mentang-mentang lo tinggi gitu."
"Wah ngajak ribut nih."
"Tampol gas."
"Majuu." komando anak berambut ikal di paling belakang."Eitss, kalo kalian mau hadepin gue kalian harus bisa lolos dari pertanyaan gue", Jeongyeon menyetop mereka layaknya tukang parkir di perempatan deket warung kochengan punya bang Agus
"Oke, kalo salah satu dari kita bisa jawab kita bakal hajar lo habis-habisan", jawab anak di depan Jeongyeon.
"Hmm, tapi kalo kalian ga bisa jawab kalian harus gantiin gue sama itu anak, gue lupa namanya, piket selama 2 minggu", tantang Jeongyeon.
"Iya dah, buruan", sahut anak di depan Jeongyeon lagi.
"Jadi soalnya itu Bagaimana bintang bisa jatuh? Bagaimana jawabnya?" Jeongyeon tersenyum puas begitu pertanyaan itu terlontar dari mulutnya.
"Bintangnya kepleset."
"Bintangnya pegel ndekem disana terus."
"Udah waktu nya jatuh."
"Lelah karena cuma diem doang"
"Bintang jatuh itu bintang yang terbakar di atmosfer bumi""Dari sekian jawaban kalian gaada yang bener samsek", Jeongyeon tersenyum meremehkan.
"Lah gue jawab udah bener itu. Bintang itu terbakar di atmosfer bumi", jawab anak berambut ikal
"Gue juga tau jawaban lo bener. Tapi gue jamin nilai Bahasa kalian jelek", Jeongyeon kembali meledek
"Naksud lo apaan sih? Bener-bener ya", anak di depan Jeongyeon bersiap menonjok Jeongyeon tapi segera Jeongyeon menjelaskan bahwa,
"GUE TANYA BAGAIMANA JAWABNYA APA OGEB!" Jeongyeon teriak dan sketika mereka cuma bisa diem.
"ya jelas jawabannya karena lah", sambung Jeongyeon bangga
KAMU SEDANG MEMBACA
My Serendipity || Jeongyeon Jimin ||
Fanfiction[O N G O I N G] - bab awal - 22 : bahasa masih acak-acakan dan belum direvisi "Menemukanmu sama saja menemukan cinta dan hidupku" ㅡ🥀ㅡ 𝓉𝒶𝓀𝒹𝒾𝓇 𝒸ℯ𝓂𝒷𝓊𝓇𝓊 𝓅𝒶𝒹𝒶 𝓀𝒾𝓉𝒶, 𝓈ℯ𝓅ℯ𝓇𝓉𝒾𝓂𝓊 𝒶𝓀𝓊 𝓈𝒶𝓃...