- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Tatha membuka matanya. Kepalanya terasa berat. Tatha menatap kesekelilingnya. Semua serba putih. Bahkan aroma obat-obatan tercium sangat menyengat. Tatha menatap Bisma yang duduk disampingnya. Bisma tersenyum kearahnya.
"Kamu sudah sadar?" Bisma.
"Aku dimana?" Tatha.
"Kamu di klinik. Tadi kamu pingsan. Aku khawatir, jadi aku bawa kamu ke klinik" Bisma. Tatha mengingat kejadian beberapa saat yang lalu. Tatha menangis. Bisma berdiri dan menggeleng. Dia menghapus air mata Tatha.
"Jangan menangis lagi" Bisma.
"Aku gak mau kekantor lagi. Aku malu" Tatha.
"Kenapa kamu harus malu? Kamu justru harus kuat. Buktikan sama semua karyawan kamu kalau semua yang dituduhkan sama kamu itu gak benar" Bisma. Tatha menatap Bisma.
"Tapi Lidia sudah berbicara buruk tentang aku. Mereka semua juga jadi tau kalau kamu gak cinta sama aku. Aku malu bertemu mereka semua" Tatha. Bisma terdiam sejenak. "Aku udah gak mau ke kantor lagi" Tatha menggeleng. Bisma menatapnya.
"Baiklah, kamu yang minta untuk gak kekantor lagi. Mungkin lebih baik kamu memang istirahat dirumah dulu" Bisma. Tatha menangis dan mengangguk.
"Bis..." Tatha menggenggam erat tangan Bisma. Bisma tersenyum.
"Aku sudah bilang, aku akan coba" Bisma. Tatha meneteskan air matanya.
"Aku gak minta kamu lupain Maya, gak! Tapi belajar untuk menerima aku. Aku mohon!" Tatha.
"Iya" Bisma tersenyum dan mengusap punggung tangan Tatha dengan tangannya yang lain.
"Mama tau aku dirawat?" Tatha. Bisma menggeleng.
"Tolong rahasiakan dari mama. Kondisi kesehatan mama gak baik saat ini. Dia bisa panik kalau tau kamu dirawat di klinik" Bisma. Tatha mengangguk.
***
Reza dan Rafael berada diruang tunggu klinik. Awalnya hanya Rafael. Tapi Reza menyusul setelah bisa membujuk Lidia untuk pulang dan tidak membuat keributan lagi.
"Lidia benar-benar nekat za" Rafael.
"Gue udah peringatin, tapi dia memang keras" Reza.
"Lo suka sama Lidia, za?" Rafael. Reza meatap Rafael.
"Gila lo! Ya gak lah!" Reza.
"Tapi lo perhatian banget sama dia" Reza.
"Kenapa? Lo cemburu?" Reza.
"Gak lah, gue dulu emang suka sama Lidia, tapi gue gak bisa lagi suka sama dia sejak dia nolak gue pakai kata-kata kasar. Dia bilang gue gak sadar diri kalau gue gak pantas sama dia. Udah gue lupain sih sebenarnya, tapi setiap kali lihat dia, kebayang terus. Jadi agak ilfil gue sama dia" Rafael. Reza tertawa kecil.
"Lagian kan lo ada Yana. Gimana hubungan kalian?" Reza.
"Ya gitu. Dia masih harus selesaikan tugas akhirnya. Setelah lulus, dia akan kembali ke Indonesia" Rafael. Reza tersenyum.
"Intinya lo cuma harus percaya sama dia" Reza. Rafael mengangguk.
"Lo sendiri? Gak jadi deketin Fika?" Rafael.
"Oh jadi dong. Lagi usaha ni gue" Reza. Rafael tertawa kecil.
Bisma keluar dari ruagan Tatha. Rafael dan Reza berdiri dan menatap Bisma.
"Gimana?" tanya Rafael.
"Gak apa-apa kok. Tatha juga udah sadar. Kondisinya lebih baik dari tadi" Bisma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You 'Cuma Kamu Satu-satunya Bagi ku'
FanfictionBisma Karisma, anak tunggal keluarga Karisma. Memiliki wajah yang tampan, dan karir yang cemerlang, tapi punya masalah dengan urusan percintaan. Kisah kelamnya di masa lalu, membuat Bisma tak lagi mau mengenal cinta, sampai akhirnya, perjodohan menj...