Jangan lupa
.
Comment your reaction for this chapter~
.
Yakin, author seneng baca reaction kalian💜
.
Makasii, happy reading~
.
.
.
.
Sabtu, 13.52 KST"mama ga bercanda kan?" Jin menatap mamanya tak percaya. Benarkah ini?
"mama juga ga tau mau apa lagi, semua bakalan terjadi Jin. Mama butuh bantuan kamu buat nenangin Jeongyeon nanti" mama memegang pundak Jin"kalo mama tau, ini adalah ketakutan besar Jin. Jin pernah mikir kayak gini. Cuma dua kemungkinan, kalo ngga Jeongyeon pasti keluarga Im. Tapi sekarang itu nyata" Jin kecewa dengan takdir, ia menyugar keras rambutnya
"mama juga ngga mau ini Jin. Tapi kamu tau betul keluarga Park kan?" mama memeluk Jin dan mengusap rambutnya pelan
"tapi kenapa ngga habis Jeongyeon lulus aja? Dia punya impian besar" Jin melepas pelukan mamanya dan kembali menatap mamanya
"Tolong pahami ini Jin. Cuma kamu harapan mama. Tolong bikin Jeongyeon paham dan tenang" mama begitu berharap pada Jin
"Jin bakal berusaha yang terbaik buat Jeongyeon " Jin mengangguk pelanKemudian Jin masuk ke kamarnya lagi. Ia merebahkan dirinya di atas ranjangnya. Pikirannya melayang-layang entah kemana sampai matanya menangkap sebuah benda
Jin mengambil sebuah figura poto lama dimana ia, Jeongyeon, dan Jungkook sedang liburan ke pantai seusai kelulusan SD Jin. Jin menatap nanar figura itu, haruskah salah satu dari mereka berkorban? Kenapa tidak dia saja?
"Bang, lo gapapa? " tiba² Jungkook muncul dan menepuk pelan pundak Jin
Mungkin ia perlu Jungkook juga untuk membantu Jeongyeon nantinya. Mengingat gadis itu yang begitu brutal di luar tapi jauh dalam hatinya ia sangat rapuh"sini, gue mau cerita. Ini tentang kita sama Jeongyeon" Jin mengajak Jungkook duduk di kasurnya. Jungkook hanya menaikkan satu alisnya dan masih menatap Jin bingung
"emangnya napa sama kita? " Jungkook bertanya polos"lo harus terima. Gue tau ini berat banget, gue pun juga baru tau dan gue belom bisa nerima juga" ucap Jin
Jungkook hanya diam dan serius mendengarkan penuturan abangnya itu"nuna lo.. Dia bakal nikah dalam waktu dekat ini, Kook" Jin mengatakannya dengan berat hati
"jan ngaco lo bang" Jungkook merasa Jin mempermainkannya
"nahkan, lo ga percaya. Gue juga sama ga percaya ini, Kook. Abang gamau di antara kita ada yang hilang secepet ini walau kita kelakuannya udah kayak ekor cicak" Jin menopang dagunya dan mengetuk pelan kaca yang melapisi figura ifu
"tapi mau nikah sama siapa?" Jungkook yang masih sepet akhirnya tanya
"lo taukan keluarga Park? ""jadi keluarga kita dipaksa bang?" Jungkook berusaha menormalkan emosinya
Jin mengangguk ragu
"menurut gue ini ga terlalu maksa. Tapi asal lo tau. Keluarga kita sama keluarga Park udah saling kerjasama bahkan sebelum kita semua lahir. Sesepuh keluarga Park itu bener² berperan dalam perusahaan keluarga kita. Keluarga Park adalah orang yang mau bekerja sama sama keluarga kita walau dulu perusahaan keluarga kita pas²an. Coba lo pikir, enak ga lo nolak permintaan orang yang selama ini udah nolong lo? " Jin menjelaskan panjang lebar"yaa.. Tapi ini tu ga wajar bang. Nikah? Bukan mainan, itu ikatan sakral" Jungkook masih tak terima
"gue juga gatau Kook. Tapi yang jelas setau gue, kakek Park pengen liat Jimin nikah sebelum dia pergi" jelas Jin lagi
"Jimin yang mau nikah sama noona? Bukannya itu yang nyelamatin noona kemaren dari insiden pendinginan?" Jungkook bertanya lagi
"tapi lo gatau keaslian Park Jimin kan?" Jin menatap Jungkook serius"emang dia kenapa?? " Jungkook penasaran
"gue ga terlalu yakin noona lo dianggep sama dia" ucap Jin pelan"gue ga peduli nuna dianggep atau engga. Tapi gue ga setuju nuna nikah! " teriak Jungkook. Jin hanya membiarkannya karena tau mamanya pergi ke rumah sakit
"Ya lu pikir gue terima gitu?!" Jin membalas
"ngga. Gue yakin semua keluarga ini terpaksa karena kakek Park. Kasian nuna" Jungkook hampir menangis menerima kenyataannya
"udah Kook, udah. Kita doain aja nuna bisa terima walau berat banget buat dia. Doain biar nuna nanti baik² aja ya. Kita ga bisa apa² sekarang" Jin menarik Jungkook dalam pelukannya. Jungkook sedikit terisak di pelukan Jin. Ia begitu menyayangi nuna nya walau kelakuan mereka macam kresek cireng dan buntelan cilok. Dan kini tugas Jin harus menenangkan adeknya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Serendipity || Jeongyeon Jimin ||
Fanfiction[O N G O I N G] - bab awal - 22 : bahasa masih acak-acakan dan belum direvisi "Menemukanmu sama saja menemukan cinta dan hidupku" ㅡ🥀ㅡ 𝓉𝒶𝓀𝒹𝒾𝓇 𝒸ℯ𝓂𝒷𝓊𝓇𝓊 𝓅𝒶𝒹𝒶 𝓀𝒾𝓉𝒶, 𝓈ℯ𝓅ℯ𝓇𝓉𝒾𝓂𝓊 𝒶𝓀𝓊 𝓈𝒶𝓃...