FA 2 || Plester Luka Beruang

3.1K 330 57
                                    

Selamat membaca

___mohon maaf jika ada typo ___

🍁


Pukul setengah delapan malam. Seorang perempuan terlihat berjalan dengan tergesa. Ia ingin sampai dengan cepat ke rumah, melewati jalan dengan lampu remang - remang seperti ini cukup menakutkan. Kalau tau seperti ini lebih baik tadi ia memilih untuk memutar saja.

Kayana, gadis itu baru saja akan berbelok ketika indra pendengarannya mendengar sebuah suara - suara orang sedang memaki dan memukul di salah satu gang. Ia ingin abai, tapi melihat ada beberapa motor yang terparkir tak jauh dari depan gang tersebut membuat rasa penasarannya muncul. Sepertinya sedang terjadi sesuatu. Kakinya melangkah pelan mendekati gang tersebut, suara - suara itu semakin terdengar jelas.

Dan apa yang di lihatnya sekarang benar-benar membuatnya terkejut. Ada sekitar tiga orang laki-laki terlihat sedang memukuli seseorang. Ia tidak bisa melihat jelas siapa, tapi yang pasti orang itu adalah laki-laki juga.

"Ini pelajaran buat lo biar gak merasa sok. Satu lagi jangan deket - deket sama Putri, dia cewek incaran gue."

Setelah mengatakan itu, ketiga laki-laki itu langsung pergi. Kayana yang melihat itu langsung saja bersembunyi di balik sebuang tong sampah besar.

Setelah suara deru motor yang menjauh, Kayana keluar dari tempat persembunyiannya. Masih ada satu motor yang tersisa, itu pemiliknya pasti laki-laki yang di keroyok tadi.

Sempat berpikir untuk pura-pura tidak peduli, tapi mendengar suara rintihan tertahan itu membuat hatinya iba. Bagaimana kalau laki - laki itu nanti mati?
Lalu arwahnya bergentayangan karena Kayana memilih untuk pergi. Itu tidak lucu sama sekali.

Akhirnya setelah perdebatan batin, kakinya melangkah masuk ke dalam gang, mendekati laki-laki itu. Wajahnya tertunduk, terdengar makian pelan dari mulutnya.

"Mas, perlu bantuan?" Laki-laki itu mendongakan kepala.

"Eh," Kayana merasa tidak asing dengan wajah laki-laki penuh lebam ini. "Ka-kamu Janu?!"

Laki-laki itu terkekeh pelan. "Kita ketemu lagi ternyata, apa jangan - jangan jodoh ya? ."

"Aku telfonin ambulans, ya? Takutnya kenapa - napa nanti." Kayana memilih untuk mengeluarkan ponselnya. Melihat dari lebam di mukanya, sepertinya tidak mungkin Kayana menolong laki-laki ini sendirian, apalagi dia perempuan.

"Gak usah, gue pinjem ponsel lo aja." Janu terbatuk pelan, berusaha menahan sakit di bagian dadanya yang tadi sempat terkena tendangan.

"Tapi...." Kayana terlihat ragu, tapi akhirnya memberikan ponselnya kepada Janu.

"Halo, ini gue. Jangan banyak bacot cepetan dateng ke gang deket komplek Permata Indah."

Sepertinya Janu menelepon temannya untuk meminta bantuan.

"Bawa sekalian si Juna. Jangan banyak lama, gue tunggu lima menit."

Setelah mengatakan itu, Janu langsung Memutus panggilannya. "Nanti gue ganti pulsanya, lo tenang aja."

"Temen gue bentar lagi dateng ke sini, mending sekarang lo pulang aja," lanjut Janu.

"Gak usah. Aku tunggu sampai temen kamu datang aja." Kayana tidak mungkin meninggalkan orang yang sedang kesakitan begini, ia masih punya hati.

"Cuma di keroyok tiga orang, gue gak segampang itu bakal mati lah."

"Nyawa itu di tangan Allah, siapa yang tau kan."

"Gue seriusan gapapa. Perempuan jam segini masih di luar itu bahaya."

Kayana menghela nafas pelan, lalu akhirnya mengangguk. Tangannya meraba saku seragamnya, lalu menyodorkan sebuah plester luka bergambar beruang. "Nanti di pake."

"Thanks." Janu tersenyum tipis.

Kayana akhirnya berdiri, merapihkan seragamnya. Pikirannnya berkecamuk; tetap di sini sampai teman Janu datang atau pulang karena orang tuanya pasti sudah khawatir.

"Pulang aja, orang tua lo lebih penting." ucapan Janu membuyarkan lamunannya.

"Ya udah, maaf aku gak bisa bantu banyak."

"Hati - hati ya. Gue bakal ngerasa bersalah kalau bidadari kayak lo sampe lecet gara - gara gue."

Kayana hanya geleng - geleng kepala. Di saat kondisi seperti ini masih aja membual.

"Assalamualaikum," pamitnya.

"Waalaikumsallam."

Kayana melangkahkan kakinya keluar dari gang itu. Ia hanya berharap laki-laki itu akan baik-baik saja. Dan kehidupannya besok di sekolah akan tetap baik-baik saja. Dan Janu - laki-laki itu melupakan insiden ini dan pura-pura tidak mengenalnya.

🍁

Dean dan Juna memapah tubuh Janu masuk ke dalam rumah. Bukan rumah Janu, tapi rumah Dean. Laki-laki itu tidak mau membuat resiko jika memilih pulang ke rumah dengan keadaan seperti ini.

"Lo kenapa bisa di keroyok sampe babak beluk begini, Jan? Parah, untung kagak mati lo," ucap Juna.

"Biarin gue duduk dulu, kampret!"

Janu sedikit meringis kesakitan ketika dua sahabatnya itu mendudukannya di sofa. Bukan hanya di bagian wajah, tapi perut dan dadanya juga terasa ngilu karena tadi sempat beberapa kali mendapat tendangan.

"Biar gue yang ambil kotak P3Knya, bentar, jangan mati dulu lo." Juna melangkahkan kakinya menuju dapur.

"Emang laknat si Junaedi."

"Pasti gara-gara cewek, ya, kan?"

Janu hanya mendengus. "Gue gak tau si Putri udah ada gebetan."

"Makan azab tuh, makanya jangan serakah jadi laki."

"Lo juga sama aja ya, anjing! Malah ngatain gue."

Berniat untuk pergi ke rumah Juna. Janu malah di cegat oleh beberapa motor, salah satu dari mereka langsung menariknya turun dari motor. Perlawanan yang di berikannya ternyata sia - sia dan berakhirlah ia dengan keadaan babak belur seperti ini.

Janu langsung teringat dengan gadis yang memberikan Plester bergambar beruang padanya.

Tangannya meraih saku jaket dan lagi Janu tersenyum.

Di tengah remangnya lampu gang, akhirnya ia bisa melihat dengan jelas wajah gadis itu; pipi sedikit chubby, bibir mungil, dan bulu mata yang lentik.

"Pelan - pelan, kampret!" Janu menepis tangan Juna yang sedang membersihkan luka di ujung pelipisnya.

"Lo ngapain senyum - senyum coba. Gue masih normal ya, Jan, jangan abis di keroyok gini lo malah belok."

"Najis gue senyum ke lo. Obatin aja yang bener, yang ikhlas."

"Bacot!"

Malam itu, Janu memilih mengistirahatkan dirinya di rumah Dean.

Plester luka bergambar beruang sudah menempel di dahinya.

Dan Janu tidak menyesal memakainya.

🍁


Assalamualaikum, gimana? Tetep semangat ya puasanya ✊

Vote dan komennya di tunggu ya.
Kritik dan saran juga 😊

Merkubear ❤️

Fakboy Alim Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang