Bisma Karisma, anak tunggal keluarga Karisma. Memiliki wajah yang tampan, dan karir yang cemerlang, tapi punya masalah dengan urusan percintaan. Kisah kelamnya di masa lalu, membuat Bisma tak lagi mau mengenal cinta, sampai akhirnya, perjodohan menj...
Tatha memilih untuk beres-beres rumah. Tatha sudah membersihkan ruang tamu, ruang keluarga bahkan kamarnya dan Bisma. Tatha sekarang berada diruangan kerja Bisma. Tatha menggeleng melihat betapa berantakannya ruangan ini.
"Lembur sampai larut, wajar sih pas udah selesai main ditinggalin aja, udah capek mungkin" lirih Tatha. Tatha mulai menyusun berkas-berkas Bisma yang berserakan diatas meja kerjanya.
"Ini..." Tatha menatap selembar foto yang terselip diatara berkas-berkas Bisma. "Apa dia yang namanya Maya?" Tatha menatap selembar foto yang didapatnya. Tatha tersenyum "Cantik, wajar kalau Bisma tidak bisa lupa sama gadis secantik ini" Tatha tersenyum. Tes! Setetes air matanya jatuh membasahi foto yang dipegangnya. Tatha menghapusnya.
"Kok gue nangis sih?" Tatha menggeleng dan kembali meletakkan foto itu pada laci meja kerja Bisma. Tatha tersenyum miris melihat bingkai foto pernikahannya dengan Bisma yang terpajang dengan besar diruangan kerja Bisma ini.
"Bahkan foto sebesar itu gak akan berguna dan gak akan terlihat, karena yang Bisma inginkan hanya gadis yang ada diselembar foto kecil yang tersimpan dilaci meja kerjanya" Tatha tersenyum miris. Dia segera keluar dari ruang kerja Bisma.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Bisma duduk terdiam disamping batu nisan Maya. Bisma menggunakan kacamata hitam dan baju serba hitam. Bisma meletakkan sebucket bunga mawar diatas makam Maya.
"Selamat pagi sayang, aku datang" lirih Bisma. Bisma tersenyum dan mengusap batu nisan Maya. "Apa kabar kamu disana? Baik kan? Aku harap begitu. Aku minta maaf, karena terlalu sibuk, aku jadi lupa untuk lihat kamu kesini, kamu pasti sedih ya? Karena aku hampir saja lupa sama kamu?" Bisma mengusap-usap batu nisan Maya dan mengajak batu itu berbicara.
"Kamu taukan kalau aku sudah menikah? Ya, aku terpaksa menikah karena aku tidak mau mama sedih. Kamu pasti ngertikan sayang? Aku menikah bukan untuk melupakan kamu, tapi aku menikah demi kebaikan mama" Bisma tersenyum kecil.
"Kamu mau tau istriku ya? Nanti, suatu saat, jika dia mengerti keadaan dan posisi aku, aku akan bawa dia kesini, untuk kenal dengan kamu. Dia wanita yang baik, sama seperti kamu. Dia juga berasal dari keluarga yang baik-baik. Aku bahkan meyesal karena membiarkan wanita sebaik dia hidup bersama aku. Kenapa? Karena kamu tau kan? Hati aku udah mati, udah terkubur dalam bersama kamu disini" ujar Bisma lirih. Bisma memeluk batu nisan Maya.
"Kenapa may? Kenapa kamu harus pergi secepat ini? Kenapa kamu tinggalin aku?" Bisma meneteskan airmantanya. Air mata itu akan terlihat jika kacamata Bisma dilepas.
"Setiap yang hidup pasti akan mati, dan setiap jiwa yang mati, tidak akan pernah kembali lagi. percuma disesali, yang ditinggalkan harus bisa bertahan dan melanjutkan hidup bis" Bisma menoleh menatap Rafael dan Reza yang berdiri dibelakangnya.