"Only You" #part18

136 20 1
                                    

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

"Jadi? Lo juga belum pernah ketemu anak om Anton? Tatha?" Dicky menatap Bisma. Bisma menghembuskan asap rokok yang dihisapnya.

"Belum. Tatha juga bilang kalau dia belum pernah melihat saudara tirinya itu. Cuma lihat foto dan dengar suaranya saja waktu papa Anton telfonan dengan dia" Bisma mematikan rokok yang dihisapnya. Dicky mengangguk.

"Ya, wajar sih. Dia kan masih gak terima kalau om Anton nikah lagi, jadi kalau dia menghindar dari om Anton, tante Ratih dan Tatha, kayaknya masih tergolong wajar" Dicky.

"Iya. Kata Tatha juga dia gak pernah benci sama mama Ratih. Dia cuma belum bisa terima kalau posisi mama kandungnya digantikan oleh mama Ratih" Bisma. Dicky menghela nafas.

"Padahal, ibu sambung gak buruk juga kan?" Dicky. Bisma tersenyum dan mengangguk.

"Btw, orang tua lo gak datang juga?" Bisma.

"Orang tua gue memang gak netap di Jakarta bis, mereka ada di Bali. Jadi kalau acara mendadak seperti ini, mereka gak mudah dapatin tiket kan?" Dicky. Bisma mengangguk.

"Tapi kenapa gue yang disindir sendiri ya?" Bisma. Dicky tertawa.

"Karena lo kan menantu tante Ratih. Jelas yang nyindir kan orang yang gak suka sama mama mertua lo" Dicky. Bisma tertawa kecil.

"Heran deh, manusia jaman sekarang itu lucu. Orang sebaik mama Ratih aja disirikin, kenapa coba?" Bisma.

"Ya, namanya juga kehidupan bis. Kalau tidak ada yang mengomentari, gak ada motivasi untuk kita menjadi lebih baik lagi. Benar gak sih?" Dicky. Bisma mengangguk mantap.

Terlihat pintu utama terbuka. Mata Bisma, Dicky dan bahkan semua mata yang sedang berkumpul dengan kelompok masing-masingpun menatap seseorang yang berdiri diambang pintu.

"Rangga pulang" ujar lelaki yang menyebut dirinya itu Rangga. Yap, lebih tepatnya Rangga Moela Prakoso. Anak kandung om Anton Prakoso, ayah tiri Tatha.

"Rangga, darimana saja kamu? Acara makan malam sudah selesai" ujar om Anton. Rangga menatap om Anton dan tersenyum.

"Rangga juga gak minat makan malam dirumah" Rangga melangkahkan kakinya berjalan dengan sombongnya. Rangga melirik Bisma dan Dicky. Bisma dan Dicky tersenyum pada Rangga, tapi Rangga mengacuhkannya.

"Jaga ucapan kamu! Untuk apa sekolah sampai keluar negeri, tapi kamu gak punya sopan santun begini?" om Anton.

"Mas sudah, jangan terlalu keras dengan Rangga" tante Ratih mengusap lengan om Anton.

"Oke, Rangga minta maaf" Rangga berdiri dihadapan om Anton dan tante Ratih.

"Darimana saja kamu?" om Anton.

"Jengukin mama" Rangga tersenyum sinis. Tante Ratih menatap Rangga dan tersenyum.

"Ya sudah, kamu istirahat saja ya ngga. Kamu juga kan baru sampai di Indonesia. Kamu pasti capek" tante Ratih.

"Cari perhatian" dengusa tante Luna. Tante Ratih menatap tante Luna.

"Terimakasih perhatiannya... Tante" Rangga. Tatha menatapnya dan menghela nafas.

"Rangga! Mau sampai kapan? Ratih ini adalah mama kamu! Dia adalah istri papa, jadi tolong kamu menghargainya" om Anton.

"Rangga menghargai tante Ratih kok. Rangga gak pernah berbicara kasar dan menolak tante Ratih di keluarga kita. Tapi maaf pa. Tante Ratih hanya istri papa, tapi bukan mama Rangga. Mama Rangga bukan tante Ratih! Mama Rangga tetap mama Anis" Rangga menatap om Anton.

Only You 'Cuma Kamu Satu-satunya Bagi ku'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang