Jaemin terlihat berpikir sejenak saat melihat notifikasi yang masuk di hpnya tadi yang isinya begini.
From +62xxxxxxxxxx
Lagi cari kerja part time? Jadi barista di cafe Drippin aja yuk! gaji lumayan nih satu bulan bisa sampai 4-5 juta buat kamu mahasiswa/i yang sedang membutuhkan uang tambahan dan gak mau ngerepotin orang tua.
Tertarik? bisa langsung datang ke kantor pusat yang ada di jalan Riddin no 123 Jakarta selatan ya, dan jangan lupa memakai baju batik saat tes wawancara nanti~!Jaemin mematikan hpnya lalu menyenderkan badannya ke kursi taman belakang sekolah.
"Gue harus cari kerja biar bisa beli rumah sendiri nanti dan gak tinggal di apartement lagi," gumam Jaemin lalu memejamkan matanya.
Jaemin menghela nafasnya, "Gue nanti langsung ke kantor pusat buat test wawancara biar nanti malam bisa langsung kerja." ucap Jaemin lagi.
Yohan menatap Jaemin yang kebetulan motornya terparkir tepat di sebelah motor milik Jaemin persis.
"Gimana, lo udah ketemu sama adek gue?" tanya Yohan.
Jaemin yang akan mengeluarkan motor beat miliknya dari parkiran pun menoleh sebentar ke arah Yohan sambil tersenyum bangga, "Udah bang, santai aja nanti kalo adek lo udah lahiran gue nikahin langsung,"
"Duluan bang." lanjut Jaemin mengendarai motornya keluar dari parkiran sekolah dan meninggalkan Yohan dengan raut wajah bingung karena perilaku Jaemin tadi.
Jaemin pulang ke rumahnya untuk mengambil baju batik serta celana hitam panjang yang akan dia pakai untuk mengikuti test wawancara nanti.
Jaemin sudah mencari baju batik di lemarinya sampai dia harus mengeluarkan semua baju yang ada di dalam lemari namun nihil karena baju batiknya yang tiba tiba menghilang saat dibutuhkan.
Minhee melirik ke arah kamar kakaknya yang pintunya terbuka lebar, "Cari apa bang?" tanya Minhee masuk ke dalam kamar kakaknya.
"Cari baju batik punya gue yang dibeliin sama bunda tahun lalu," jawab Jaemin yang masih sibuk dengan kegiatannya itu.
Minhee mengangkat satu alisnya bingung, "Tumben bang, mau ngapain lo?"
Jaemin berdecih pelan, "Gue mau test wawancara hari ini buat kerja part time,"
Minhee tertawa keras saat mengetahui kalo kembarannya itu akan mengikuti test wawancara kerja part time.
"Gak usah ketawa, gue mau cari kerja biar bisa beli rumah sendiri nanti kalo anak gue udah lahir," ucap Jaemin sambil memasang raut wajah sinis ke arah Minhee.
Minhee berjalan keluar dari kamar Jaemin, "Tau gue tau yang udah dapat pencerahan." sindir Minhee.
Jaemin sore hari ini sudah ada di cafe tempat dia kerja part time, tanpa test wawancara. Tadi waktu Jaemin akan mengikuti test wawancara di kantor pusat kata pemilik cafenya gini.
"Kamu langsung kerja di cafe saja ya, saya kasih keringanan karena kamu ganteng pasti cafe punya saya langsung rame." ucap sang pemilik cafe sambil memberikan apron berwarna hitam pekat ke Jaemin.
Dan benar saja, cafe ini langsung rame begitu Jaemin bekerja disana menjadi barista.
Jaemin memakai batik berwarna biru putih milik Minhee, dia belum pulang ke apartement Minju sama sekali dan dia juga melupakan dirinya yang belum menyentuh nasi dari pagi tadi.
Jaemin kembali meracik kopi pesanan pelanggan yang terakhir. Setelah selesai, dia mengantar kopi yang diracik olehnya ke meja sang pemesan dan begitu seterusnya sampai cafe ini tutup jam sepuluh malam nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Passion ✓
Fanfiction❝ Jaemin, aku hamil anak kamu. ❞ a cover by : lalinasgraphic ©lianana, 2O19.