Jeno memarkirkan motor ninja merahnya di parkiran apartement yang Jaemin maksud. Begitu juga dengan Heejin dan Kim yang memarkirkan motornya di sebelah Jeno.
"Jaemin beneran tinggal disini jen?" tanya Kim yang diangguki oleh Jeno.
Mereka bertiga berjalan ke arah apartement, namun Heejin berhenti terlebih dahulu di depan pintu masuk sambil berpikir.
"Lo udah tau apartement Jaemin ada di lantai berapa?" tanya Heejin berbalik arah menatap Jeno dan Kim Hyunjin yang ada di belakangnya.
Mereka berdua menggelengkan kepalanya kompak dan hal itu membuat Heejin menepuk jidatnya.
Heejin menggeram kesal, "Pengen tak hihhh, lo chat Jaemin coba jen,"
Jeno yang sedang memegang hp di tangan kanannya pun langsung menelepon Jaemin.
Tidak menunggu lama, telepon sudah tersambung dengan Jaemin.
"Apa jen?"
"Gue di depan apartement, punya lo ada di lantai berapa nomor berapa?"
"PAGI BENER, GUE BARU BANGUNNN,"
Jeno menjauhkan hpnya menjauh dari telinga, kemudian berbicara.
"Cepetan kasih tau anjir, kaki gue kram berdiri terus dari tadi,"
Jaemin cengengesan, lalu menjawab pertanyaan Jeno.
"Lantai 13 no 8 paling pojok sendiri."
Jeno mengangguk, kemudian memutus panggilan dengan Jaemin.
"Udah?" tanya Heejin memastikan, yang kembali diangguki oleh Jeno.
Mereka bertiga berjalan memasuki apartement dengan Heejin serta Kim yang berada di depan dan Jeno di belakang mereka berdua.
Tadinya Siyeon mau ikut bareng Jeno, tetapi tidak jadi karena dia harus pergi ke rumah saudaranya ada acara keluarga.
Sampai di dalam lift, Jeno yang masuk terakhir segera menekan tombol menuju ke lantai tiga belas tempat dimana apartement milik Jaemin berada.
"Coba urutin deh jen, ini kan nomor satu berarti nomor delapan ada di bagian pojok sana," ucap Kim kemudian berjalan mendahului Jeno dan Heejin.
Kim menunjuk nomor pintu apartement yang ada di bagian pojok, "Bener kan jen?" tanya Kim, Jeno yang berada di belakang Kim pun mengangguk lalu menekan bel apartement yang menurutnya milik Jaemin.
Sedangkan Jaemin di dalam sedang mencari kaos putih yang akan dia pakai hari ini disertai dengan celana kolor berwarna hitam.
Jaemin sesantai itu, setelah menemukan kaos putih miliknya dia segera membuka pintu apartement milik Minju.
"Baru mandi ya lo?" tebak Jeno begitu pintu apartement terbuka dan menampakan keadaan Jaemin dengan rambut coklatnya yang basah disertai air yang masih menetes dari rambutnya.
Jaemin nyengir, "Hehe, lo gak ngabarin gue dulu kan gue jadi ketiduran tadi,"
"Ayo masuk," perintah Jaemin masuk ke dalam apartement mendahului mereka.
Heejin menganga saat melihat apartement tempat tinggal Jaemin sekarang, "Lo tinggal sendirian di apartement sebagus ini?" tanya Heejin.
Jaemin tersenyum, "Gak sendiri, tapi berdua otw bertiga," jawab Jaemin yang membuat Heejin kebingungan.
"Sorry berantakan, ps gue belum gue beresin," ucap Jaemin sambil menata stick ps miliknya yang bertebaran di depan ruang tv.
Jeno tertawa, "Haha itu udah jadi kebiasaan lo kali, jangan diberesin napa dah gue kangen main ps sama lo anjir." katanya sambil ber tos ria dengan Jaemin.
Kim menatap ke arah sekeliling apartement Jaemin sampai dirinya melihat ada yang janggal di apartement ini, "Itu keranjang bayi punya siapa?" gumam Kim lirih yang masih bisa didengar oleh Jaemin tetapi diabaikan olehnya.
Jaemin berdiri berjalan ke arah dapur untuk mengambil cemilan yang ada di kulkas serta minuman untuk teman satu kelompoknya itu.
Minju mengikat rambut sebahunya asal, dia baru bangun jam sepuluh pagi ini. Minju haus, dia keluar dari dalam kamar dan berjalan menuju ke lantai bawah untuk mencari Jaemin.
Minju masih memakai daster dengan motif bunny yang dibelikan oleh Jaemin beberapa hari lalu, dia berjalan menuruni tangga.
"Jaeminnnn," rengek Minju sambil memanggil nama Jaemin saat sampai di pertengahan tangga.
Jaemin yang sedang menulis di kertas folio dan duduk di sebelah Heejin pun menoleh ke arah Minju bersamaan dengan mereka bertiga yang sekarang sedang memasang wajah terkejut.
Minju yang ditatap seperti itu tidak peduli, dia berjalan menghampiri Jaemin yang sedang menatap ke arahnya.
"Minju?" tanya Heejin memastikan saat melihat Minju berjalan Jaemin yang duduk di sebelahnya.
Kim menatap Minju tidak percaya, terutama Jeno yang sekarang sudah melihat Minju dengan perut buncit Minju yang setiap hari bertambah semakin besar.
"Lo hutang cerita sama gue jaem." ucap Jeno menatap Jaemin dengan tatapan yang serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Passion ✓
Fanfiction❝ Jaemin, aku hamil anak kamu. ❞ a cover by : lalinasgraphic ©lianana, 2O19.