♤7

12.1K 1.3K 31
                                    

.

.

.

.

Juyeon mengendarai mobil nya dengan kecepatan normal, pria itu sangat fokus pada jalan. Juyeon menghentikan mobil nya saat lampu lalu lintas berubah merah.

"Tapi, bagaimana reaksi Sangyeon hyung jika aku menceritakan semua kejadian nya? Dia pasti akan menghabisi ku." Ucap nya yang tiba-tiba terpikirkan reaksi Sangyeon nanti.

Tak lama kemudian Juyeon kembali melajukan mobil nya saat lampu lalu lintas berubah menjadi hijau. Ia tak mau memikirkan reaksi Sangyeon dulu, kalau pun pria itu menghabisi nya hingga babak belur ia tidak peduli.

Itu memang pantas untuk nya bukan?

Asal jangan sampai ia merenggang nyawa saja, kalau ia mati bagaimana dengan istri dan anak nya? Atau setidaknya sebelum ia mati biarkan ia mendapatkan maaf dari pria cantik nya dulu, dan membahagiakan putra nya.

Juyeon tersenyum membayangkan bagaimana jika ia hidup bersama Hyunjae dan anak mereka. Menghabiskan waktu bersama di rumah, sembari bermain dan membantu Yeonjae belajar.

Lalu mereka akan piknik di akhir mingggu dan pergi liburan ke taman bermain ataupun ke luar negeri.

Bukankah akan sangat membahagiakan?

Ya, tapi itu hanya bisa terjadi jika Hyunjae dan Yeonjae sudah kembali ke dalam kehidupan nya.

Sangyeon mengepalkan tangan nya kuat-kuat, menahan diri untuk tidak meninju Juyeon yang kini menundukan kepala dalam.

Ya. Juyeon sudah menceritakan semua nya pada Sangyeon, dan benar saja pria itu hampir memukuli nya jika tidak mengingat mereka berada di tempat umum.

"Kau tau Juyeon, perilaku mu justru lebih buruk dari binatang." Ucap Sangyeon memberikan tatapan membunuh nya pada Juyeon.

Juyeon masih saja bergeming, pria itu tak bisa mengelak dan membela diri karena itu semua benar ada nya.

Hening.

Tak ada lagi yang bicara sampai Sangyeon terkejut saat mendapati tubuh teman nya itu bergetar.

Juyeon menangis?

"H-hyung, aku sangat menyesal, sungguh. Aku ingin memperbaiki semua nya, dan memulai nya dari awal." Suara Juyeon terdengar tercekat.

"Penyesalan memang selalu datang di akhir. Dan asal kau tahu, rasa nya aku ingin memukuli mu hingga tak sadarkan diri atau bahkan mati." Ucap Sangyeon dingin.

"Tapi aku tidak setega itu, bagaimana pun kau adalah teman ku." Lanjut nya lirih.

"Kita memang belum lama kenal, aku belum tahu banyak tentang mu, tapi yang harus kau tahu adalah aku sudah menganggap mu seperti adik ku sendiri." Jelas Sangyeon mengalihkan pandangan nya ke arah lain asal tak menatap Juyeon.

"Dan alasan ku memindahkan Hyunjae adalah karena aku percaya pada nya bisa bekerja dengan baik di kantor mu, dan aku percaya pada mu kalau kau dapat menjaga nya. Tetapi nyata nya di luar dugaan ku."

"Jujur saja, hubungan ku dengan Hyunjae memang lumayan dekat. Itulah mengapa aku mengizinkan nya membawa Yeonjae ke perusahaan. Dan saat aku minta alasan nya kenapa harus membawa anak nya ke kantor, dia mulai menceritakan segala nya. Tanpa menyebut nama si pria brengsek itu, yang tak pernah ku bayangkan jika itu dirimu." Lanjut Sangyeon kembali menatap Juyeon.

Juyeon masih diam belum berani membuka mulut nya.

"Jika kau masih ingin bersama Hyunjae dan anak kalian, berjuang lah. Buat dia kembali pada mu. Tapi maaf aku tidak bisa membantu, aku masih marah pada mu." Sangyeon bangkit dari kursi nya berniat pergi tapi Juyeon mencekal tangan nya.

DADDY ♤ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang