[dua puluh tiga]

4.5K 678 59
                                    

"(name)-chan ayo makan siang bareng." Ajak Rin.

"Eh...Kalian makan duluan saja, a-aku masih ada sedikit urusan di klub." (name) pergi meninggalkan Miyu dan Rin.

"Kenapa dia jadi aneh begitu ya?" Tanya Miyu.

Rin hanya diam saja, "Miyu-chan makan duluan saja ya." Rin kemudian berlari menyusul (name).

"He?! Kau juga? Ada apa dengan mereka?" Gumam Miyu.

(name) berpapasan dengan Kuroo, saling bertatapan sekilas dengannya dan kembali berjalan.

Rin yang di belakang (name) juga berpapasan dengan Kuroo, dia menyapa Kuroo dan lanjut menyusul (name).

"(name)-chan tunggu sebentar!" Teriak Rin.

(name) terkejut pasalnya pertama kalinya mendengar gadis kalem itu berteriak.

"Rin?"

Rin berjalan mendekati (name). Memegangi kedua lengan (name).

"Kau menghindariku?"

"M-Mana mungkin aku menghindari Rin." Jawab (name) sambil tersenyum.

Rin melepaskan tangannya dari (name). "Apa ini karena Kuroo?"

"Apa? Tidak! Tentu saja tidak."

Rin menghela napas dan tersenyum, "Aku ditolak."

(name) diam saja.

"Tapi penolakan itu tidak bisa kuterima karena Kuroo-kun bilang dia menyukai gadis lain. Tentu saja aku marah namun Kuroo-kun mengatakan kalau gadis yang disukainya itu (name)-chan sambil tersenyum. Aku pun juga tersenyum karena gadis yang disukai Kuroo-kun itu gadis yang luar biasa seperti (name)-chan."

Rin membisikkan sesuatu, "Aku akan selalu mendukungmu (name)-chan.

"Ternyata kalian berdua menyukai orang yang sama..Hah, pantas saja aku merasa aneh sejak awal..."

"Miyu?"

"Yo! Aku menguping kalian berdua dari tadi lho..dan juga.." Miyu langsung merangkul (name) dan Rin.

"Seharusnya kalian menceritakannya padaku! Jangan sembunyi-sembunyi begini!"

Kami bertiga tertawa bersama siang itu. Sahabat yang akan selalu mendukungmu. Yang bukan datang dengan segala kelebihannya namun yang tidak meninggalkan dengan segala kekurangan kita. Sahabat yang setia yang saling terbuka dan mengerti satu sama lain. Aku bersyukur bertemu kalian, terimakasih Rin, Miyu.

* * *

Hari ini latihan terakhir. Besok pagi kalian akan berangkat ke Sumida City Gymnasium.

"Kau terus saja tersenyum dari tadi? Apa ada sesuatu yang menarik?" Tanya Yaku.

"Tidak, aku hanya sangat bersemangat. Kalian juga kan?"

"Tentu saja! Aku sangat bersemangat!" Jawab Tora lantang.

"Kalau sangat bersemangat begitu, pergi latihan lagi sana." Ucap Kuroo.

"Gwahh, aku tak mau ditinggal sendirian. Terlebih lagi di ruang klub nanti." Ucap Tora.

"Ah benar juga, dulu kau pergi ke ruang klub sendirian dan berteriak keras karena melihat Kenma dengan rambut hitamnya." Ucap Yaku.

"Itu karena Kenma terlihat seperti hantu! Dia bermain game di ruang klub dengan keadaan gelap dengan rambut menutupi wajahnya. Dia terlihat seperti Sadako!"

"Jadi itu alasanmu memberi warna pirang pada rambutmu?" Tanyamu.

"Hm, begitulah." Jawab Kenma.

"Kepala puding." Sambung Kuroo.

"Eh, benar juga, terlihat seperti puding." Ucapmu memerhatikan Kenma.

Kenma hanya diam saja dan memasang wajah datarnya.

"Kalau rambut Kuroo-san itu seperti ayam kenapa ya?" Tanya Lev.

Yaku tertawa, "Kepala ayam."

Kau ikut terkekeh, "Kepala ayam."

Yang lainnya ikut tertawa bersama. Salah satu middle blocker terbaik di prefektur Tokyo itu hanya bisa pasrah dengan bedhead hairnya.

* * *

Tibalah harinya. Para pemain sudah bersiap di lapangan. Tak lupa Alisa Haiba, kakak Lev, ketua pemandu sorak Nekoma, Akane, dan juga Yuko yang sudah ada di kursi penonton.

Kakekmu memberi pengarahan sebentar kepada para pemain Nekoma.

"Kalian semua berjuanglah!"

Kau memberi tos kepada pemain nekoma yang pertama memasuki lapangan.

Permainan berlangsung dengan sengit. Kedua tim saling berebut angka.

Skip>>

Fukurodani menang dengan skor 2:0 dengan perolehan angka Nekoma vs Fukurodani 21-25/28-30

Tinggal satu kesempatan untuk menuju nasional. Kita harus menang kali ini. Kali ini Nekoma melawan Nohebi. Nekoma menang dengan skor 2:0 dengan perolehan angka Nekoma vs Nohebi 28-26/26-24.

Kemenangan itu menyisakan cedera pada kaki Yaku karena penyelamatan bola saat keluar lapangan.

Berakhir sudah pertandingan, Nekoma maju ke nasional sebagai perwakilan tuan rumah Tokyo. Berakhir pula perjalananmu bersama klub voli Nekoma. Tidak, aku tak sanggup dengan perpisahan tanpa pelukan.

See you next!

Stripe || Nekoma [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang