♤8

11.2K 1.3K 61
                                    

.

.

.

.

Selama di perjalanan Yeonjae yang berada di pangkuan Hyunjae tak henti nya bercerita tentang kegiatan sekolah nya, dan teman-teman nya dengan semangat.

Juyeon tersenyum dan sesekali menanggapi ucapan Yeonjae dengan tak kalah semangat.

Hyunjae yang berada di samping Juyeon tersenyum kecil, baru kali ini Hyunjae melihat anak nya sangat dekat dengan orang yang baru anak itu kenal.

Suasana di dalam mobil begitu hangat sebelum Yeonjae tiba-tiba membicarakan tentang ayah nya.

"Paman tahu, Yeonjae sangat rindu dengan daddy. Yeonjae belum sekali pun melihat wajah daddy yang kata mommy itu tampan." Juyeon melirik Hyunjae tersenyum kecil, yang dilirik malah mengalihkan pandangan nya ke arah lain.

"Yeonjae ingin bertemu daddy, ingin daddy mengantar aku ke TK seperti yang lain. Aku iri dengan mereka, bahkan ada anak yang pernah mengejek ku, kata nya aku tidak punya daddy." Ucap Yeonjae melirih, Juyeon diam tak tahu harus berkata apa.

"Kau pernah di ejek? Siapa yang mengejek mu? Katakan pada mommy, anak nakal harus dimarahi!!" Berbeda dengan Juyeon yang diam, Hyunjae yang mendengar ada yang mengejek anak nya menjadi marah. Hingga tak sadar meninggikan suara.

Yeonjae diam, menyalahkan diri nya yang keceplosan tentang teman yang mengejek nya.

Suasana di dalam mobil yang semula hangat menjadi dingin. Tak ada pembicaraan apapun lagi.

"Hikss.." Juyeon yang sedang menyetir menoleh sekilas ke arah Hyunjae yang tak sengaja mengeluarkan isakan.

Hyunjae menangis?

Yeonjae yang berada di pangkuan Hyunjae menangkup pipi sang ibu dengan kedua tangan kecil nya.

"Jangan menangis mommy, maafkan aku tidak pernah bercerita tentang hal itu pada mommy." Hyunjae menggeleng, lalu mendekap anak nya dengan erat.

"Tidak sayang, jangan meminta maaf. Ini bukan salah Yeonjae, ini semua salah mommy." Ucap Hyunjae sambil melirik Juyeon.

Juyeon yang menyadari itu, merasa hati nya sakit.

"Ya, ini semua salah ku." Inner Juyeon.

Hati Juyeon sakit melihat dua malaikat tersayang nya menangis seperti itu. Tapi, ia bingung harus melakukan apa karena jika ia mengaku pada Yeonjae kalau ia adalah ayah anak itu, Hyunjae akan marah besar pada nya.

Dan itu pasti akan semakin menyulitkan nya untuk mendapatkan Hyunjae kembali.

Sebelah tangan Juyeon terangkat mengusap bahu Hyunjae, tapi langsung di tepis oleh pria cantik itu.

Juyeon menghela napas, beralih mengusap lembut kepala Yeonjae.

"Yeonjae." Panggil Juyeon.

Yeonjae yang mendengar nya melepaskan diri dari pelukan Hyunjae.

"Iya paman?"

"Apa Yeonjae mau kalau paman menjadi daddy nya Yeonjae."

Entah apa yang ada di pikiran Juyeon hingga berani bertanya begitu. Megundang tatapan tajam Hyunjae yang sudah siap menusuk tubuh nya.

"Tentu saja mau, siapa yang tidak mau punya daddy seperti paman? Sudah baik, tinggi, tampan persis seperti pangeran." Jawab Yeonjae yang sudah kembali ceria.

Juyeon terkekeh, "Begitukah? Apa benar aku setampan itu?" Tanya Juyeon melirik Hyunjae yang mendengus karena sudah tau maksud pria itu.

"Iya paman. Kau benar-benar tampan, iya kan mom?" Tanya Yeonjae pada Hyunjae, persis seperti yang di harapkan Juyeon.

"I-iya." Jawab Hyunjae, Juyeon tersenyum menang dan dapat ia lihat semburat merah tercipta di pipi Hyunjae, membuat nya semakin cantik.

"Paman kan tampan, cocok sekali dengan mommy yang cantik. Tapi jika paman menikahi mommy, bagaimana dengan daddy ku." Hyunjae melebarkan mata nya kaget dengan ucapan putra nya.

Sementara itu Juyeon menyeringai, "Tenang saja sayang, biar itu menjadi urusan paman."

"Woahh.. kalau begitu, apa aku boleh memanggil paman dengan sebutan daddy dari sekarang?" Tanya Yeonjae dengan mata berbinar.

"Ti---"

"Tentu saja, Yeonjae bisa memanggil paman daddy dari sekarang." Jawab Juyeon memotong ucapan Hyunjae yang ia tahu pasti berisi penolakan.

Hyunjae merutuki diri nya sendiri yang tak pernah bisa menang melawan Juyeon dan Yeonjae.

Keluarga kecil itu memasuki TK dengan Yeonjae yang berada di antara Juyeon dan Hyunjae.

Para tamu yang sudah datang menatap ketiga dengan berbagai macam tatapan. Ada yang menatap nya senang ada juga yang menatap nya tak suka.

"Eoh! Apa dia kekasih gelap mu yang lain nya, seingat ku kau bersama pria lain saat terakhir kali kesini." Ucap tiba-tiba seorang wanita pada Hyunjae.

Hyunjae yang sudah terbiasa hanya tersenyum kecil menanggapi nya.

Berbeda dengan Juyeon yang sudah mengepalkan erat tangan nya, jika ia tidak mengingat orang yang sudah berani menghina istri nya adalah seorang wanita. Sudah ia pastikan tangan nya akan mendarat dengan mulus di wajah orang itu.

"Maaf nyonya, tolong jaga ucapan mu. Jangan asal bicara jika tidak mengetahui apapun." Juyeon angkat bicara, wanita itu tersenyum remeh.

"Bukan kah memang fakta jika dia adalah pria murahan." Ucap wanita itu kemudian berlalu pergi.

"KAU!!!" Hyunjae buru-buru menahan Juyeon yang sudah diliputi amarah.

Pria cantik itu mengusap bahu Juyeon berusaha menenangkan nya.

"Sudah Juyeon, tak enak kita menjadi perhatian yang lain." Hyunjae berucap lembut.

"Tapi dia menghina mu." Lirih Juyeon.

Hyunjae hanya menggelengkan kepala nya.

Juyeon membawa Hyunjae kedalam dekapan nya, menyandarkan kepala Hyunjae di dada nya.

Hyunjae hanya diam dan membalas pelukan Juyeon. Untuk saat ini memang inilah yang ia butuhkan, rasa tenang dan aman.

Dan itu hanya bisa ia dapatkan di dalam dekapan suami nya.

"Jangan dengarkan mereka yang menghina mu, aku akan melindungi mu dan Yeonjae dari orang seperti nya."

Selalu seperti itu, Juyeon adalah malaikat pelindung nya.

♤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DADDY ♤ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang