Jaemin kembali terduduk di kursi tunggu depan ruangan Minju dirawat. Jaemin membuka hpnya sebentar, untuk memblokir kontak semua pacarnya itu dan menghapus akun line miliknya.
Setelah itu, dia mengeluarkan semua kartu yang ada dalam hpnya termasuk kartu memori. Jaemin membuang semua kartu itu ke dalam tempat sampah yang terletak tidak jauh darinya.
Jaemin berdiri dari duduknya lalu berjalan ke arah kamar mandi yang ada di ujung rumah sakit ini.
Jaemin melihat wajahnya di cermin kamar mandi dengan keadaan wajah lebam, dan bibir yang sedari tadi terus mengeluarkan darah.
Jaemin membilas muka dan rambutnya dengan air dingin di kamar mandi rumah sakit. Dia memegang bibirnya itu dan merasa ngilu.
"Ini karma buat gue kali ya." gumam Jaemin sambil mengacak rambutnya yang basah itu di depan cermin.
Dia melepas baju hitam polos yang dipakai olehnya sekarang, bajunya basah dan dia tidak membawa baju ganti jadi dia memakai baju hitam polos itu kembali.
Setelah selesai dengan urusannya di kamar mandi, Jaemin menyusuri lorong rumah sakit sendirian karena dia bingung harus pergi kemana dan melakukan apa saat dirinya sudah diusir oleh Minju untuk keluar dari ruangan tadi.
"Gimana, udah diangkat sama Jaemin?" tanya Nakyung begitu melihat Renjun yang sedang berusaha menelepon Jaemin namun tidak ada jawaban dari sahabatnya itu.
Renjun gak tau aja kalo Jaemin udah membuang semua kartu di hpnya dan sekarang orang yang ditelpon sama Renjun itu sedang tertidur di kursi panjang di depan pos satpam.
"Jaemin ngilang kemana lagi, kamu coba telpon dia sama hpmu na," perintah Renjun.
Nakyung mengangguk dan segera menelepon Jaemin menggunakan handphone miliknya namun nihil karena tidak ada jawaban.
"Kalian berdua berangkat sekolah aja, aku bisa jaga diri kok, udah jam setengah tujuh nanti telat," ucap Minju ke Nakyung serta Renjun.
Renjun menggelengkan kepalanya cepat, "Jangan, bahaya. Gue cari Jaemin di sekitar rumah sakit bentar nju." pamit Renjun dan keluar dari ruangan itu.
Renjun sudah mencari keliling rumah sakit sambil memakai seragam sekolah pramuka miliknya. Dia sudah bertanya ke semua orang yang berkeliaran di rumah sakit ini, namun tidak ada orang pun yang melihat Jaemin.
Sampai akhirnya Renjun sampai ke samping rumah sakit, "Permisi pak, bapak pernah melihat teman saya ini?" tanya Renjun sambil memperlihatkan foto Jaemin kepada bapak bapak yang lewat di sebelah dia dari arah yang berlawanan.
"Saya pernah lihat ini, itu anaknya," jawab bapak bapak tadi sambil menunjuk ke arah cowok yang sedang tertidur pulas di kursi panjang di depan pos satpam.
Renjun tersenyum ke arah bapak bapak tadi, "Terima kasih pak," ucap Renjun ramah dan segera berlari menghampiri Jaemin yang sedang tertidur itu.
Renjun memegang dahi Jaemin, panas. Dia pun membangunkan sahabatnya itu pelan, "Jaem bangun, badan lo panas banget," kata Renjun berusaha membangunkan Jaemin.
Jaemin membuka matanya pelan, "Gue lupa jun," ucap Jaemin lalu mengubah posisinya menjadi duduk.
"Badan lo panas anjir, mikirin apa lo sampai panas kayak gitu?" tanya Renjun.
Renjun memegang baju Jaemin sekilas, "Ini lagi baju lo sampai basah kayak gini, habis ngapain lo? Gue pinjemin hoodie kuning milik gue tapi nanti dibalikin sama dicuci sekalian, hoodie couple sama Nakyung itu gak boleh sampai kotor," omel Renjun.
"Tadi gue spam telpon lo berkali kali tapi gak diangkat sama lo, hp lo kemana, dibuang?"
Jaemin nyengir, "Hehe aman ada di saku celana, cuma semua kartunya yang gue buang ke tempat sampah." jawab Jaemin garing.
Renjun mengelus dadanya, sambil membatin, sabar Renjun sabar dia temen lo.
Renjun memberikan hoodie berwarna kuning miliknya ke Jaemin.
"Badan Jaemin sampai panas banget tadi nju, gue juga nemu dia lagi tidur di depan pos satpam tadi," jelas Renjun sebelum dirinya dan Nakyung pergi berangkat ke sekolah.
"Gue berangkat sekolah dulu nju, sehat terus ya," ucap Nakyung sambil mengelus kepala Minju pelan.
Jaemin yang baru saja keluar dari kamar mandi pun terkejut saat melihat Renjun dan Nakyung sudah tidak ada di dalam ruangan.
Jaemin memakai hoodie kuning milik Renjun. Keadaan canggung, karena cuma ada Jaemin dan Minju di dalam ruangan ini.
Minju merintih pelan saat anaknya itu kembali menendang dengan sangat keras, dan membuat Jaemin langsung berlari ke arah Minju.
"Minju, kamu gapapa?" tanya Jaemin yang khawatir saat Minju merintih kesakitan tadi.
Minju tersenyum singkat ke arah Jaemin, "Gapapa, adek cuma nendang tadi," jawab Minju.
Minju menempelkan telapak tangannya di dahi Jaemin untuk memeriksa keadaannya yang kata Renjun badan Jaemin panas banget tadi.
Minju sedang berusaha untuk turun dari ranjangnya, namun Jaemin dengan cepat mencegahnya.
"Mau apa? nanti aku ambilkan," tanya Jaemin.
Minju mengambil handuk kecil yang tersedia di atas meja nakas sebelah ranjang rumah sakit.
Minju memberikan handuk kecil itu ke Jaemin, "Ini buat apa nju?" tanya Jaemin bingung.
"Badanmu panas banget itu, kamu ambil wadah terus dikasih air hangat nanti aku kompres buat nurunin suhu badan kamu yang panas." jelas Minju, untung saja Jaemin paham dan langsung mengambil wadah lalu diisi dengan air hangat yang ada di dalam termos yang terletak di pojok ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Passion ✓
Fanfiction❝ Jaemin, aku hamil anak kamu. ❞ a cover by : lalinasgraphic ©lianana, 2O19.