"Itu Jaemin jangan lupa diceramahin biar sadar," perintah Nakyung sebelum tidur di atas sofa rumah sakit.
Mereka bertiga memutuskan untuk menginap di rumah sakit malam ini, Renjun sudah pulang ke rumah sebentar tadi dan juga ke apartement Minju buat ngambil baju seragam pramuka punya dia dan Nakyung, Jaemin? bolos satu hari besok, dia juga udah ijin ke Heejin, sekretaris di kelasnya dan juga ijin ke Renjun buat gak ikut kegiatan pramuka satu hari.
Renjun biarpun omongannya pedas dan savage kayak gini dia itu jadi ketua pramuka di sekolahnya. Dulu pernah mencalonkan diri jadi ketua osis namun gagal karena waktu pemilihan ketua osis dia jatuh sakit karena gak makan beberapa hari. Alhasil, dia dipilih jadi ketua pramuka buat menggantikan Marklee yang sudah naik ke kelas dua belas.
Renjun membalas perkataan Nakyung dengan acungan jari tengahnya, "Sana tidur udah jam sebelas malam na biar besok ga ngantuk pas apel pramuka," ucap Renjun lalu mencubit kedua pipi pacarnya itu gemas.
Tenang, Renjun pacaran masih tau batas wajar karena Renjun tau mana yang benar dan mana yang salah.
Nakyung pun menurut, dia langsung tidur di atas sofa yang tersedia di ruangan Minju dirawat.
Renjun berjalan mendekati Jaemin yang sedang duduk di atas karpet tebal dengan posisi menatap Minju dengan tatapan yang tidak biasa.
"Udah sadar belum kalo yang dilakuin lo selama ini ke Minju itu salah?" tanya Renjun kemudian duduk di atas karpet di sebelah Jaemin.
Jaemin mengernyitkan keningnya heran, "Salah gimana?" tanya balik Jaemin menatap Renjun sebentar lalu kembali menatap Minju yang terbaring lemas disertai dengan selang infus di atas mulutnya dan tangan kanannya.
Renjun menunjuk Minju menggunakan dagunya, "Coba lo liat Minju, gimana sakitnya penderitaan yang dia rasakan selama ini,"
"Dia rela putus sekolah demi menjaga dan merawat anak yang dibuat hanya karena nafsu lo,"
Renjun menarik nafasnya sebelum akhirnya berbicara lagi, "Gue tau alasan Minju kabur itu kenapa, dia kabur karena gamau nyusahin lo lagi, dia pengen lo bisa jadi sarjana dan bisa mewujudkan cita cita lo nanti,"
"Dan lo masih tega mau nyakitin dia? Sadar jaem, gunakan akal pikiran sama hati nurani lo,"
Renjun menunjuk perut Minju dengan jari telunjuknya, "Dia anak lo, darah daging lo sendiri. Lo harus menerima kenyataan kalo itu anak lo,"
Jaemin mengacak rambutnya kasar, "Gue belum bisa menerima kenyataan jun,"
"Gimana bisa nerima kenyataan kalo lo aja masih punya banyak pacar," sindir Renjun.
"Besok putusin semua pacar lo itu, gue temenin,"
"Perbanyak ibadah dan berdoa biar Minju cepat siuman,"
"Kalo Minju besok siuman pas gue sama Nakyung udah berangkat sekolah, lo jangan buat Minju takut dan jangan ngelakuin hal kayak tadi,"
Renjun menunjuk ke arah cctv yang sengaja dia pasang tadi waktu Jaemin sedang pergi ke kantin rumah sakit, "Gue bisa liat apa yang lo lakukan ke Minju lewat itu,"
"Besok kalo Minju siuman, lo duduk di kursi sebelah dekat ranjang terus minta maaf ke dia,"
"Nanti jam dua pagi, lo coba ajak anak lo komunikasi,"
"Jangan lupa potong kuku lo yang panjang itu, biar Minju gak trauma lagi,"
"Gak usah nangis, semua udah terjadi. Penyesalan selalu datang di akhir, jadi kalo lo nyesal ya udah tinggal tunjukan ke Minju kalo lo benar benar menyesal," ucap Renjun mengakhiri ceramahnya dan menepuk pundak Jaemin pelan.
"Jadiin pelajaran, ambil hikmahnya. Gue tidur duluan ya jaem," pamit Renjun kemudian merebahkan badannya di atas karpet tebal sebelah Jaemin.
"Thanks jun." ucap Jaemin kemudian berjalan keluar dari ruangan.
Jaemin menyenderkan badannya di kursi tunggu di depan ruangan Minju. Dia jadi memikirkan ceramah Renjun tadi.
Jaemin membuka dompet hitam miliknya lalu mengeluarkan alat pemotong kuku kecil yang selalu dia bawa kemana mana.
Jaemin segera memotong semua kuku panjangnya itu, "Maafin ayah belum bisa jadi ayah yang baik buat adek." gumam Jaemin lalu memotong kukunya satu per satu secara bergantian.
Di saat Jaemin sedang memotong kukunya, hpnya sudah bunyi sedari tadi dan banyak notif bermunculan di lockscreen hpnya itu. Jaemin mengabaikan itu semua, karena notif yang bermunculan seperti ini.
Missed call from Kak Eunseo💕 (147)
Missed call from Hina💕 (58)
Missed call from Lia💕 (87)
LINE (3.256 pesan baru)
Whatsapp (6.953 pesan baru)
kirinheo. starting following you.Jaemin masuk ke dalam ruangan kembali saat jam menunjukkan pukul tiga pagi. Dia tertidur di luar saat selesai memotong semua kukunya tadi.
Minju berusaha mengubah posisinya menjadi duduk namun susah, Jaemin yang melihat Minju sudah siuman pun segera menghampirinya dan membantu Minju untuk duduk.
Minju langsung menepis tangan Jaemin dengan kasar.
"Maaf, aku salah," gumam Jaemin yang tidak diperdulikan lagi oleh Minju.
Minju meneteskan air matanya kembali saat mengingat kejadian tadi malam, "Keluar," perintah Minju dingin.
"Minju, aku mau minta maaf atas-" ucap Jaemin yang terpotong karena teriakan Minju.
"AKU BILANG KELUAR YA KELUAR, KAMU DENGAR GAK?!" teriak Minju sambil mendorong badan Jaemin untuk menjauh darinya.
Nakyung terbangun karena mendengar teriakan Minju tadi kemudian dia memberikan kode ke Jaemin untuk segera pergi keluar meninggalkan Minju.
Jaemin pun menghela nafasnya pasrah dan menatap Minju sebentar lalu berjalan pergi keluar dari ruangan itu kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Passion ✓
Fanfiction❝ Jaemin, aku hamil anak kamu. ❞ a cover by : lalinasgraphic ©lianana, 2O19.