Happy Reading J .....................
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Bisma sudah membakar album fotonya dengan Maya, beberapa bingkai foto dirinya dan Maya. Bahkan beberapa barang pemberian Maya saat dirinya berulang tahun juga sudah dibakar oleh Bisma. Tinggal satu foto yang masih dipegang oleh Bisma. Bisma menghela nafas menatap foto dengan gambar seorang gadis cantik yang tengah tersenyum. Itu foto Maya sendiri.
"May, maafkan aku. Yang aku lakukan ini demi kebahagiaan semua orang. Tatha benar, kamu mengorbankan diri bukan hanya demi aku, Tapi juga demi banyak orang dan demi kebahagiaan semua orang. Kamu berkorban agar aku bisa hidup lebih baik. Terimakasih untuk pengorbanan besar yang kamu lakuin untuk aku. Maafkan aku, tidak ada maksud untuk aku melupakan kamu, tapi aku harus belajar menerima kenyataan. Tuhan sayang dengan kita. Mungkin perpisahan adalah cara Tuhan untuk memberikan kita kebahagiaan masing-masing. Do'a kan aku, aku akan berusaha menjadi suami dan ayah yang baik untuk istri dan anak ku" Bisma tersenyum lirih. Tante Dian menatap Bisma dan tersenyum seraya mengusap air matanya yang menetes.
"Ayo bis, sudah malam juga. Kita belum makan malam" tante Dian. Bisma memejamkan sejenak matanya. Bisma hendak melepas foto Maya yang digenggamnya. Tapi seseorang menahannya. Bisma membuka matanya.
"Tidak bis, jangan hapus semua kenangan tentang Maya. Aku gak suka kamu lakuin itu" tante Dian mengernyitkan dahinya.
"Tatha..." lirih Bisma. Tatha tersenyum dan meraih foto Maya. Tatha menatapnya.
"Maya adalah perempuan paling berharga dalam hidup kamu setelah mama Dian. Dia perempuan kedua yang rela mengorbankan nyawanya, setidaknya itu sebanding dengan mama Dian yang sudah melahirkan kamu dengan bertaruh nyawa. Aku gak mau kamu menghapus kenangan tentang Maya" Tatha.
"Tatha! Jangan buat pendirian aku goyah. Kalau sampai kenangan tentang Maya masih terus ada sama aku, aku gak akan pernah bisa melupakannya, sampai kapanpun aku gak akan bisa" Bisma.
"Justru itu! Aku tidak mau merebut kamu dari dia dengan cara curang seperti ini. Membakar semua kenangan yang pernah ada, itu sama hal nya aku merebut kamu dari dia saat kalian tengah berbahagia. Aku tidak sejahat itu. Aku mau tau, seberapa besar dan seberapa kuat cinta kita. Jika kamu menghapus semua kenangan kamu dan Maya, tidak ada perjuangan dalam diri kamu untuk bisa terus berusaha menerima dan mencintai aku" Tatha.
"Tatha..." lagi-lagi Bisma hanya melirihkan nama Tatha. Tatha tersenyum.
"Biarkan foto Maya yang cantik ini, tetap kamu simpan" Tatha.
"Tatha! Kamu apa-apa sih nak? Sudah biarkan saja Bisma membakar foto itu" tante Dian. Bisma menatap tante Dian.
"Maaf ma, bukan maksud Tatha membantah mama. Tapi Tatha mau Bisma mencintai Tatha dan bisa menerima Tatha karena rasa cintanya sama Tatha benar-benar tulus dan kuat. Bukan karena terpaksa seperti ini. Bisma hanya akan hidup dalam kepura-puraan jika dia memaksakan diri melupakan Maya. Karena biar bagaimanapun kita membakar dan melenyapkan semua benda dan foto tentang Maya, Bisma tetap tidak akan bisa melupakan Maya, karena yang hilang dan terbakar itu hanya barang dan foto saja, bukan rasa nya" Tatha menatap Bisma.
"Karena yang seharusnya dibakar adalah perasaan sukanya, bukan kenangannya" lirih Bisma. Tatha tersenyum dan mengangguk. Bisma ikut tersenyum.
"Kamu bilang mau mencobanyakan? Aku akan terus menunggu" Tatha. Bisma meraih tangan Tatha dan digenggamnya erat.
"Jangan pernah lelah menunggu. Aku janji, aku akan segera datang untuk kamu" Bisma. Tatha tersenyum dan mengangguk. Tante Dian menatapnya dan tersenyum.
"Ya sudah, ayo masuk. Kita makan malam bersama" tante Dian. Bisma dan Tatha mengangguk. Mereka masuk kedalam rumah. Tatha menatap foto terakhir Maya yang tersisa, Bisma ikut menatapnya dan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You 'Cuma Kamu Satu-satunya Bagi ku'
FanficBisma Karisma, anak tunggal keluarga Karisma. Memiliki wajah yang tampan, dan karir yang cemerlang, tapi punya masalah dengan urusan percintaan. Kisah kelamnya di masa lalu, membuat Bisma tak lagi mau mengenal cinta, sampai akhirnya, perjodohan menj...