Sejak kecil, aku selalu menghabiskan liburan musim panas di rumah kakek. Ibuku menitipkanku di rumah kakek bersama kakakku. Kakekku mengajari kami bermain voli. Pada akhirnya, kami selalu menghabiskan waktu dengan bermain voli di sana.
Aku mulai terbiasa dengan voli sejak itu, malahan, aku sangat menyukai voli. Kakek mengajariku banyak tentang voli, mulai dari teknik dasar permainan voli hingga strateginya. Bahkan ketika ibuku melarangku, aku tetap saja mempelajari banyak hal tentang voli secara diam-diam. Dari kakekku, dari buku, dari para pemain voli. Sering kali aku menonton pertandingan voli di ponselku ketika ibuku sudah tidur dan sesekali aku menonton pertandingan voli di gymnasium.
Kakekku bilang, permainan voli hanya dapat dimainkan bila semuanya terhubung. "Ingat (name), voli adalah permainan yang saling terhubung dan juga selama bola belum menyentuh tanah, maka permainan belum berakhir."
Kakekku mengajariku banyak tentang voli saat itu, hingga...
Plak!
"(name), kau ini seorang gadis! Kau tidak bermain di lapangan."
"Aku hanya.."
"Ibu tidak akan mengirimmu ke rumah kakekmu lagi mulai besok. Di sana kau hanya bermain-main dan tidak belajar."
"Masuk kamarmu sekarang, (name)."
* * *
"Lukisanmu, bagus (name)." Ibumu masuk ke kamarmu dan melihatmu tengah melukis.
"Ah, ini semua karena ibu membelikanku peralatan melukis, sayang jika tidak digunakan."
"Ibu senang kau menikmatinya." Ibumu mengelus rambutmu lembut.
"Ibu harap kau tidak berurusan dengan voli lagi," Ibumu memelukmu.
"Hm."
Aku tak tahu apa yang kulakukan ini salah. Aku membolos dari kegiatan klub seni hari ini. Aku berjalan menuju gym, mengintip dari pintu masuk.
Mau bagaimanapun juga, aku tetap menyukai voli.
"Apa yang kau lakukan di sini? Mengintip ke dalam gym diam-diam."
"Aku hanya ingin menonton mereka berlatih."
"Dasar..Masuk saja kalau begitu. Kau (name) bukan? Kita satu kelas. Aku Iwaizumi Hajime."
"Ah, aku (first name)(last name)."
"Kupikir ada apa Iwa-chan belum datang, ternyata sedang bersama gadis."
"Dia ingin menonton latihan voli."
"Benarkah? Kalau begitu masuk saja." Oikawa tersenyum padamu dan masuk ke dalam gym.
Kau masuk ke dalam gym mengikuti Oikawa dan Iwaizumi. Kau melihat Oikawa melakukan jump serve.
Hebat, pukulannya kuat.
"Datanglah ke sini lagi, (name). Pintu gym selalu terbuka untukmu." Ucap Oikawa.
"Pasti!" Ucapmu sambil tersenyum dan melambaikan tangan.
Dengan begini, aku masih bisa lagi dengan voli.
Setiap hari kau datang ke gym menonton klub voli berlatih, kau bahkan dekat dengan pemain voli Aoba Johsai. Sore itu, kau pulang bersama Oikawa.
"Kau begitu menyukai voli, tapi kau malah tidak ingin menjadi manajer resmi, kenapa?"
"Ibuku tidak suka aku berurusan dengan voli."
"Apa yang salah dengan itu?"
"Entahlah. Aku, sangat menyukai voli namun saat aku bilang begitu, ibuku marah besar. Saat masuk ke Aoba Johsai, ibuku melarang keras aku agar tidak masuk klub apapun selain klub seni."
"Ah, karena itu rupanya. Tapi pada akhirnya kau tidak menyerah pada dirimu sendiri dan tetap berurusan dengan voli, seperti sekarang."
"Kau benar, ibuku akan marah besar jika dia tahu soal ini."
"Soal kau menjadi manajer klub secara diam-diam? Atau soal kau menjadi pacarku?"
Kau terkekeh, "Keduanya mungkin."
Biar bagaimanapun, Tooru yang membuatku berurusan dengan voli lagi. Tidak, dia yang membantuku menjadi diriku, yang menyukai voli.
Namun, semua itu tidak bertahan lama. Ibumu melihat Oikawa mengantarmu pulang, dia marah besar ketika dia tahu Oikawa, pacarmu adalah seorang pemain voli.
"Katakan pada ibu, apa kau berurusan lagi dengan voli?"
Kau mengangguk pelan.
"Ibu sudah memperingatkanmu. Tapi kau tetap keras kepala. Anak macam apa kau ini?!" Ibumu hendak memukulmu namun tangannya dicekal oleh ayahmu.
"Jangan kasar pada putrimu!"
"Dia keras kepala, aku sudah memintanya untuk tidak lagi berurusan dengan voli tapi dia tetap nekat."
"Bukan begini caramu menyelesaikannya, tidak dengan memukulnya, dan kau tak bisa memaksakan kehendaknya, biarkan dia, dia menyukai voli, apa salahnya?"
"Apa salahnya? Dia hanya akan menjadi sepertimu!"
* * *
"Kau kelihatan tidak baik akhir-akhir ini, ada apa?" Tanya Yaku.
"Kulihat kau sedang banyak pikiran." Sambung Kai.
Kau menggeleng, "Aku baik-baik saja."
Kuroo datang dan duduk di sampingmu, "Kau sedang ada masalah?"
"Tidak. Aku baik-baik saja."
"Jika ada masalah, kau hanya harus bilang pada kami, kami akan membantumu sebisa kami." Ucap Yaku tersenyum lebar.
"Kalian...Terimakasih banyak."
See you next!
KAMU SEDANG MEMBACA
Stripe || Nekoma [END]
Fanfiction"Dengar, aku mendapat berita penting." ucap Tora serius. "Ada apa?" tanya Yaku. "Kita akan punya manajer wanita!" ucap Tora dengan keras. Nekoma dan seorang manajer wanita?Yuk intip kisah mereka! ❗ PERHATIAN ❗ -alur berantakan -typo bertebaran -ga r...