.
.
.
.
Dengan berurai air mata Hyunjae berjalan dengan cepat menelusuri lorong rumah sakit. Firasat buruk nya mengenai suami nya itu tidak salah, terbukti karena kini Juyeon masuk rumah sakit karena mengalami kecekalaan. Yeonjae yang berada di gendongan Hyunjae pun ikut menangis karena melihat sang ibu menangis.
Hyunjae berhenti di depan pintu kamar inap Juyeon, sedikit ragu untuk masuk saat mendengar suara seseorang di dalam sana.
Tapi rasa khawatir nya pada sang suami terlalu besar, mengumpulkan keberanian Hyunjae akhir nya mengetuk pintu. Seorang wanita paruh baya tersenyum lembut melihat Hyunjae lah yang datang. Kemudian mempersilakan pria cantik itu masuk kedalam.
Air mata Hyunjae kembali turun saat melihat Juyeon terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. Pria tampan itu sudah sadar dan sedang tersenyum ke arah nya.
Wanita paruh baya yang merupakan ibu dari Juyeon mengerti dengan situasi saat itu. Ia meminta agar Yeonjae ikut bersama nya dan Hyunjae bisa bicara dengan Juyeon.
Hyunjae mengucapkan terimakasih lalu menyerahkan Yeonjae pada ibu mertua nya. Namun sedikit sulit karena Yeonjae sempat menolak untuk ikut dengan Yena, ibu Juyeon.
Setelah kepergian Yena dan Yeonjae, Hyunjae langsung menghampiri Juyeon. Menatap tubuh besar itu yang kini terlihat lemah dan penuh luka. Hyunjae mengecup kening Juyeon yang terdapat perban disana, dengan air mata yang kembali meleleh.
"Hiksss... sudah ku bilang jangan pergi berarti jangan pergi! Begini kan akibat nya!" Ucap Hyunjae sambil menangis.
Juyeon tersenyum, tangan nya mengelus punggung tangan Hyunjae yang berada di genggaman nya.
"Maaf." Ucap pria itu pelan.
Hyunjae mengangguk lucu membuat senyum Juyeon mengembang. "Jangan terluka lagi." Hyunjae mengecup punggung tangan Juyeon yang terdapat selang infus.
"Kau juga, jangan menangis lagi." Lagi, Hyunjae mengangguk.
Hyunjae mengusap kepala Juyeon lembut sambil menatap dalam mata sang dominan. "Kau berhutang cerita padaku tentang ini." Ucap Hyunjae namun hanya di balas anggukan lemah Juyeon.
♤
Dilain tempat, tepat nya di kafetaria rumah sakit. Yena dan Yeonjae sedang menikmati makan siang mereka. Sambil bercerita yang di dominasi oleh Yeonjae, dan tertawa akibat candaan kedua nya. Yena sangat senang, cucu nya ini sudah tampan, pintar pula.
"Grandma, apakah daddy dulu nakal?" Tanya Yeonjae di angguki oleh Yena.
"Iya, grandma sampai kuwalahan mengurus daddy mu. Apa Yeonjae juga nakal?" Jawab Yena lalu bertanya.
Yeonjae meletakan sendok nya, tangan nya ia gunakan untuk menepuk dada nya yang ia busungkan sambil tersenyum bangga. "Maaf saja grandma, aku tidak nakal seperti daddy." Ucap nya membanggakan diri.
Yena tersenyum geli melihat tingkah menggemaskan cucu nya. Ia cubit kedua pipi Yeonjae dengan gemas. "Itu pasti, cucu grandma ini tidak mungkin nakal." Ucap Yena membuat senyum bocah itu semakin mengembang.
"Karena Yeonjae adalah anak baik, berarti Yeonjae harus menghabiskan sayuran itu." Lanjut Yena menunjuk piring si kecil. Yeonjae yang tadi nya tersenyum kembali lesu dan bersiap mengeluarkan aegyo agar tidak makan sayur.
"Tidak ada penolakan!" Ucap Yena tegas, Yeonjae dengan terpaksa akhir nya memakan sayur-sayuran itu.
"Oh ya grandma, kapan daddy Joel bisa pulang?" Yena mengernyitkan alis mendengar nama yang asing di telinga nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DADDY ♤ END
Fiksi PenggemarLee Hyunjae harus siap menghadapi sang anak yang terus menanyakan keberadaan sang ayah. Bukan tak ingin memberitahu keberadaan sang ayah, hanya saja Hyunjae tidak yakin kalau dia akan menerima anak mereka. Hyunjae hanya takut, kalau dia melukai putr...