- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Rangga sedang berada di sebuah pusat perbelanjaan. Dia tampak mengambil semua barang yang menurutnya bagus. Rangga tidak memperdulikan angka yang tertera di setiap barang yang akan di belinya. Rangga hanya terus mengambil barang-barang yang dia inginkan.
"Baju, tas, sepatu, kacamata, dompet, topi, celana, aksesoris... Apalagi yang harus gue beli?" Rangga tampak berfikir. "Jam" Rangga meraih sebuah jam merek ternama.
Rangga merasa semua barang yang di inginkannya sudah terambil semua. Rangga segera menuju meja kasir untuk membayar. Seorang perempuan cantik sedang mengantri di meja kasir. Rangga tersenyum dan memotong antrian setelah orang yang selesai membayar meninggalkan kasir. Tentu saja perbuatan Rangga membuat kesal perempuan cantik yang sudah menunggu dari tadi dan mengantri.
"Hey! Lo punya sopan santun gak sih? Apaan main potong-potong antrian?" perempuan ini menarik pelan bahu Rangga. Rangga membalik badan dan menatapnya.
"Jangan belagu lo jadi cewek! Berani banget lo pegang-pegang gue? Kurang belaian lo?" Rangga berbicara keluar dari topik permasalahan.
"Jangan ngalihin pembicaraan ya lo! Gue mau lo ambil semua barang lo dan antri di belakang gue!" ujar perempuan cantik ini.
"Ngantri? Sorry ya, gue gak kenal kata antri" Rangga membalik badan dan menyuruh pegawai kasir menghitung total belanjaannya.
"Lo nyari ribut sama gue?" perempuan ini masih tidak terima dengan perbuatan Rangga. Rangga membalik badannya lagi dan tersenyum sinis.
"Lo bawel banget sih jadi perempuan? Mau gue tutup mulut lo sama uang gue?" Rangga.
"Sialan lo! Lo fikir gue cewek matre? Dasar buaya lo!" perempuan itu menunjuk wajah Rangga.
"Gue sebenarnya enek dengar ocehan dan lihat muka lo. Tapi karena lo itu perempuan, sorry! Gue gak main tangan sama perempuan. Jadi lebih baik lo diam dan berdiri yang manis disitu! Gak usah ngoceh berkepanjangan kayak kucing mau kawin" Rangga membalik badannya untuk mengetahui jumlah uang yang harus dia keluarkan untuk membayar belanjaannya.
Perempuan manis ini hanya diam dan menahan emosinya. Karena biar bagaimanapun, ini tempat umum, dia tidak bisa membiarkan dirinya melepas emosinya saat ini. Lebih baik mengalah! Itulah yang di fikirkannya saat ini.
"Total semuanya jadi dua puluh enam juta lima ratus rupiah mas" ujar kasir wanita di hadapan Rangga. Rangga meraba celananya untuk mengambil dompet.
"Loh! Dompet gue mana?" fikir Rangga. Rangga meraba-raba seluruh badannya. "Gila! Kemana dompet gue?" ujar Rangga.
"Kenapa lo? Buruan bayar! Gue juga mau bayar nih!" ujar perempuan yang tadi berdebat dengan Rangga. Rangga menatapnya kesal.
"Lo kan yang ambil dompet gue? Lo maling, kan?" Rangga langsung menuduh perempuan cantik itu sebagai maling.
"Gila lo! Bicara apa lo barusan? Maling? Lihat style dong bro" ujar perempuan ini.
"Halah, banyak bacot lo! Pasti lo maling kan? Lo tadi diam-diam narik dompet gue. Iya kan? Karena gak ada orang lain lagi di belakang gue selain lo" Rangga. Perempuan ini tertawa.
"Lo kalau gak punya uang gak usah sok-sokan belanja di mall deh. Pakai beli barang-barang mahal lagi. Jangan-jangan lo lagi yang penipu. Lo nipu dengan modus dompet lo hilang. Iya kan?" ujar perempuan ini. Rangga mengepalkan tangannya.
"Jangan asal bicara lo! Mana dompet gue? Siniin dompet gue!" Rangga menarik pergelangan tangan perempuan di depannya itu.
"Apa-apaan sih lo? Gue gak ambil dompet lo! Lo kalau penipu ya penipu aja, jangan nyalah-nyalahin gue!" ujar perempuan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You 'Cuma Kamu Satu-satunya Bagi ku'
FanficBisma Karisma, anak tunggal keluarga Karisma. Memiliki wajah yang tampan, dan karir yang cemerlang, tapi punya masalah dengan urusan percintaan. Kisah kelamnya di masa lalu, membuat Bisma tak lagi mau mengenal cinta, sampai akhirnya, perjodohan menj...