Happy Reading .....................
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Bisma melepas genggaman tangan Tatha perlahan. Bisma mencium dahi Tatha dan meletakkan guling di sebelah Tatha. Bisma berjalan menuju balkon kamar dan duduk di kursi yang memang ada di sana. Bisma menatap lurus kedepan.
"Besok tepat satu bulan kecelakaan yang di alami Tatha. Itu artinya, tepat satu bulan kepergian calon anak kami. Apa gue harus kasih tau Tatha tentang itu? Karena gue gak bisa terus-terusan menyembunyikan hal ini dari Tatha. Cepat atau lambat, dia akan sadar sama keadaannya. Apalagi dia sudah mulai mendapatkan potongan-potongan ingatannya yang hilang. Walau sepertinya, Tatha belum tau tentang kehamilannya dulu. Apa gue bisa bawa Tatha kemakam besok? Gue udah kayak orang jahat yang menyembunyikan rahasia sebesar ini sama Tatha" Bisma mengusap kasar wajahnya. Bisma menghela nafas cukup panjang. "Sendainya besok papa belum bisa bawa mama untuk jengukin kamu, papa cuma mau minta maaf sama kamu nak. Maafkan papa ya. Papa lakukan ini demi kebaikan mama, nak" lirih Bisma.
***
Bisma tersenyum saat Dicky dan Andin bertamu kerumahnya. Kedatangan Dicky dan Andin tentu saja memberi suasana berbeda di rumah Bisma yang selama 3 minggu ini sepi karena orang tua Bisma dan Tatha terpaksa harus meninggalkan Jakarta karena urusan bisnis. Sedangkan Rangga? Dia tidak pernah sekalipun datang ke rumah Bisma dan Tatha walau sekarang dia tinggal dan menetap di Jakarta.
"Gimana kabar lo bis?" Dicky.
"Seperti yang lo lihat. Gue baik kok" Bisma.
"Maaf nih ganggu jam istirahatnya. Andin nih kepingin banget katanya main kesini. Rindu sama Tatha" Dicky. Bisma tersenyum.
"Iya gak apa-apa. Gak ganggu kok, justru gue senang. Ngerasa ada temannya. Soalnya udah tiga minggu gue cuma berdua Tatha. Apalagi Tatha banyak istirahatnya, gue jadi sering ngerasa sendiri, paling nyibukin diri sama kerjaan aja" Bisma.
"Tatha lagi istirahat ya bis?" Andin. Bisma mengangguk kecil.
"Lihat aja kekamar. Dia sih tadi masih tidur, siap minum obat. Tapi ini udah hampir dua jam, mungkin udah bangun" Bisma seraya menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Aku lihat dulu ya?" Andin. Bisma mengangguk.
"Hati-hati ya sayang naik tangganya" Dicky. Andin mengangguk. Dicky menatap Andin yang terlihat bersemangat menaiki anak tangga menuju kamar Tatha dan Bisma.
"Gimana sama Andin?" tanya Bisma. Dicky menatap Bisma.
"Ya gitulah. Sejak hamil justru dia semakin manja aja" Dicky.
"Dulu Tatha juga gitu. Dia orang yang tegas dan keras kepala, tapi waktu hamil dulu, dia mendadak lucu dan menggemaskan, dia manja dan jadi sensitive" Bisma. Dicky tertawa kecil.
"Iya, Andin juga nih. Lagi manja-manjanya" Dicky. Bisma tersenyum.
"Seandainya kecelakaan itu gak pernah terjadi, pasti saat ini gue juga lagi ngerasain kebahagiaan yang sama kayak lo dick. Menunggu hari dimana status gue berubah jadi seorang papa" lirih Bisma. Dicky menatap Bisma.
"Sorry bis, gue gak maksud untuk..." ucapan Dicky terhenti saat Bisma tersenyum dan mengangguk seraya menggenggam pundak Dicky.
"Gak apa-apa. Gue cuma mau berbagi, gue gak tau lagi sama siapa harus berbagi dick. Reza dan Rafael udah sibuk sama urusan kantor yang banyak karena harus terus gantiin posisi gue sampai Tatha benar-benar bisa pulih. Mama dan papa juga sibuk banget, papa Anton dan mama Ratih udah dibebani sama masalah Rangga. Gue juga harus mendam semuanya sendiri, jadi suka nyesek sendiri" Bisma. Dicky tersenyum dan menyentuh lutut Bisma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You 'Cuma Kamu Satu-satunya Bagi ku'
FanficBisma Karisma, anak tunggal keluarga Karisma. Memiliki wajah yang tampan, dan karir yang cemerlang, tapi punya masalah dengan urusan percintaan. Kisah kelamnya di masa lalu, membuat Bisma tak lagi mau mengenal cinta, sampai akhirnya, perjodohan menj...