4

441 74 4
                                    

Jeongyeon membuka pintu rumahnya cukup keras. Membuat penunggunya yang sedang asyik liat2 hoodie pink di tokopede kaget.

"hoodie pink nya kaka" titah Jin kaget
"lu napa Yeon? " Jin melihat Jeongyeon dengan wajah murung dan sedikit sembab
Yang ditanya malah buru2 naik tangga dan masuk kamarnya

Jin segera menyusul, takut ada apa2 dan jika bisa ia akan menenangkan adek ceue nya

Jeongyeon melemepar tasnya asal dan melemparkan dirinya ke kasurnya. Ia kembali terisak kecil begitu mengingat dirinya hampir menjadi wanita murahan

"eh, adik gue tumben nangis? " Jin menaiki kasur Jeongyeon dan mendekat kemudian membelai Jeongyeon

" oppa" gumam Jeongyeon di tengah isakannya
"sudah2, ceritakan sama oppa. Nanti oppa bantu kalo oppa bisa" Jin nyengir khasnya

Perlahan Jeongyeon mengangkat kepalanya, mengusap air mata yang masih menempel di pipinya.

"oppa, siapa itu Park Jimin? Ceritakan semua tentangnya padaku" Jeongyeon kini terlihat lebih tenang.
"apa adik oppa ini tertarik sama Jimin? " guyon Jin yang ngga tepat waktu

" najis" umpat Jeongyeon
"ah, ok ok" Jin menaruh kepala Jeongyeon di pahanya kemudian memainkan poni adiknya itu

"jadi kau sudah tau Park Jimin ya? Jimin adalah pewaris tunggal Serendipity High School. " Jin memulai dongengnya

" keluarganya tak hanya memiliki yayasan berupa sekolahan saja tapi juga rumah sakit ternama di Seoul. Papanya seorang CEO dibidang properti hunian dan mamanya selalu membantu papanya seperti orang tua kita. Hanya saja sedari kecil Jimin tumbuh sendirian, ia sering ditinggal kedua orangtuanya perjalanan bisnis. Sekalinya orangtuanya pulang, mereka akan sangat memanjakan Jimin, menuruti segala yang diminta anaknya itu.

Jelas dia menjadi nakal karena ia menghabiskan masa kecilnya sendiri dan ketika ia menghadapi orang luar, ia menganggap sama-bahwa dia harus selalu dituruti.

Yang pernah kudengar. Saat awal masuk kelas 7, dia begitu pendiam. Tapi kenakalannya kembali keluar ketika ia bertemu Namjoon. Namjoon terkenal sangat bejad tapi postifnya dia siswa pinter seantero sekolahnya. Lalu Yoongi dan Hoseok mulai dekat dengan mereka berdua saat kelas 9" khotbah bin dongeng Bang Jin panjang x lebar x tinggi

"sekalian saja. Aku sarankan jangan pernah berurusan dengan most bantet-

"most wanted, Bang" ralat Jeongyeon. Entah kenapa hari ini dipenuhi ke bantetan yang merambat

"nah, ya itulah. Balik lagi. Lo jangan pernah berurusan sama most wanted ceue angkatannya Jimin. Soalnya mereka anak geng motor" bisik Bang Jin di akhir kalimatnya

"eh, busett gila. Gue yang masuknya nakal ae ga gitu " Jeongyeon bersyukur ria

" ampe elu kek gitu gue kekang lo 40 hari 40 malam 40 jam 40 menit 40 detik. Hape aipon lu gue sita se charger2 nya" ancam Bang Jin

"dih, ogah mending lu yasinan bang" bantah Jeongyeon

"lah, terus itu sapa ae yang motor2an? "tanya Jeongyeon agar ia tak salah orang
" mereka berempat. Yang bisa dibilang ketuanya namanya Mina, yang lainnya ada Sana, Momo, sama Tzuyu. Hati2 mereka anak OSIS juga" lagi lagi Bang Jin memperingatkan

"lah, gue masuk OSIS bang" Jeongyeon sedikit terkejoet
"lu mesti masuk yang paskib ya" tebak Bang Jin mengarah pasti

"lah ko tau. Tapi gue rasa gue masuk departemen paskib gara2 Jimin" Jeongyeon sedikit termenung usai menyelesaikan kalimatnya. Ia teringat tentang tadi

"eh, jan bengong ntar ke santet bagong gua yang ribet" Jin membuyarkan lamunan Jeongyeon
"ga ada yang ngga mungkin buat Park Jimin asal lo tau" Jin menjawab pertanyaan Jeongyeon

My Serendipity || Jeongyeon Jimin ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang