.
.
.
.
Hyunje memasuki apartemen nya dengan wajah lelah karena menangis, belum lagi mata sembab nya yang sangat kentara. Yeonjae pasti akan menyakan keadaan sang ibu yang terlihat kacau itu, dan ia harus mempersiapkan jawaban logis agar anak nya tak bertanya banyak.
Hyunjae melangkah menuju dapur, mungkin soda dapat sedikit menenangkan dirinya.
"Hyung meminum soda?" Hyunjae menoleh pada Chang Min yang sedang berdiri di pintu dapur.
Memang tadi ia meminta tolong pada sepupu nya yang bernama Chang Min untuk menjemput Yeonjae dan menemani anak itu di rumah.
"Hanya sesekali." Jawab Hyunjae lalu melempar kaleng soda nya yang sudah kosong ke tempat sampah.
Chang Min mendudukan diri nya di kursi meja makan, memperhatikan wajah Hyunjae yang sedikit membengkak.
"Hyung habis menangis ya?" Tanya pria itu.
Hyunjae tidak menjawab, pria itu hanya tersenyum simpul.
Hening.
Tak ada lagi yang berbicara. Hyunjae masih dalam perasaan kalut nya dan Chang Min yang takut salah bertanya pada hyung nya itu.
"Oh ya, dimana Yeonjae?" Hyunjae baru sadar jika ia belum melihat dan mendengar suara sang anak.
"Yeonjae sedang tidur hyung, mungkin ia lelah sehabis bermain." Jelas Chang Min. Hyunjae hanya mengangguk.
"Hyung, kau di pindahkan kan? Bagaimana rasa nya bekerja disana? Apa menyenangkan?" Tanya Chang Min membuat Hyunjae kembali mengingat pertemuan nya dengan Juyeon tadi.
Chang Min memperhatikan hyung nya dirasa tak mendapat jawaban apapun dari Hyunjae.
Belum lagi ekspresi nya yang terlihat berbeda.
Apa ia salah bicara? Pikir Chang Min.
"Eoh, maafkan aku hyung bertanya terlalu banyak." Hyunjae melirik Chang Min yang tersenyum canggung.
Hyunjae menggelengkan kepala nya. "Chang Min-ah."
"Ne?"
"Dia kembali. Si brengsek itu kembali, hikss..." Runtuh sudah pertahanan yang ia buat selama bertahun-tahun agar tidak bersedih jika Juyeon kembali menemui nya.
Chang Min yang mengetahui siapa yang Hyunjae maksud, beranjak dari kursi lantas menghampiri Hyunjae dan memmeluk hyung nya itu.
"Tenang lah hyung, aku akan membantu mu agar ia tak berani mengganggu hidup hyung lagi." Hyunjae semakin menangis keras di pelukan Chang Min.
"Tapi bagaimana dengan Yeonjae? Ia selalu menanyakan daddy nya--"
"Daddy?" Suara khas anak kecil memotong ucapan Hyunjae.
Dua orang dewasa disana terkejut dan panik mendapati Yeonjae yang sedang berdiri di ambang pintu dapur dengan wajah sumrigah mendengar Hyunjae menyebut kata 'daddy'. Ia takut sang anak mendengar percakapan mereka.
Yeonjae menghampiri Hyunjae dan meminta untuk di pangkuan ibu nya.
"Mommy menangis?" Tanya si kecil mengusap pipi Hyunjae yang masih terlihat jejak air mat disana.
"Tidak sayang, mata mommy hanya terkena debu tadi di luar." Hyunjae beralasan, Yeonjae mengangguk dengan polos nya.
"Lain kali hati-hati mom. Dan tadi mommy bilang daddy, apa daddy akan segera pulang?" Tanya nya semangat, Hyunjae terdiam begitu pula Chang Min.
"Ma-maaf sayang, tapi daddy mu belum bisa pulang. Begitu kan hyung?" Jawab Chang Min selembut mungkin.
Hyunjae hanya mengangguk kaku menanggapi nya.
Baik Hyunjae maupun Chang Min tak kuat melihat mata indah Yeonjae yang tadi nya memancarkan keceriaan kini terlihat sedih.
Mata itu jelas memberitahu nya bagaimana dirinya sangat bersedih.
"Tapi besok adalah hari pentas di TK, apa daddy benar-benar tidak mempunyai waktu untuk menonton ku tampil?" Ucap Yeonjae dengan suara nya yang tercekat karena menahan tangis.
Hyunjae memeluk anak nya erat, menyembunyikan air mata nya yang kembali turun.
Andai anak itu tahu, seberapa tidak di inginkan nya dia oleh sang ayah dulu. Bahkan sang ayah tega berencana membunuh nya sewaktu masih di dalam kandungan.
Apa anak nya ini masih akan tetap mencari ayah nya dan merengek untuk bertemu atau malah sebalik nya?
"Yeonjae tidak usah sedih, besok kan mommy akan datang, paman Chang Min juga kan?"
Chang Min mengangguk, "Tentu saja, jadi Yeonjae tidak usah sedih ya."
Anak itu hanya diam, dengan pandangan kosong nya.
Jahatkah Hyunjae, menutupi keberadaan Juyeon dari Yeonjae?
♤
Juyeon mengacak rambut nya frustasi, Hyunjae pasti tidak akan pernah sudi memaafkan nya.
Juyeon menatap lockscreen ponsel nya yang manampilkan foto nya dengan Hyunjae tujuh tahun lalu.
Pria tampan itu sungguh menyesal telah membuat orang yang di cintai nya meninggalkan nya hanya karena ia tidak ingin memiliki anak. Dengan alasan ia tidak menyukai anak kecil.
Tapi bukan itu, yang lebih tepat nya adalah ia yang berniat membunuh anak nya saat masih berusia satu bulan di kandungan. Dengan memasukan obat penggugur kandungan kedalam minuman sang istri. Eoh! Masih boleh kah ia menyebut Hyunjae istri nya.
Beruntung saat ini janin di dalam kandungan Hyunjae kuat dan dosis yang di berikan pada nya rendah sehingga janin nya masih selamat tapi hanya lemah saja.
Pria cantik itu pasti trauma dan takut Juyeon kembali melakukan hal yang sama pada anak mereka dan akan membuat nya kehilangan calon bayi nya.
Akhirnya Hyunjae bertekad untuk memilih meninggalkan Juyeon, tak mempedulikan perasaan nya yang sangat mencintai suami nya.
Karena bagi pria cantik itu keselamatan anak nya adalah yang utama.
Juyeon membuka menu panggilan di ponsel nya, dan segera mendial nomor orang yang memindahkan Hyunjae ke kantor nya.
"Hallo Sangyeon hyung, aku butuh bantuan mu."
"......"
"Kita bertemu di tempat biasa ya hyung."
"....."
Pip
Panggilan terputus. Juyeon bangkit dari lantai lantas meraih jas nya di kursi.
Merapikan penampilan nya sebelum menemui Sangyeon.
"Hyunjae, Aku janji akan memperbaiki semua nya lalu membuat mu kembali pada ku. Dan juga Yeonjae, tunggu daddy mendapatkan kembali hati mommy mu dan setelah itu kita akan hidup bahagia bersama."
♤
KAMU SEDANG MEMBACA
DADDY ♤ END
FanficLee Hyunjae harus siap menghadapi sang anak yang terus menanyakan keberadaan sang ayah. Bukan tak ingin memberitahu keberadaan sang ayah, hanya saja Hyunjae tidak yakin kalau dia akan menerima anak mereka. Hyunjae hanya takut, kalau dia melukai putr...