- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Disebuah rumah yang mewah, terlihat pasangan suami istri sedang menikmati sarapan mereka. Usia yang tidak lagi muda, tapi masih terlihat sangat harmonis.
"Jadi gimana? Papa urusin sendiri? Yakin gak mau mama temani?" ujar sang istri.
"Iya ma, papa aja yang urus soal gedung, mama sebaiknya bertemu dengan Ratih dan ajak anaknya sekalian untuk ngepasin baju pengantinnya" saut sang suami.
"Mau nya sih gitu pa, tapi kata Ratih sih anaknya gak bisa ikut pa, jadi sepertinya gak sama anaknya lagi hari ini, apalagi kan ini memang tinggal diambil aja, kemarin-kemarin udah diukur pa" Dian Aninda, istri sah dari pengusaha kaya, Darma Karisma.
"Gak anak kita, gak anak Ratih, sama-sama sibuk sama urusan masing-masing. Padahal juga udah mau menikah, apa gak salah, ma, kita jodohkan mereka berdua?" ujar om Darma.
"Tenang aja pa, lagian mereka berdua juga tidak menolak untuk dijodohkan, kan pa? Waktu bertemu juga keduanya kelihatan akrab kok" tante Dian.
"Iya sih ma. Ya sudahlah. Yang penting tidak ada penolakan dari keduanya" om Darma. Tante Dian mengangguk.
"Ya udah, papa habisin ya makannya, nanti siang mama masakin makanan kesukaan papa ya" tante Dian.
"Nah, itu baru mantap ma" om Darma, tante Dian tertawa kecil.
Seorang pemuda tampan menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa. Om Darma dan tante Dian menatapnya, dia adalah putra tunggal keluarga Karisma. Bisma Karisma.
"Loh loh Bisma, mau kemana nak?" tanya tante Dian.
"Eh mama. Ini ma, ada rapat mendadak di kantor. Bisma harus datang ma" Bisma.
"Apa-apaan sih kamu bis? Kamu kan hari ini janji sama papa mau urus masalah pernikahan kamu" om Darma. Bisma menghentikan langkahnya dan menatap om Darma.
"Pa, Bisma minta tolong banget sama papa, papa aja yang urusin ya, soalnya Bisma beneran gak bisa ninggalin kerjaan Bisma, pa. Bisma terima aja kok, Bisma yakin papa pasti lakuin yang terbaik, ya pa?" Bisma. om Darma menghela nafas dan menggeleng kecil.
"Kamu ini, kerja terus yang diurusin. Ini pernikahan kamu loh. Sekali seumur hidup. Gak ada niat gitu untuk melakukan yang terbaik untuk pernikahan sendiri" om Darma.
"Iya pa, Bisma tau, menikah itu sekali seumur hidup. Makanya Bisma percayain semuanya sama papa, karena Bisma yakin, papa akan lakukan yang terbaik untuk Bisma, kan? Apalagi Bisma kan anak tunggal" Bisma. Om Darma hanya menggeleng mendengar ucapan Bisma.
"Tapi kamu setidaknya perhatian sedikit dong bis, ini pernikahan loh. Bukan main-main" tante Dian. Bisma menghela nafas.
"Ma, Bisma udah telat banget ni. Nanti aja ya ceritanya. Nanti kalau mama mau marah-marah, mau nasehatin Bisma, Bisma janji akan dengarin, tapi sekarang Bisma udah terlambat banget ma, ya ma ya? Maaf, Bisma harus pergi ya ma" Bisma mencium punggung tangan tante Dian dan om Darma. Om Darma menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Sebenarnya tuh anak ngerti gak sih ma, kalau dia itu sudah mau menikah 3 minggu lagi. masih aja kelakuannya kayak anak remaja yang baru puber" om Darma. Tante Dian tertawa kecil.
"Maklum pa, anak tunggal" tante Dian. Om Darma tersenyum dan mengangguk.
***
Seorang pemuda tampan sedang beres-beres rumah barunya. Dia tidak sendirian, dia sedang beres rumah bersama sang istri yang baru 1 minggu lalu dinikahinya.
"Sayang yang ini cocok kan kalau ditaroh sini?" ujar wanita cantik ini.
"Terserah kamu aja, kalau aku sih cocok-cocok aja sayang" jawab sang suami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You 'Cuma Kamu Satu-satunya Bagi ku'
FanfictionBisma Karisma, anak tunggal keluarga Karisma. Memiliki wajah yang tampan, dan karir yang cemerlang, tapi punya masalah dengan urusan percintaan. Kisah kelamnya di masa lalu, membuat Bisma tak lagi mau mengenal cinta, sampai akhirnya, perjodohan menj...