[dua puluh dua]

4K 669 30
                                    

"Minna-san tolong jangan pulang dulu." Pintamu. Anggota kemudian mengerumunimu dan Yuko.

Hari ini Yuko akan menjadi manajer resmi Nekoma. Meski baru tiga hari menjalani pelatihan, tapi kau sudah yakin dengan Yuko. Pilihan yang tepat mengingat kemampuan Yuko dalam mengumpulkan informasi tim lawan dan menganalisis apa yang mungkin terjadi dan tidak, soal menganalisis, dia benar-benar mirip dengan Kenma.

Kau tengah menonton pertandingan voli eropa di ponselmu untuk menganalisis teknik dan kemampuan mereka.

"Yuko-chan, apa kau tahu smash ini?" Kau iseng bertanya pada Yuko.

"Kurasa itu smash drive, smash yang biasa dilakukan saat bola jauh dari net, saat meloncat spiker berada didekat bawah bola, hal ini berbeda dengan loncatan saat melakukan smash normal, bola akan bergerak dengan cepat dan tajam."

Kau terdiam. Yuko menatapmu, "Eh? Apa aku salah?"

Kau menggeleng, "Tidak, kau benar. Kau sangat lancar menjelaskannya..."

"Ah, sebenarnya dulu aku banyak menonton pertandingan voli karena diajak oleh orang tuaku. Aku tertarik pada voli dan mulai mengumpulkan informasi tentang voli. Ah, tapi masih belum terlalu banyak. A-Aku masih perlu berusaha lagi."

"Tapi tertulis di formulir keanggotaan, kau ini dulunya bermain voli juga kan?"

"Iya. Aku bermain voli saat SMP namun aku tak banyak membantu karena kemampuan fisikku yang payah."

"Mulai hari ini, Yuko-chan resmi menjadi manajer Nekoma." Kau memberikan seragam klub pada Yuko.

"Terimakasih banyak!"

"Mohon kerja sama untuk kedepannya!!" Anggota klub membungkuk 90°

"Aku akan berjuang demi klub voli Nekoma!!" Yuko balik membungkuk pada anggota klub.

"Yosh!! Dua manajer! Aku merasa Nekoma menjadi lebih kuat GAHAHA!"

* * *

Kau pergi ke rumah sakit untuk menemui kakakmu. Kau mampir ke minimarket depan rumah sakit untuk membeli beberapa makanan.

Kau berjalan ke rumah sakit dan menemukan Oikawa tengah berbincang akrab dengan ibumu di luar kamar kakakmu.

"Ibu?"

"Oh, (name). Kemarilah,"

"Ibu kenapa bisa bersama dengan Tooru?"

"Ibu yang mengajaknya kemari untuk menemanimu. Ah, ibu masuk dulu ya. Oikawa-kun tolong temani (name) ya."

"Baik, aku akan menemaninya." Ucap Oikawa sambil tersenyum.

Kau duduk bersama Oikawa di kursi di halaman rumah sakit.

"Apa maksudmu Tooru?"

"Maksud apa? Aku tak mengerti."

"Maksudmu kemari, kenapa kau bisa mengobrol dengan ibuku? Ah, kenapa kau bisa akrab dengannya? Kena-"

"(name)-chan selalu saja begini sejak dulu. Yahh, aku bingung harus mulai dari mana dulu." Oikawa mengusap tengkuknya.

"Jelaskan saja padaku, Tooru."

Oikawa tersenyum, "Beberapa hari setelah kita putus, ibumu menemuiku, dia meminta maaf telah berkata kasar dan mengusirku waktu itu. Dia juga bilang dia akan pergi ke Amerika untuk sementara waktu dan memintaku untuk menjagamu (name)."

"Aku sedikit kaget dan sebenarnya tak bisa menerima itu karena aku dan kau sudah tak memiliki hubungan apapun lagi. Namun, aku tak bisa menolaknya karena dia ibumu." Sambungnya.

"Jadi karena itu kau selalu mengusikku."

"Bukan mengusik (name). Aku hanya memastikan keadaanmu baik-baik saja."

Yang benar saja...

Oikawa kembali tersenyum dan menatapmu dengan lembut, "Tugasku sudah selesai di sini dan kau akan baik-baik saja setelah ini." Oikawa bangkit dari kursi dan berjalan meninggalkanmu.

"T-Tooru!" Kau mendekati Oikawa.

"Maafkan aku telah berkata kasar padamu, aku tahu itu pasti menyakiti hatimu kan? Maafkan aku ya."

"Kau salah. Aku yang menyakiti hatimu, melukai perasaanmu berkali-kali. Maafkan aku (name)." Oikawa langsung memelukmu erat.

"Tooru lep-"

"Kumohon, terakhir kali saja." Oikawa mengeratkan pelukannya.

* * *

"Hei (name)! Kemarilah!" Panggil Miyu.

"Hm? Ada apa?" Kau mendekat ke arah Miyu dan Rin.

"Hari ini Rin-chan akan menyatakan perasaannya pada seseorang." Ucap Miyu.

"Heee, benarkah? Siapa?" Tanyamu.

"Anak kelas sebelah." Jawab Miyu.

"Anak kelas sebelah ya, aku bertanya-tanya siapa laki-laki yang beruntung itu."

Rin tersipu malu, kau merangkul Rin. "Lihat siapa yang tersipu malu."

"Tapi aku benar-benar penasaran siapa laki-laki yang kau sukai." Ucap Miyu.

"Benar..benar, aku juga penasaran." Sambungmu.

"Kuroo-kun." Ucap Rin lirih.

DEG!

"Wah, kapten klub voli rupanya. Semangat kalau begitu." Ucap Miyu.

"Berjuanglah, Rin-chan!" Sambungmu.

* * *

Di gym masih sepi. Hanya ada Yuko, Tora, dan Kai.

"Senpai, masih ada bola voli di ruang peralatan, apa perlu kuambil?" Tanya Yuko.

"Iya, ambil saja." Jawabmu.

Kau berjalan kembali ke kelas untuk mengambil catatanmu yang tertinggal. Kau berjalan menuruni tangga kembali ke gym dan menemukan Rin tengah bersama Kuroo di samping gym.

Langkahmu menjadi pelan sambil memerhatikan keduanya. Rin terlihat tersenyum bahagia bersama Kuroo. Kuroo membalas senyuman Rin.

* * *

Kau membaringkan tubuhmu di kasur selepas mandi. Tak ada keinginan buatmu belajar malam ini. Terlalu malas untuk beranjak dari tempat tidur. Terlintas di pikiranmu saat Rin menyatakan perasaannya pada Kuroo. Keduanya terlihat bahagia.

Eh?

Air mata ini keluar begitu saja. Rin gadis yang baik dan penuh perhatian, Kuroo beruntung jika bisa bersama Rin. Mulutmu bisa saja bilang begitu. Tapi hatimu tak bisa berbohong.

Tapi entah kenapa rasanya sesak, air mata yang keluar semakin banyak. Kau menutup dirimu dengan selimut dan terlelap.


See you next!

Stripe || Nekoma [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang