Selamat membaca
___mohon maaf jika ada typo ___
🍁
Matahari telah menampakkan sinarnya sejak dua jam yang lalu, kini panasnya mulai menyengat kulit. Upacara hari senin sudah selesai sejak sejam yang lalu. Tapi, Janu masih berdiri di tengah lapangan dengan beberapa siswa lainnya karena tidak memakai atribut lengkap.
Saat ini laki-laki itu hanya menggunakan seragam kusut dengan celana abu yang sedikit ketat. Lalu, jangan lupakan bed kelas dan lokasi yang di pasang seadanya dan ikat pinggang yang bukan berasal dari sekolahnya.
Pak Teguh yang melihat itu hanya menghela nafas. "Kamu ini niat sekolah tidak, Janu?! Lihat seragam kamu itu, persis kayak anak jalanan."
"Kalau saya gak niat sekolah mah, gak mungkin saya bakal berdiri di sini, Pak," ucap Janu yang di hadiahi pelototan oleh Pak Teguh.
"Kali ini kalian bapak bebaskan, tapi ingat, segera lengkapi atributnya terutama yang kelas 11 dan 12," jelas Pak Teguh.
"Iya, Pak," jawab Janu dan yang lainya.
"Sana masuk kelas, awas ada yang malah mampir ke kantin. Siap - siap kena hukuman."
Para siswa itu mengangguk dan mulai membubarkan diri menuju kelas masing-masing.
Kelas XI IPS 1
Janu sedikit melongok ke dalam kelas, lalu bernafas lega ketika ternyata Bu Reta belum memasuki kelasnya.
"Tumben cepet balik ke kelas?" tanya Rudi - teman sebangkunya - ketika Janu baru saja duduk di kursinya.
"Gak tau. Pak Teguh moodnya lagi bagus kayaknya," jawab Janu.
"Hari ini ada ulangan Sejarah, lo belajar gak, Jan?"
"Lo salah nanya si Janu, Rud, udah pasti dia gak belajar," celetuk Dean dari samping.
"Iya gak belajar, tapi nanti tiba-tiba nilainya di atas gue. Gue gak paham, kerjaan si Janu cuma cabut atau gak tidur di kelas, tapi pas ulangan atau quis dadakan, nilainya pasti lumayan," tutur Rudi.
"Lo pake pelet apa sih? Bagi - bagi tips kek," lanjutnya.
Janu hanya terkekeh. "Gue punya cara sendiri lah. Lagian gue juga mikir kali, masa muka ganteng, tapi otak gak ada, buat apa?"
"Lo nyindir gue?" Dean mendelik.
"Ya yang merasa aja sih."
"Sialan!" Dean melempar Janu dengan gumpalan kertas yang di buatnya.
Janu baru saja akan balas melempar, tapi Bu Eni sudah lebih dahulu masuk ke dalam kelas dengan kertas ulangan yang berada di tangannya.
🍁
Deankmprt
Cepetan ke taman belakang! si Junedi berantem.Setelah membaca pesan dari sahabatnya itu, Janu langsung bergegas menuju taman belakang. Dan sesampainya di sana, ia melihat Juna sedang memukuli seseorang yang sudah terkapar di tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fakboy Alim
Teen Fiction[ Sudah terbit ] [ PART TIDAK LENGKAP ] Cerita ini pernah di ikutkan dalam event #35 part challenge ramadan series Best cover by eci_graphic [ Teenfiction - spiritual ] "Gue maunya jadi imam di hidup lo aja, gimana? _________ Si trouble maker dan fa...