39. Kepikiran

23.8K 2.9K 197
                                    

"Jaemin?" gumam Jinyoung dari dalam cafe memastikan bahwa itu Jaemin yang keluar dari dalam mobil sport merah yang dibawanya.

Jaemin berjalan memasuki cafe tempat dia bekerja, "Sendirian nyoung?" tanya Jaemin ke arah Jinyoung yang sedang membersihkan meja cafe.

Jinyoung mengangguk, "Biasa jaem, itu mobil baru lo?"

Jaemin menatap ke arah mobil miliknya yang terparkir tepat di sebelah motor matic milik Jinyoung kemudian nyengir, "Hehe iya," jawab Jaemin.

"Lo udah kaya anjir gak usah kerja part time gini," ucap Jinyoung sambil menyemprotkan cairan pembersih ke arah kaca.

Jaemin menoyor kepala Jinyoung pelan, "Gak ngaca, lo juga udah kaya,"

Jinyoung terkekeh, "Kaya gak berguna jaem kalo orangtua gue udah ninggalin gue sendirian di rumah dan lebih memilih keluarga barunya,"

Jaemin tertohok dengan jawaban Jinyoung yang masih terbilang cukup santai itu.

Jinyoung menghela nafasnya pasrah sambil menatap kaca yang baru saja dilap olehnya, "Dulu gue sering mikir, gue ini anak kandung mereka apa bukan,"

"Dan lo tau? ternyata gue cuma anak haram yang mereka berdua buat tanpa rencana," lanjut Jinyoung yang masih berusaha tersenyum menatap Jaemin dengan sendu.

Jaemin bungkam, dia memikirkan masa depan anaknya nanti saat mengetahui jati dirinya sendiri.

Jinyoung menepuk pundak Jaemin pelan, "Kerja jaem, jangan ngelamun haha." ucapnya disertai tawa yang membuat Jaemin tersadar dari pikirannya.

Jaemin mengemudikan mobil sport barunya dengan perlahan, jujur saja dia masih kepikiran dengan omongan Jinyoung tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin mengemudikan mobil sport barunya dengan perlahan, jujur saja dia masih kepikiran dengan omongan Jinyoung tadi.

Sampai di parkiran apartement, Jaemin masih memikirkannya.

Jaemin berjalan memasuki apartement milik Minju dengan pelan, dia menaiki tangga menuju ke lantai dua seakan akan tidak mempunyai tenaga.

Jaemin membuka pintu kamar Minju lalu memasukinya tanpa suara karena malam ini Minju sudah tertidur pulas, mungkin karena tadi siang kecapekan.

"Gue bingung masa depan anak gue nanti gimana kalo dia tau dirinya itu anak haram kayak Jinyoung tadi." gumam Jaemin lalu menghela nafasnya panjang.

Jaemin berjalan ke arah kamar mandi yang ada di dalam kamar milik Minju, dia mau mandi. Kebiasaan Jaemin, kalo pulang kerja langsung mandi.

Jaemin mengeringkan rambutnya yang basah menggunakan handuk kecil bergambar kelinci milik Minju

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin mengeringkan rambutnya yang basah menggunakan handuk kecil bergambar kelinci milik Minju.

Setelah selesai, Jaemin turun ke lantai bawah untuk segera tidur karena ini sudah jam sebelas malam.

Jaemin merebahkan tubuhnya di atas sofa, dia berusaha untuk memejamkan matanya agar bisa langsung tertidur nyenyak, namun kali ini dia sudah mencoba memejamkan matanya berkali kali tetapi hasilnya tidak ada.

Jaemin tidak bisa tidur malam ini, dia kepikiran terus sama omongan Jinyoung lagi.

"Gue baru tau kalo Jinyoung itu tipe orang yang suka menutupi kesedihan dengan keceriaan yang dibuat sendiri oleh dirinya," gumam Jaemin sambil menatap langit langit apartement ini.

Jaemin menarik nafasnya, "Gue kalo cerita tentang masalah ini, reaksi Jinyoung gimana ya? mungkin dia bakal marahin gue." gumam Jaemin lagi.

Minju berjalan menuruni tangga sambil menguap karena masih ngantuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minju berjalan menuruni tangga sambil menguap karena masih ngantuk. Sudah menjadi kebiasaan Minju sejak pertama hamil yang sering terbangun waktu jam tiga pagi.

"Kamu gak tidur?" tanya Minju begitu menyadari Jaemin yang belum tidur pagi hari ini.

Jaemin menoleh ke arah Minju, "Gak bisa tidur," jawab Jaemin singkat dan kembali merenungkan omongan Jinyoung tadi.

Minju yang niat awalnya ingin pergi ke dapur karena haus menjadi salah sasaran karena dia langsung naik ke atas sofa dan merebahkan badannya di sebelah Jaemin.

"Aku tidur di sini ya, di kamar panas banget," ucap Minju memiringkan tubuhnya membelakangi Jaemin.

Jaemin menaruh kedua tangannya di belakang kepala untuk dijadikan sebagai bantal, "Aku takut nju," gumam Jaemin tiba tiba.

"Takut kalo anak kita udah besar nanti terus dia tau jati dirinya sendiri, aku takut dia kecewa sama aku," lanjut Jaemin.

Minju masih dalam posisi yang sama, Minju berpikiran sama dengan Jaemin tetapi dia lebih memilih untuk memejamkan mata dan melanjutkan tidurnya.

Jaemin mengelus kepala Minju, "Udah tidur ya? Pagi," ucap Jaemin lembut kemudian mencium perut Minju dari arah samping.

"Pagi juga nana."  jawab Minju di dalam hati yang tidak terasa sudah meneteskan air matanya.

[1] Passion ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang