FA 8 || Peringatan

1.7K 211 30
                                    

Selamat membaca

___mohon maaf jika ada typo___

🍁

Pagi ini, siswa SMA Merdeka di hebohkan dengan kejadian dimana datangnya seorang  Janu Mahendra bersama Nadia Kalima - Wakil Ketua Osis SMA Merdeka. Bisik - bisik tetangga mulai terdengar sepanjang menuju parkiran.

Bagaimana tidak heboh, Nadia pernah menolak Janu di hadapan siswa SMA Merdeka saat MOS berlangsung dan menyatakan bahwa dirinya tidak akan pernah mau dekat apalagi jatuh cinta pada seorang fakboy seperti Janu. Namun, pemandangan yang di lihat sekarang membuat para siswi terkejut dan terheran - heran.

"Eh, bukannya Kak Nadia lagi deket sama Alfi ya? Kok malah bareng sama Janu?"

"Mereka deket? Wah gila-gila!"

"Nadia jatuh juga pada pesona Janu."

"Pesonanya emang gak di ragukan lagi emang."

Begitulah bisikan - bisikan tetangga yang terdengar.

Sesampainya di parkiran, Nadia langsung turun dari motor milik Janu.

"Thanks, Jan. Gue langsung ke kelas ya, panas kuping gue kalau di sini," ucap Nadia.

Janu terkekeh. "Baikan nih kita ceritanya sekarang? Ciee...."

"Sialan lo! Ini terpaksa kali. Udah ah, gue ke kelas. Penggemar lo ngamuk nanti." Nadia melangkahkan kakinya meninggalkan parkiran.

Bisik - bisik tetangga masih terdengar, Janu memilih untuk menulikan telinganya. Orang - orang selalu menyimpulkan sesuatu berdasar pendapat sendiri, tanpa mau mencari tahu yang sebenarnya. Padahal kejadian yang sebenarnya adalah Janu hanya menawarkan bantuan pada Nadia untuk berangkat bersama karena ban mobil Nadia yang pecah di tengah jalan.

Setelah membenarkan jaketnya, kakinya langsung melangkah meninggalkan parkiran.

____

Semenjak Kayana yang memintanya untuk menjauh, Janu jadi mempunyai satu kegiatan yang kini sering di lakukannya saat istirahat. Yaitu, duduk di bawah pohon besar yang berada di sisi lapangan. Posisinya yang menghadap ke arah masjid sekolah membuat ia bisa melihat siapapun yang lewat atau masuk ke dalamnya. Dan yang di lakukan Janu adalah memperhatikan  anak - anak Rohis perempuan yang sedang melipat mukena masjid lebih tepatnya sih memperhatikan Kayana.

Janu mengakui kalau dirinya sudah jatuh hati pada sosok Kayana sejak pandangan pertama. Debaran itu terkadang masih di rasakannya, namun kini di serta sakit karena cintanya yang harus berakhir bertepuk sebelah tangan.

Ia tahu mungkin ini salah, jatuh hati pada sosok yang bahkan sifatnya jauh berbanding dengan dirinya sendiri, Janu sangat sadar diri. Tapi, semua yang terjadi sekarang ini bukan kehendaknya.

"Gak ibu gak anak sama aja tukang perebut!"

Suara itu mengalihkan perhatian Janu. Ada Alfi yang berdiri tak jauh sambil menatap tajam ke arahnya.

"Maksud lo apa?" Janu berdiri, emosinya bergerak ketika ada yang membawa nama mamanya.

"Gak usah pura-pura gak tau lo! Lo sama mama lo itu bisanya cuma ngerebut punya orang lain! Sampah!"

Janu langsung menarik kerah Alfi, mencengkramnya dengan kuat. "Jangan bawa - bawa nyokap gue anjing!"

"Perempuan yang lo sebut mama itu udah ngerusak keluarga gue! Dia udah selingkuh sama bokap gue dan bikin mama gue sakit sekarang! Puas lo?! Emang dasarnya udah murah--

Fakboy Alim Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang