"Only You" #part26

154 27 1
                                    


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

"Kenapa? Kenapa harus ada hal yang disembunyikan? Apa ada sesuatu yang akan membuat aku ingat tentang sesuatu hal dimasa sebelum aku lupa ingatan? Apa itu terlalu menyakitkan? Apa itu sebuah kesalahan besar? Kamu sedang tidak menyembunyikan sesuatu yang buruk dari aku kan bis?" Tatha. Bisma menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan.

"Gak kok, aku gak sedang menyembunyikan sebuah kesalahan. Aku hanya...." Bisma terdiam.

"Hanya apa?" tanya Tatha. Bisma menatap Tatha.

"Sudahlah, kita jangan bahas ini dulu. Sekarang kamu istirahat aja. Katanya tadi sakit perut" Bisma. Tatha menatap Bisma.

"Kamu mengalihkan pembicaraan" Tatha. Bisma tersenyum.

"Demi kebaikan kamu" ujar Bisma. Tatha menatap Bisma. Bisma mengecup dahi Tatha. Tatha menghela nafas dan berbaring.

"Apa kamu marah karena aku banyak bertanya?" Tatha. Bisma menarik bedcover dan menyelimuti tubuh Tatha. Bisma menggeleng seraya tersenyum.

"Aku ngerti kok, kamu butuh banyak informasi agar merasa nyaman kan? Aku gak masalah" Bisma. Tatha tersenyum kecil.

"Kamu suami yang baik ya? Pasti sebelum aku lupa ingatan, aku pernah menjadi istri yang merasa paling beruntung karena bisa punya suami sebaik kamu" Tatha. Bisma terdiam sejenak dan terbayang bagaimana usaha Tatha untuk merebut hatinya.

"Ya, mungkin saja" Bisma tersenyum pada Tatha.

"Kok mungkin saja?" Tatha.

"Yang rasainkan kamu, aku gak tau dong" Bisma. Tatha tertawa kecil.

"Iya juga ya" Tatha. Bisma ikut tertawa. Tatha menggenggam tangan Bisma yang menyelimutinya. Bisma menatap Tatha.

"Kenapa?" tanya Bisma. Tatha menggeleng kecil.

"Kamu sudah kefikiran untuk punya anak?" tanya Tatha. Bisma terdiam. "Kita kan sudah 8 bulan lebih menikah, apa kamu belum kefikiran punya anak? Atau dulu sebelum aku lupa ingatan, kita pernah berusaha untuk punya momongan ya? Atau kita memang sengaja menunda? Kasih tau aku dong bis!" Tatha tersenyum pada Bisma. Bisma terdiam. Dia merasa tidak sanggup untuk bicara tentang anak saat ini. Karena dia baru saja kehilangan putrinya.

"Tatha, aku baru ingat kalau aku harus kerjakan sesuatu di ruang kerja aku. Aku sudah libur selama 3 hari untuk temani kamu di rumah sakit. Jadi gak apa-apa ya aku tinggal dulu. Aku harus segera kerjakan pekerjaan aku" Bisma. Tatha menatap Bisma.

"Ini bukan alasan kamu untuk mengalihkan pembicaraan lagi kan?" Tatha. Bisma tersenyum dan menggeleng. Bisma mengusap kepala Tatha.

"Aku juga kefikiran kok untuk punya anak. Kita sudah memikirkan itu. Nanti kita cerita lagi, aku harus kerjakan pekerjaan aku" Bisma. Tatha tersenyum dan mengangguk.

"Maaf ya, aku banyak bertanya" Tatha. Bisma mengangguk dan segera meninggalkan kamar.

Tatha menatap Bisma yang menutup pintu. Tatha tersenyum kecil dan menatap foto pernikahannya.

"Sepertinya, kehidupan aku dulu memang sangat menyenangkan. Kapan aku bisa kembali mengingat semuanya?" fikir Tatha.

***

Dicky menghampiri Andin yang sedang duduk bersandar di dinding tempat tidur. Andin menatap Dicky dan tersenyum.

"Kenapa senyum-senyum?" tanya Dicky. Andin menggeleng kecil.

"Gak ada apa-apa. Mau senyum aja" Andin. Dicky tertawa kecil dan memeluk Andin dari samping. Andin menyandarkan kepalanya dikepala Dicky.

"Kenapa sih? Kok kelihatannya senang banget?" tanya Dicky lagi. Andin melepaskan pelukan Dicky dan menatap Dicky.

Only You 'Cuma Kamu Satu-satunya Bagi ku'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang