♤9

10.8K 1.3K 115
                                    

.

.

.

.

Hyunjae dan Juyeon sudah duduk di kursi yang disediakan oleh panitia acara. Duduk tidak terlalu depan tapi tidak juga terlalu belakang.

Penampilan demi penampilan anak-anak lain begitu memukau membuat yang menonton ikut terhanyut dalam emosi.

Saat ini Naeun yang merupakan sahabat Yeonjae sedang menampilkan tarian di mini stage yang di hias dengan indah.

Anak itu menari layak nya khas seorang anak kecil, begitu menggemaskan.

Hyunjae meraca cemas di kursi nya, pikiran nya melayang pada Yeonjae yang sebentar lagi akan tampil.

Apa Yeonjae nya itu gugup?

Apa Yeonjae nya sudah siap?

Dan pemikiran seorang ibu lain nya.

Berbeda dengan Hyunjae, Juyeon justru sedang menahan emosi nya karena lagi-lagi ia masih mendengar ada yang menghina istri nya dengan sebutan yang sangat tidak pantas.

Juyeon menarik napas dalam lalu membuang nya. Ia harus bisa menahan emosi dan jangan sampai membuat keributan jika tak ingin Hyunjae kembali menjauh.

Juyeon menoleh pada Hyunjae disamping nya yang terlihat gelisah.

Dapat ia rasakan tangan pria cantik itu sedikit dingin karena gugup.

"Heyy... yang akan tampil Yeonjae bukan dirimu. Kenapa tangan mu yang menjadi dingin seperti ini." Ucap Juyeon di susul kekehan nya.

Hyunjae melepas tautan kedua dengan paksa tapi Juyeon dengan cepat kembali mengaitkan nya.

"Jangan dilepas!"

"Terserah." Jawab Hyunjae cuek.

Juyeon yang merasa kalau Hyunjae masih gelisah menarik tangan pria itu agar menghadap nya.

"Apa?" Tanya Hyunjae menatap Juyeon yang berjarak sangat dekat dengan nya.

"Tenangkan diri mu." Jawab Juyeon mengusap lembut pipi Hyunjae.

"Aku tak bisa." Juyeon tersenyum mendengar jawaban istri nya itu.

"Kenapa?" Tanya Juyeon lagi.

Hyunjae berdecak karena merasa kesal, "Kau terlalu banyak bertanya, Mr. Lee."

"Dan kau terlalu mengkhawatirkan sesuatu yang seharusnya tak kau khawatirkan, Mrs. Lee." Balas Juyeon.

"Hey.. dengar! Aku mengkhawatirkan anak ku, dan itu wajar."

"Tapi apa yang kau khawatirkan? Yeonjae itu ingin tampil di panggung bukan perang di gurun. Ia akan baik-baik saja." Juyeon berucap malas.

"Tapi---" Hyunjae ingin membalas ucapan Juyeon jika saja sang mc tidak berbicara.

"Woahhh, penampilan Naeun sangat bagus bukan? Berikan tepuk tangan untuk gadis cilik kita yang cantik ini."

Semua bertepuk tangan dengan meriah.

"Baiklah, kita ke penampilan selanjutnya yaitu Lee Yeonjae." Ucap sang MC lalu turun dari panggung.

"Tenanglah, anak kita itu hebat." Ucap Juyeon menenangkan Hyunjae.

Hyunjae hanya mengangguk kecil.

Yeonjae berdiri di panggung yang gelap, namun sebuah cahaya menyorot diri nya.

Yeonjae menatap ke arah Hyunjae dan Juyeon yang juga menatap nya.

"Kau pasti bisa!!" Juyeon mengepalkan tangan nya memberi semangat pada Yeonjae.

Ayah di mana engkau berada

Di sini aku merindukan mu

Mengiginkan untuk bertemu

Merindukan akan belaian mu

Kasih sayang mu selalu ku rindukan

Engkau selalu hadir dalam mimpi ku

Mimpi yang begitu nyata bagiku

Menginginkan engkau untuk kembali

Aku selalu mengharapkan engkau hadir

Menemani aku setiap hari

Menemani masa pertumbuhan ku

Untuk tumbuh menjadi besar

Tanpa engkau di sisiku

Tanpa engkau yang menemani Hari-hari ku

Riuh tepuk tangan menjadi tanda berakhir nya penampilan Yeonjae yang membacakan puisi tentang kerinduan pada sang ayah.

Hyunjae sudah menangis dalam pelukan Juyeon. Mata pria itu pun sudah memanas, tapi ia tak boleh menangis.


Sang MC kembali naik ke panggung, dengan mata yang berkaca-kaca.

"Woahh Yeonjae, kau benar-benar hebat." Puji sang MC, Yeonjae membungkukan badan nya berterimakasih.

Yeonjae melambaikan tangan nya pada Juyeon dan Hyunjae yang mengacungkan kedua jempol nya pada nya.


Hyunjae berlari menghampiri putra nya yang sudah turun dari panggung, memeluk dan menciumi anak nya.

"Anak mommy hebat, kau yang terbaik sayang." Ucap Hyunjae tulus penuh kelembutan.

"Terimakasih mom."

Juyeon yang semula hanya memperhatikan, ikut berjongkok.

Juyeon membawa Yeonjae kepelukan nya, air mata nya mengalir begitu saja mambasahi pipi nya.

"Daddy, Kau menangis?" Tanya Yeonjae karena merasa tubuh Juyeon bergetar.

Air mata Juyeon semakin banyak saat Yeonjae memanggil nya dengan sebutan daddy.

"Apa aku mengecewakan daddy, hingga menangis?" Tanya nya Yeonjae dengan polos nya.

Juyeon menggeleng cepat dan melepaskan pelukan nya pada Yeonjae.

"Tidak, justru daddy bangga padamu. Hingga menangis seperti itu." Jelas Juyeon.

Yeonjae terssenyum dan kembali memeluk Juyeon.

"Karena aku berhasil, apa aku boleh meminta hadiah?"

"Tentu saja, katakan apa yang Yeonjae ingin kan?" Tanya Hyunjae.

"Mommy, kembali lah pada daddy Juyeon."

Note : puisi nya aku ambil dari gugel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Note : puisi nya aku ambil dari gugel

DADDY ♤ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang