47. Kenapa?

23K 2.7K 155
                                    

Sudah dua jam Minju menunggu Jaemin di kursi yang tersedia di toko perlengkapan bayi ini. Jaemin menyuruhnya untuk duduk saja dan menunggu dia kembali, tetapi sudah terhitung dua jam Jaemin belum juga kembali.

Minju berdecak kesal, dia bosan. Minju bingung, mau nyusul Jaemin juga dia gak tau Jaemin ada di mana karena suasana toko perlengkapan bayi ini sangat ramai.

Minju akhirnya memilih untuk memakai earphone di kedua telinganya kemudian membuka channel youtube milik Kekeyi untuk menyelesaikan video yang dia tonton di rumah tadi.

Baru saja Minju memutar video mukbang milik Kekeyi, dan baru saja sampai di beberapa menit pertama tepatnya saat Kekeyi menyapa dengan menggunakan sapaan 'HALO SAHABAT', Jaemin sudah berada di depan Minju sambil membawa banyak totebag di kedua tangannya.

"Ayo pulang." perintah Jaemin, lalu berjalan keluar dari toko mendahului Minju.

Minju terpaksa menghentikan kegiatannya lagi, padahal dia masih pengen nonton mukbangnya Kekeyi.

Minju melepas earphone, lalu berjalan keluar mengikuti Jaemin.

Minju membulatkan matanya terkejut saat melihat ada beberapa karyawan toko tadi sedang memasukan beberapa barang ke dalam bagasi yang ada di mobil sport milik Jaemin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minju membulatkan matanya terkejut saat melihat ada beberapa karyawan toko tadi sedang memasukan beberapa barang ke dalam bagasi yang ada di mobil sport milik Jaemin.

Minju berjalan mendekati Jaemin yang sedang membantu menata beberapa barang di bagasi miliknya.

"Kamu beli kereta dorong bayi?" tanya Minju.

Jaemin menoleh ke arah Minju sambil tersenyum lebar, "Hehe iya, tadi beli sepeda kecil sekalian buat Hera,"

Minju menepuk jidatnya pelan, lalu masuk ke dalam mobil di kursi penumpang.

Minju lebih terkejut, karena barang yang dibeli oleh Jaemin sangat banyak. Dimulai dari baju, popok, celana, sepatu, sandal, peralatan makan, peralatan mandi, bando, parfum, pampers, sampai gaun ulang tahun untuk ukuran anak balita dan semuanya berwarna pink serta bermotif bunny.

Jaemin menutup pintu bagasi lalu membayar karyawan toko yang sudah membantu memasukan barang ke dalam bagasi miliknya.

Setelah selesai, Jaemin membuka pintu mobil bagian tengah untuk berbicara dengan Minju.

"Gimana, ada yang kurang gak?" tanya Jaemin memastikan.

Minju mencubit perut Jaemin keras, "Ini kelebihan tau, banyak banget sampai bikin mobil sama bagasi penuh kayak gini. Kamu boros banget tau gak, kalo tau bakal kayak gini tadi harusnya aku aja yang beli." protesnya yang tidak sengaja memarahi Jaemin.

Minju segera keluar dari dalam mobil dan berpindah tempat ke tempat duduk yang ada di depan.

Jaemin memasang raut wajah sedih sambil bergumam lirih, "Minju gak suka ya?" gumam Jaemin kepada dirinya sendiri.

Di depan sana, Minju sudah merasa kesal karena Jaemin tidak kunjung berpindah ke arah kursi pengemudi.

Jaemin menarik nafasnya panjang, dan menatap boneka bunny besar yang sengaja dia beli untuk calon anaknya nanti. Jaemin menutup pintu mobil bagian tengah dengan sangat keras, kemudian berjalan ke arah pintu mobil bagian depan tepatnya di samping kursi pengemudi.

Jaemin memindahkan semua barang yang dia bawa ke apartement, sampai dia rela bolak balik naik lift hanya untuk memindahkan barang milik anaknya nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin memindahkan semua barang yang dia bawa ke apartement, sampai dia rela bolak balik naik lift hanya untuk memindahkan barang milik anaknya nanti.

Sekarang sudah pukul empat sore, yang artinya satu jam lagi Jaemin harus berangkat kerja part time di cafe seperti biasanya. Jaemin sudah selesai memindahkan semua barang yang dia letakan di kamar kecil calon anaknya itu.

Jaemin berniat mendekorasi kamar untuk putri kecilnya, namun waktunya tidak cukup karena dia harus segera pergi bekerja.

Minju baru saja sampai di lantai atas, dia bingung karena Jaemin tidak menegurnya sama sekali semenjak pulang dari toko perlengkapan bayi tadi.

Minju mencoba untuk memanggil Jaemin, "Jaeminnn," panggilnya.

"Apa?" jawab Jaemin dingin, lalu berjalan ke kamar Minju untuk bersiap siap akan berangkat bekerja.

Minju berlari kecil ke arah kamarnya, "Kamu kenapa?" tanya Minju.

Jaemin memakai hoodie putih miliknya, "Gak papa, aku berangkat kerja dulu." pamit Jaemin yang berjalan melewati Minju begitu saja.

[1] Passion ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang